“Mata Uang Anda Tidak Bisa Membeli Minyak Saya ! Rusia Tidak Menghendaki Rupee”

Aboluowang

Kantor berita “Reuters” yang mengutip informasi dari pejabat India juga sumber yang mengetahui masalah melaporkan pada 4 Mei, bahwa Rusia dan India telah menangguhkan pembicaraan tentang penyelesaian perdagangan bilateral dengan mata uang rupee. Pihak Rusia berpendapat bahwa memegang rupee “bukan menjadi idaman” (not desirable) bagi Rusia, dan berharap dapat menggunakan renminbi atau mata uang lainnya sebagai pembayaran dalam perdagangan bilateral kedua negara.

“Reuters” menyebutkan bahwa ini akan menjadi hambatan besar bagi India yang mengimpor besar-besaran minyak dan batu bara murah dari Rusia. Selama beberapa bulan terakhir, India telah berupaya untuk membangun mekanisme pembayaran rupee permanen dengan Rusia untuk membantu mengurangi biaya penukaran mata uang.

Seorang pejabat pemerintah India yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa hal ini menjadi muncul ke permukaan karena defisit perdagangan India menguntungkan Rusia. Tetapi pihak Moskow berpendapat bahwa jika mekanisme penyelesaian rupee ditetapkan, maka Rusia akan menghadapi surplus mata uang rupee tahunan yang jumlahnya mencapai setara dengan USD. 40 miliar lebih. Sedangkan memegang rupee dalam jumlah yang begitu besar “bukan menjadi idaman” bagi pemerintah Rusia.

Dari seorang pejabat pemerintah India lainnya yang terlibat dalam diskusi tersebut diketahui bahwa Rusia lebih berharap dapat menggunakan renminbi atau mata uang lainnya sebagai pembayaran dalam perdagangan bilateral kedua negara.

Reuters menunjukkan bahwa rupee bukan mata uang yang dapat dikonversi secara bebas, karena volume ekspor komoditas India ke dunia hanya sekitar 2%. Faktor-faktor ini yang mengurangi minat negara lain untuk memegang mata uang rupee.

Seorang sumber yang mengetahui perkembangan tersebut secara blak-blakan mengatakan : “Kami tidak ingin mendorong penyelesaian transaksi perdagangan dengan mata uang rupee lagi. Mekanisme ini sudah sulit untuk difungsikan. India telah mencoba segalanya, tetapi tidak berhasil”. Pejabat India lainnya juga mengatakan bahwa kedua negara sudah mulai mencari alternatif penyelesaiannya, tetapi tidak ada detail yang diberitakan. Putaran kedua sanksi Eropa terhadap ekspor solar Rusia dan produk minyak olahan lainnya sudah mulai berlaku pada 5 Februari, tetapi beberapa ahli memperkirakan bahwa efeknya tidak akan signifikan, dan Rusia masih dapat mengekspor minyak ke India atau Tiongkok. 

Kementerian keuangan India, Reserve Bank of India (bank sentral) dan pihak Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Menurut Reuters, tak lama setelah Rusia meluncurkan “operasi militer khusus terhadap Ukraina” pada bulan Februari tahun lalu, India mulai menjajaki pembentukan mekanisme penyelesaian perdagangan dengan Rusia memakai mata uang rupee, tetapi hingga kini belum ada transaksi relevan yang dilaporkan. Namun ada berita beredar bahwa kedua belah pihak telah berbicara tentang promosi perdagangan dengan mata uang masing-masing, tetapi belum dapat menentukan pedoman praktiknya.

Perdagangan antara Rusia dan India masih terus berjalan meskipun ada sanksi dan masalah pembayaran, kata laporan itu. Impor India dari Rusia yang tercatat pada 5 April menunjukkan kenaikan dari setahun sebelumnya yang USD. 10,6 miliar menjadi USD. 51,3 miliar. Demikian menurut seorang pejabat pemerintah India.

Diantaranya, potongan harga minyak dari Rusia, telah menyumbang sebagian besar impor India, melonjak 12 kali lipat setelah perang Rusia – Ukraina pada bulan Februari tahun lalu. Sementara itu ekspor India mengalami sedikit penurunan dari USD. 3,61 miliar menjadi USD. 3,43 miliar YoY.

Menurut ungkapan pejabat India bahwa sebagian besar dari transaksi perdagangan ini masih diselesaikan dengan mata uang dolar AS, tetapi pembayaran dalam mata uang lain seperti dirham UEA juga mulai banyak dilakukan.

Selain itu, para pedagang India juga menyelesaikan sebagian pembayaran perdagangannya dengan Rusia di luar Rusia. Biasanya negara ketiga akan memanfaatkan pembayaran transaksi itu untuk menyelesaikan transaksi mereka dengan Rusia atas untuk perhitungan terkait hutang piutang dengan Rusia.

Masih banyak negara yang membeli minyak dan gas alam dari Rusia.