Memahami Mengapa Orang Menderita Dalam Hidup Setelah Membaca Artikel Master Li Hongzhi

 oleh Gary Bai, Shi Ping

“Ketika Anda mendengar seseorang bertanya : Mengapa hal buruk justru terjadi pada diri orang baik ? Tidak ada jawaban”. Seorang pembaca setia Epoch Times asal Indiana dalam sebuah wawancara mengatakan : “Mengapa hal buruk tidak akan terjadi pada diri orang baik ? Ini mungkin pertanyaan yang lebih cocok, namun memang belum ada jawabannya.”

Patricia Damler adalah seorang umat Kristen yang memiliki kegemaran dengan hal-hal yang berbau spiritual. Dalam usianya yang 80 tahun, nenek Patricia sudah dikarunia “segudang” anak cucu. Meskipun ia kaya dengan pengalaman hidup dan eksplorasinya dalam hal-hal spiritual, namun ia belum juga dapat memahami masalah seperti di atas. Namun setelah dia membaca artikel Master Li Hongzhi “Mengapa Ada Umat Manusia” di awal tahun ini, ia akhirnya mengerti.

“Artikel ini menempatkan pembaca pada tingkat yang lebih tinggi dalam memikirkan permasalahan”, kata nenek Damler. 

“Maka Anda akan dapat memahami bahwa hal-hal baik atau buruk yang terjadi pada diri Anda itu karena karma positif atau negatif dari kehidupan lampau.”

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah sebuah disiplin spiritual yang melibatkan latihan meditasi dan ajaran moral yang didasarkan pada tiga prinsip: Sejati, Baik, dan Sabar. Master Li memperkenalkan Falun Gong kepada publik di Tiongkok pada tahun 1992.

Latihan ini menjadi populer di Tiongkok pada tahun 1990-an, dengan perkiraan jumlah pengikutnya mencapai 70 juta hingga 100 juta orang. Rezim komunis, yang takut jumlah praktisi menjadi ancaman bagi kontrol otoriternya, memulai kampanye besar-besaran pada 20 Juli 1999, yang bertujuan untuk memberantas latihan ini, sebuah program yang terus berlanjut hingga saat ini.

Artikel yang pengungkapannya melampaui wacana agama 

Damler mengaku bahwa dirinya sempat meletakkan artikel itu saat pertama kali membacanya karena kewalahan menangkap inti artikel tersebut. Namun setelah “Otaknya diberi waktu istirahat sejenak”, Ia baru menemukan bahwa dirinya sudah lebih mengerti, terutama usai membacanya 2 atau 3 kali.

“Setiap kali saya membaca artikel ini, saya semakin memahami sesuatu, seperti gagasan tentang penderitaan”, katanya.

Setelah membacanya belasan kali, dia menyadari bahwa isi artikel itu jauh lebih banyak dan padat daripada apa yang ia pelajari dalam agama Katolik.

“Biarawati pernah memberitakan kepada kita : Penderitaan bukan hanya untuk diri kita sendiri, pada dasarnya adalah untuk semua orang di dunia … Sungguh, ungkapan dalam artikel ini melampaui wacana tersebut. Saya tidak bisa menjelaskan apa yang saya lihat, tetapi saya bisa melihat bahwa itu ( konten artikel) sangat praktis. Dosa asal juga tidak bersifat pribadi, itu universal. Dosa saya bukan hanya dosa saya, tetapi dosa itu mempengaruhi dunia dengan satu atau lain cara”, kata Patricia Damler. Tak peduli apakah itu perbuatan “baik” atau “jahat”, semua itu memiliki reaksi berantai (knock-on effect) terhadap dunia.

Melalui membaca artikel Master Li, Damler berhasil menemukan akar penyebab dari seseorang menemui hal-hal baik atau buruk dalam hidup. 

“Dalam Alkitab atau Perjanjian Lama disebutkan bahwa banyak orang akan beranggapan bahwa seseorang yang tiba-tiba menjadi buta atau terlahir buta, itu karena orang tua dari anak itu pernah berbuat jahat. Tetapi jika yang buta itu orang dewasa, maka itu karena orang tersebut berbuat jahat”.

Patricia Damler mengatakan : “Manusia selalu mencoba untuk menemukan alasan di balik suatu kejadian, alih-alih berpikir bahwa mungkin ada penyebab yang supranatural, tetapi tidak pernah mengusutnya dari penyebab yang lebih jauh. Misalnya, coba kembali ke 1000 tahun yang lalu, ketika jiwa itu berada dalam tubuh yang berbeda dan melakukan hal-hal yang buruk. Sekarang jiwa itu berada dalam tubuh baru, dan hal-hal buruk terjadi pada orang ini sekarang. Jadi, satu-satunya cara untuk menyingkirkan kejahatan yang dilakukan 1.000 tahun yang lalu adalah dengan cara melakukan banyak berbuat baik sekarang”.

Penderitaan membuat saya lebih empati terhadap sesama

Damler mengatakan bahwa artikel Master Li tentang peningkatan spiritualitas diri sendiri melalui penderitaan juga selaras dengan pemahamannya.

Ada sebuah paragraf dalam artikel tersebut yang berbunyi : “Lalu mengapa Sang Pencipta meminta para Dewa untuk menciptakan umat manusia di tengah lingkungan yang rendah dan begitu buruk ini? Karena di sinilah lapisan terendah alam semesta, adalah tempat yang paling menderita, namun menderita baru dapat berkultivasi, menderita baru dapat melenyapkan karma. Di tengah penderitaan, manusia masih dapat mempertahankan kebaikan, masih tahu cara bersyukur, menjadi seorang yang baik, inilah cara meningkatkan diri sendiri”.

Damler memahami hal ini dengan sangat baik. Kini ia tahu mengapa ibu meninggalkan dirinya dan abangnya ketika dia masih berusia 3 bulan dan tidak pernah berhubungan lagi dengan mereka sejak itu. Pengalaman ini telah membuatnya hidup dengan harga diri yang rendah selama paruh pertama hidupnya, meragukan bahwa hidupnya tidak berharga. Tetapi ketika dia tumbuh dewasa, melalui penderitaan ia dapat memahami situasi yang dihadapi ibu kandungnya, akhirnya dirinya pun bersimpati dengan kesulitan ibu kandungnya sebagai ibu muda, bahkan berterima kasih kepadanya karena telah memberikan nyawa kehidupan, dan berterima kasih kepada ibu kandungnya karena tidak melakukan aborsi untuk membunuhnya.

“Itu adalah tindakan memaafkan, tindakan pengertian”, kata Damler. “Hal ini membuat saya lebih sadar bahwa setiap kali saya melakukan sesuatu yang baik atau buruk, pasti ada konsekuensi yang mungkin tidak pernah kita sadari. Jadi, ini adalah tentang membuat kita lebih memperhatikan perilaku dan interaksi pribadi kita dengan orang lain, yang mana jauh lebih penting daripada yang kita pikirkan … Anda tentu ingin semua yang Anda lakukan, semua yang berkaitan dengan Anda berakhir baik, bahkan ingin menjadi lebih baik”.

Artikel “Mengapa Ada Umat Manusia” membuat Patricia Damler terus memunculkan pemikiran dan pertanyaan baru dalam benaknya, bagaimana ini dan itu tentang penderitaan dan orang-orang yang sedang menderita ?

“Saya pikir ada kehidupan tingkat tinggi yang memutuskan hal-hal ini”. “Ini adalah artikel yang luar biasa. Artikel yang tidak dapat diabaikan begitu saja, Anda tidak dapat menyingkirkannya hanya dengan 1 kali membacanya, tetapi  perlu dibaca berulang kali, dicerna dan dipahami”. Demikian pesan Patricia Damler mengakhiri wawancara. (sin)