Flu Burung Terus Menyebar ke Seluruh Dunia, Mengancam Stok Persediaan Unggas

Bryan Jung

Penyakit ini sangatlah mematikan bagi unggas, sehingga seluruh kawanan unggas sering kali dimusnahkan meskipun hanya ada seekor unggas yang dinyatakan positif.

Virus yang ditularkan melalui unggas ini telah menyebar untuk pertama kalinya ke beberapa spesies burung liar yang dapat menularkan virus ke unggas, demikian ungkap para dokter hewan dan ahli penyakit kepada Reuters dalam sebuah wawancara eksklusif.

Para ahli medis sekarang memperingatkan bahwa penyakit ini merupakan masalah sepanjang tahun, karena para peternak unggas berjuang untuk melindungi kawanan unggas mereka.

Tampaknya jenis unggas air seperti bebek dan angsa kini dapat membawa flu burung tanpa terlihat sakit dan dengan mudah menularkannya kepada unggas peliharaan seperti ayam dan kalkun, kata para ahli.

Burung liar terutama berperan dalam penyebaran virus dan dapat membawa penyakit ini tanpa mati dan menularkannya kepada unggas melalui produk limbah tubuh yang terkontaminasi.

Lebih dari 20 ahli dan peternak di empat benua diwawancarai oleh Reuters, yang memperingatkan bahwa prevalensi flu burung di alam liar dapat melanggengkan jumlah wabah di peternakan unggas dan menjadi ancaman konstan bagi pasokan makanan dunia.

Staf fasilitas unggas sekarang harus menjaga kewaspadaan terhadap wabah selama 12 bulan, dan tidak hanya berfokus pada musim migrasi musim semi seperti sebelumnya.

Harga Telur Dunia Meroket Akibat Flu yang Memusnahkan Stok Unggas

Harga telur dunia meroket akibat kombinasi dari penyakit yang ditularkan melalui unggas dan inflasi.

Hal ini membuat salah satu sumber protein murah yang dasar ini semakin tidak terjangkau oleh jutaan orang miskin di seluruh dunia.

Wabah virus ini telah menyebar ke seluruh Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia, dan Afrika, dan tidak terpengaruh oleh cuaca.

Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jepang sangat terpukul oleh rekor kerugian stok unggas selama setahun terakhir, membuat banyak peternak merasa tidak berdaya.

Pada awal tahun 2022, sebuah jenis virus yang ganas tiba di Amerika Serikat yang secara genetis mirip dengan kasus flu burung di Eropa dan Asia.

Total kematian unggas di Amerika Serikat mencapai 58 juta ekor, melampaui rekor sebelumnya di tahun 2015, menurut data pemerintah AS.

Para peternak di negara-negara utara mencoba taktik-taktik yang tidak biasa untuk melindungi unggas, seperti menggunakan mesin-mesin yang mengeluarkan suara keras untuk menakut-nakuti burung-burung liar, kata para ahli kepada Reuters.

Virus Pembunuh Burung Tiba di Amerika Selatan

Negara-negara Amerika Selatan kini melaporkan kasus flu burung untuk pertama kalinya, dengan Peru, Ekuador, dan Bolivia melaporkan kasus pertama mereka dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara itu, Brasil, eksportir ayam terbesar di dunia, sejauh ini masih bebas dari kasus flu burung, namun masih dalam keadaan waspada.

Menteri Pertanian Brasil Carlos Favaro, mengatakan kepada Reuters, bahwa negaranya menyelidiki tiga kasus yang dicurigai, tetapi semua hasil tes menunjukkan hasil negatif.

Ekuador memberlakukan keadaan darurat kesehatan hewan selama tiga bulan pada 29 November, dua hari setelah virus terdeteksi, menurut Kementerian Pertanian dan Peternakan negara itu.

Lebih dari 1,1 juta unggas mati di Ekuador sejak saat itu, menurut Reuters.

Argentina dan Uruguay mengumumkan keadaan darurat nasional setelah para pejabat mengkonfirmasi keberadaan penyakit ini pada 15 Februari.

Otoritas medis di Argentina menemukan virus tersebut pada burung-burung liar, sementara sampel dari angsa yang mati di Uruguay menunjukkan hasil yang positif.

Flu Burung Biasanya Tidak Berbahaya bagi Manusia

Flu burung juga dapat menginfeksi mamalia liar dan manusia, terutama mereka yang melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa resikonya terhadap manusia tergolong rendah.

Rose Acre Farms, produsen telur terbesar kedua di Amerika Serikat, mengatakan bahwa mereka kehilangan sekitar 1,5 juta ekor ayam di sebuah peternakan di Guthrie County, Iowa, tahun lalu.

Semua karyawan yang masuk ke dalam kandang diharuskan mandi terlebih dahulu untuk menghilangkan jejak virus, ujar CEO Marcus Rust kepada Reuters.

Setelah sebuah peternakan perusahaan di Weld County, Colorado, terserang dua kali dalam waktu sekitar enam bulan, yang mengakibatkan pemusnahan lebih dari 3 juta ekor ayam, Rust mengatakan, “kami terpaku,” seraya menambahkan, “Anda cukup mencabut rambut Anda.”

Rust mengatakan kepada Reuters bahwa ia akhirnya menyimpulkan bahwa angin meniupkan virus dari ladang terdekat di mana angsa terbang di atas permukaan.

Dalam hal pencegahan, vaksinasi tidak dianggap sebagai solusi yang sempurna, karena vaksinasi hanya mengurangi, tetapi tidak menghilangkan ancaman dari virus dan membuatnya lebih sulit untuk mendeteksi keberadaannya di antara kawanan angsa, kata para ahli kepada Reuters.

Namun, Meksiko dan Uni Eropa sekarang sedang menerapkan atau mempertimbangkan vaksinasi untuk stok unggas mereka.

Reuters berkontribusi dalam laporan ini.