Babak Baru Aksi Protes Anti Reformasi Pensiun di Perancis Meletus dengan Peningkatan Kekerasan

oleh Yan Shu

Aksi protes terhadap reformasi pensiun terus berlanjut di seluruh penjuru Perancis. Pada  Kamis 13 April, bentrokan sengit kembali terjadi antara para pengunjuk rasa dengan polisi, dan beberapa orang ditangkap

Demonstran di seluruh Prancis kembali turun ke jalan pada  Kamis 13 Maret untuk memprotes rencana reformasi pensiun pemerintah Macron. Sejak pertengahan Januari, ini adalah putaran ke-12 dari aksi protes skala nasional.

Fabien villedieu, perwakilan dari serikat Kereta Api Selatan Prancis: “Protes (tiga bulan) seperti maraton. Yang paling sulit adalah beberapa kilometer terakhir. Bahkan jika kami harus mendaki beberapa kilometer terakhir, kami akan bertahan sampai akhir. “

Pada Maret lalu, pemerintah Prancis melewati parlemen dan memaksakan RUU reformasi pensiun yang mencakup ketentuan untuk menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun. Pemerintah menilai, tanpa peningkatan usia pensiun, sistem pensiun akan merugi. Akan tetapi kebanyakan warga Prancis menolaknya.

Pada Jumat 14 Maret, Mahkamah Konstitusi akan memutuskan legalitas RUU tersebut. Jika keputusan itu sah, pemerintah akan memiliki kekuatan untuk menegakkannya.

Seorang Demonstran Prancis Cecile Duflot berkasta : “Kami berharap Mahkamah Konstitusi dapat mengirimkan pesan kepadanya (Macron) bahwa dia harus membatalkan reformasi ini. Sekarang bukan waktunya (untuk reformasi), ini kejam dan tidak adil.”

Pada hari yang sama, para pengunjuk rasa juga masuk ke markas besar perusahaan barang mewah Louis Vuitton di Paris dan menyalakan suar merah, memenuhi tempat itu dengan asap.

Demonstran juga membakar mobil, memblokir sementara  jalan menuju Mahkamah Konstitusi dengan tong sampah, dan memblokir sebagian lalu lintas di Rhine.

Beberapa pengunjuk rasa juga bentrok sengit dengan polisi.

Polisi harus menembakkan gas air mata dan meriam air bertekanan tinggi untuk membubarkan para demonstran. Beberapa pengunjuk rasa ditangkap polisi.

Seorang demonstran Prancis, Carole berkata : “Setelah (pemerintah) menggunakan (konstitusi) 49.3 (melewati pemungutan suara parlemen untuk memaksa pengesahan RUU reformasi pensiun), kekerasan meningkat karena lebih banyak orang merasa tertipu dan mengetahui bahwa pemerintah tidak mau mendengarkan mereka.”

Menanggapi kekerasan selama aksi demonstrasi, polisi Prancis meningkatkan keamanan di sekitar Mahkamah Konstitusi pada hari itu. Pemerintah juga akan mengeluarkan larangan berkumpul di sekitar Mahkamah Konstitusi. (Hui)