Tokoh Jepang: Artikel-artikel Master Li Hongzhi Mengungkapkan Rahasia dan Mencerahkan Hati Manusia

NTD Jepang

Artikel “Mengapa Ada Umat Manusia?” yang diterbitkan oleh pendiri Falun Gong, Master Li Hongzhi, pada awal tahun baru Imlek  menerima tanggapan yang sangat antusias dari berbagai kalangan. Artikel tersebut dibaca oleh Shinji Miyanishi, ketua Masyarakat Konservasi Alam Jepang. Ia mengatakan artikel tersebut merupakan pengalaman yang mencerahkan. Dia menyadari bahwa di akhir zaman, seseorang harus bersikap baik dan teguh dalam keyakinannya kepada Tuhan.

Falun Gong adalah latihan kultivasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar. Latihan ini menggabungkan lima perangkat latihan dengan gerakan-gerakan yang lembut, termasuk meditasi duduk.

Pertama kali diajarkan secara publik pada tahun 1992, Falun Gong berkembang dengan pesat di Tiongkok sepanjang tahun 1990-an. Latihan ini memiliki puluhan juta pengikut hanya dalam waktu beberapa tahun saja.

“Setelah membaca artikel ini, saya merasakan pencerahan. Sang Pencipta lah yang menciptakan alam semesta pada awalnya, dan setelah alam semesta mengalami proses kemunduran, kini alam semesta berada pada tahap kemusnahan. Saya pikir, seperti yang dikatakan oleh Guru Li Hongzhi, umat manusia telah mencapai tahap kemusnahan,” kata Shinji Miyanishi.

Shinji Miyanishi

Sekali manusia jatuh, sulit untuk kembali, kata Shinji Miyanishi. Apalagi, kemerosotan moralitas manusia mempercepat kemerosotan masyarakat secara keseluruhan. Keadaan masyarakat manusia sekarang sangat jauh berbeda dengan kondisi saat ia masih kecil.

Ia menuturkan :  “Saat ini, orang kaya memiliki lebih banyak uang, semakin mereka menginginkan lebih banyak uang, keinginan mereka tidak terbatas. Begitu juga dengan orang miskin. Ketika saya masih kecil, tetangga saya biasanya berinisiatif untuk saling membantu, tetapi sekarang sulit untuk melihat hubungan yang damai.”

Setelah membaca artikel “Mengapa Ada Umat Manusia”, Shinji Miyanishi mengatakan bahwa ia ingin menjadi orang yang lebih baik dan ingin melakukan lebih banyak hal untuk membantu orang lain. Dia mengatakan bahwa melakukan perbuatan baik tampaknya membantu orang lain, tetapi pada kenyataannya adalah membantu dirinya sendiri.

Miyanishi menambahkan: “‘Perbuatan baik’ bukan untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri. Misalnya, memberikan tempat duduk kepada orang lain, atau memberikan payung kepada orang lain saat hujan, pihak lain sangat senang. Tapi tidak perlu meminta balasan dari pihak lain  dan tidak  perlu marah karena orang yang dibantu tidak berterima kasih.”

Ia juga mengungkapkan  setelah membaca artikel Guru Li Hongzhi “Mengapa Ada Umat Manusia”, ia belajar bahwa tidak peduli bagaimana dunia berubah, adalah hal yang wajar jika kebaikan dan kejahatan mendapat ganjaran karena dunia  dijaga oleh Dewa dan Buddha. Oleh karena itu, keimanan yang benar sangat penting bagi manusia. Hanya kekuatan keimanan yang benar baru dapat menyelamatkan hati dan jiwa manusia. (hui)