Ketua The Fed Jerome Powell : Siap Mempercepat Kenaikkan Suku Bunga dan Mungkin Lebih Tinggi dari Perkiraan

oleh Zhang Ting

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pada Selasa (7/3) bahwa aktivitas ekonomi yang kuat dan berkelanjutan pada awal tahun ini berpotensi mendorong gubernur bank sentral untuk mempercepat kenaikan suku bunga, dan kemungkinan kenaikannya bisa lebih besar dari yang diperkirakan demi memerangi inflasi yang tinggi.

Powell berbicara pada sidang di depan Komite Urusan Perbankan, Perumahan dan Perkotaan Senat pada Selasa, dan akan bersaksi dalam sidang dengar pendapat Komite Jasa Keuangan DPR pada Rabu.

“Data ekonomi terbaru terbukti lebih kuat dari perkiraan, hal ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan dapat lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya”, demikian penjelasannya yang tertuang dalam draft pidato untuk sidang dengar pendapat di Kongres.

Powell juga menyebutkan bahwa data awal tahun ini menunjukkan inflasi telah membalikkan tren perlambatan yang ditunjukkan pada akhir tahun 2022, dan memperingatkan bahwa nantinya, kebijakan moneter yang lebih ketat akan ditempuh untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi.

“Kami akan terus membuat keputusan berdasarkan hasil pertemuan demi pertemuan”, kata Powell. 

“Meskipun inflasi telah menunjukkan perkembangan yang moderat dalam beberapa bulan terakhir, namun proses mengembalikan inflasi ke angka 2% masih membutuhkan perjalanan jauh, dan mungkin berliku-liku,” ujarnya. 

“Kami akan bersiap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga jika data utama menunjukkan perlunya pengetatan yang lebih cepat,” tambahnya.

CNBC menafsirkan bahwa pernyataan ini memiliki dua arti : Pertama, tingkat puncak atau terminal tingkat dana federal mungkin lebih tinggi dari nilai yang sebelumnya dinyatakan oleh pejabat the Fed. Kedua, kenaikan suku bunga 25 basis poin bulan lalu bisa berumur pendek jika data inflasi terus meningkat.

Dalam perkiraan mereka pada  Desember tahun lalu, para pejabat mematok tarif terminal sebesar 5,1%. Powell tidak mengatakan pada hari Selasa seberapa besar tarif tertinggi menurut dirinya.

Pidato Powell disampaikan di tengah optimisme pasar yang meluas bahwa bank sentral mampu mengendalikan inflasi tanpa mengganggu perekonomian. Saham turun tajam setelah pernyataannya dipublikasikan, sementara imbal hasil Treasury melonjak.

Data Januari menunjukkan bahwa inflasi yang diukur dengan harga pengeluaran konsumsi pribadi, mengalami kenaikan 5,4% tahun ke tahun, masih di atas level bulan Desember tahun lalu dan jauh dari target jangka panjang the Fed yang 2%.

Tren saat ini menunjukkan bahwa tugas the Fed untuk memerangi inflasi belum berakhir, kata Powell.

“Kami telah membahas banyak hal dan sejauh ini efek penuh dari tindakan penghematan kami belum terlihat. Meski begitu, masih ada banyak pekerjaan yang harus kami lakukan,” katanya.

Powell menghadapi penentang dari Partai Demokrat di panel Senatnya. Senator Elizabeth Warren, yang sering mengkritik Powell, mengutuk target inflasi the Fed karena membuat 2 juta orang kehilangan pekerjaan.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuan delapan kali dalam setahun terakhir. Pada bulan Februari, ia menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke kisaran antara 4,5% dan 4,75%, menyusul kenaikan 50 basis poin pada Desember dan 75 basis poin pada November tahun lalu. (sin)