Profesional Tionghoa di Inggris Setelah Membaca Artikel Master Li Hongzhi: Manusia Harus Melestarikan Keyakinannya

Shang Yan/Changchun/Zhou Tian

 Pada malam Tahun Baru, pendiri Falun Gong, Master Li Hongzhi, mengizinkan kepada NTDTV untuk mempublikasikan artikel dan  audio tentang “Mengapa Ada Umat Manusia.”  Guo Cheng, seorang profesional Tionghoa  yang tinggal di Inggris sudah menonton dan mendengarkannya berkali-kali. Ia diwawancarai oleh NTDTV pada 21 Februari.  Ia menceritakan tentang kesan dan perasaannya. 

Pada malam Tahun Baru, Master Li Hongzhi, pendiri Falun Gong, memberikan izin kepada NTDTV untuk mempublikasikan artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”, bersama dengan klip audio. Guo Cheng adalah seorang asisten di Departemen Urusan Internal Bristol Royal Infirmary di Inggris, melihat artikel tersebut di akun media sosial NTDTV.

“Saya membacanya setidaknya tiga kali, dan kemudian  mendengarkannya beberapa kali. Saya pikir ada banyak hal tentang Tuhan yang disebutkan di sini. Saya pikir itu sangat berarti karena kita harus mengalihkan pandangan kita dari hal-hal materi. Saya pikir itu adalah hal yang paling berarti bagi saya secara pribadi,” kata Guo Cheng. 

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual Tiongkok kuno yang terdiri dari latihan meditasi yang sederhana dan perangkat latihan yang lembut serta ajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati, Baik, Sabar. Latihan ini semakin populer selama tahun 1990-an, dengan 70 juta hingga 100 juta pengikut di Tiongkok pada akhir dekade tersebut, menurut perkiraan resmi pada saat itu.

Guo Cheng adalah seorang Kristiani. Ia mengatakan bahwa artikel tersebut beresonansi dengannya dan menginspirasinya.

“Pertama, saya pikir akhir zaman sudah sangat dekat. Setelah membacanya, saya merasakan betapa berdosanya masa kini, apakah itu perang, wabah penyakit, ketidakpedulian, atau kurangnya belas kasih. Hati manusia benar-benar telah memburuk, dan ini adalah manifestasi dari akhir zaman. Pada saat yang sama, manusia diciptakan oleh Tuhan. Master Li Hongzhi juga menyebutkan tentang Sang Pencipta, dan  manusia juga diciptakan oleh Tuhan. Ciptaan Tuhan memiliki satu kesamaan, yaitu nilai-nilai universal. Saya pikir ini adalah inspirasi bagi saya,” ujarnya. 

Setelah lulus dari universitas, ia menjadi Engineer Arsitektur dan bekerja sebagai chief engineer dan manajer proyek untuk salah satu dari 100 perusahaan kontraktor besar di dunia, melakukan perjalanan ke berbagai negara. Dia menemukan bahwa meskipun ada perbedaan bahasa, semua kata positif dan negatif dikategorikan dengan cara pandang yang sama.

Guo Cheng berkata : “Saya pikir ini poin bahwa Tuhan menciptakan manusia, jadi benar-benar ada pemisahan antara kategori, dan ada perbedaan bahasa yang sangat baik bagi kita. Pada saat yang sama, ini juga merupakan satu-satunya pembeda antara manusia dan hewan. Menurut saya, judul artikel ini, “Mengapa Ada Umat Manusia”, adalah sebuah pertanyaan yang harus dipikirkan oleh semua orang. Bagi saya pribadi, selain memikirkan tentang bahasa, perbedaan antara manusia dan hewan adalah bahwa manusia memiliki Keyakinan.

Guo Cheng percaya bahwa keyakinan manusia kepada Tuhan memisahkan manusia dari hewan. Namun, masyarakat saat ini penuh dengan godaan yang membuat orang-orang menjadi apatis terhadap keyakinan dan hanya mengejar keinginan materi.

“Lihatlah judul artikel ini, ‘Mengapa Ada Umat Manusia’, yaitu tentang umat  manusia yang melupakan hal paling fundamental, yaitu tentang misinya. Mengapa Ada Umat manusia? Atau Mengapa Harus Ada Umat Manusia? Atau apa yang kita manusia perbuat di dunia ini? Apakah kita hanya makan, minum dan bersenang-senang, dan kemudian tergesa-gesa menjalani kehidupan untuk hal-hal materi dan sia-sia? Misalnya, pada akhirnya kita harus mengorbankan hidup kita. Bahkan, jika anda mendapatkan seluruh manfaat di dunia ini? Saya pikir kita harus memikirkan sesuatu yang lebih mendalam,  bersifat spiritual dan abadi,” katanya. 

Guo Cheng mengetahui bahwa Master Li Hongzhi sudah lama tidak muncul di depan publik, dan dia percaya Master Li keluar dengan misi untuk menyelamatkan orang-orang saat dia menerbitkan artikel ketika wabah meledak di Tiongkok.

“Saya pikir ini menyelamatkan banyak Manusia. Ini adalah topik yang sangat besar dan  bagus, topik yang menggugah pikiran. Paragraf terakhir yang saya baca ditulis oleh Mr Li Hongzhi, yaitu tentang bersikap baik, menghormati Tuhan dan bersedia membantu sesama. Saya rasa hal ini sekarang sudah hilang, dan benar-benar hilang. Saya juga merasa sangat cemas membaca artikel ini. Orang-orang yang beriman sangat cemas dengan kondisi masyarakat sekarang,” ujar Guo Cheng. 

Guo Cheng percaya bahwa orang harus mengutamakan masalah spiritual, bukan semata hal-hal yang bersifat materi. Dia berharap lebih banyak orang  membaca artikel ini dan tidak hanya membacanya, tetapi juga merenungkannya.

“Terutama ketika blokade wabah telah dibuka pada tahun ini, dan ketika banyak hal yang tidak bermoral, tidak spiritual dan jahat yang muncul. Saya pikir semua orang harus mempelajari artikel ini. Mr Li Hongzhi telah menulis dengan sangat luas, dan saya pikir setiap orang dapat memahami poin tertentu dan mempertimbangkannya dengan serius dalam kerangka realitas mereka sendiri,  jika mereka memahami dan mempertimbangkannya, mereka akan mendapatkan petunjuk,” pungkasnya. (hui)