Senjata Rahasia untuk Kesehatan Mental: Memaafkan

Menyelesaikan rasa sakit di masa lalu mengarah ke kesehatan di masa depan

GREGORY JANT

“Saya tidak akan pernah bisa memaafkannya setelah apa yang dia lakukan pada saya.” “Kamu ingin saya melakukan apa? Maafkan orang itu? Mustahil!”

“Saya harus membiarkan mereka memperlakukan saya seperti itu? Tidak akan terjadi.”

Sebagai seorang profesional kesehatan mental selama 35 tahun, saya telah mendengar orang mengatakan hal-hal seperti ini berkali-kali.

Tanggapan saya selalu sama: “Menahan rasa sakit adalah racun  bagi  hati  dan  jiwa  Anda.  Memaafkan seseorang yang menyakiti Anda tidak pernah mudah, tetapi melalui proses itu, akan menghilangkan hambatan besar menuju kesehatan yang optimal.

Orang-orang yang mencari konseling di klinik I direct sering terkejut ketika kami bertanya apakah mereka telah memberikan maaf pada orang yang telah menyakiti mereka. Mereka tidak dapat melihat hubungan antara tekanan mental yang dialami dengan dan konflik yang belum terselesaikan dengan orang lain. Tetapi pengalaman saya telah menghapus semua keraguan bahwa bertahan pada pelanggaran dan luka emosional adalah cara yang efektif (dan tidak menguntungkan) untuk menghukum diri sendiri.

Saya menyadari bahwa memaafkan adalah kata yang sarat makna bagi banyak orang. Kata ini secara tidak sadar mengusung nuansa religius yang bertentangan atau petunjuk sentimentalisme budaya pop yang banyak dari kita telah belajar untuk tidak percaya.

Hal yang mencuat bagi kebanyakan orang adalah hasrat membara akan keadilan. Mereka tidak tahan membiarkan seseorang “lolos” dari pelanggaran yang menyakitkan. Tetapi mengabaikan atau memandang terlalu tinggi kesalahan seseorang bukanlah inti dari pengampunan sama sekali. Seba- liknya, ini tentang pengalaman Anda sendiri tentang konflik hidup yang tak terelakkan dan apakah Anda akan terus menghidupkan kembali rasa sakit yang ditimbulkannya atau melepaskannya dan melanjutkan hidup.

Singkatnya, pengampunan membawa kebebasan—untuk Anda.

Manfaat Pengampunan

Semakin  banyak   penelitian   ilmu   sosial   menunjukkan manfaat pengampunan bagi kesehatan fisik dan mental.

Sebuah artikel yang disajikan oleh American Psychological Association menuliskan: “Baik Anda menderita keluhan kecil atau besar, belajar memaafkan mereka yang menyakiti Anda dapat secara signifikan meningkatkan kesejahteraan psikologis dan kesehatan fisik.

“Penelitian telah menunjukkan bahwa memaafkan terkait dengan hasil kesehatan mental seperti berkurangnya kecemasan, depresi dan gangguan kejiwaan utama, serta lebih sedikit gejala kesehatan fisik dan tingkat kematian yang lebih rendah.”

Dalam metaanalisis penting yang diterbitkan dalam “Handbook of Forgiveness”, psikolog  Loren  Toussaint  dan Jon R. Webb menemukan bahwa sembilan penelitian terbaru semuanya menyimpulkan hal yang sama: Pengampunan memiliki peran penting dalam penyembuhan depresi.

Seperti yang saya jelaskan dalam buku saya “Triumph Over Trauma”, ketika kita menyimpan perasaan marah, pahit, dan tidak adil, kita menjaga kesalahannya tetap diingat dan lukanya tetap segar. Dalam prosesnya, kita tetap rentan terhadap semua efek fisik dan psikologis negatif dari kemarahan dan kebencian yang tak terkendali.

Namun saat kita memaafkan, kita mengatasi rasa sakit dan ketidakadilan yang menahan kita dari kebebasan. Meluaskan pengampunan adalah kunci kedamaian yang Anda cari saat mengejar kelegaan abadi dari luka masa lalu.

Seperti yang dikatakan teolog Lewis B. Smedes dengan sangat baik, “Mengampuni berarti membebaskan seorang tahanan dan menemukan bahwa tahanan itu adalah Anda.” Itu adalah wawasan bijak untuk kesehatan dan kesejahteraan seumur hidup.

Di luar manfaat spiritual dan emosional dari memaafkan orang lain, ada juga manfaat fisik. Melepaskan dendam dan kepahitan meningkatkan kesehatan. Dalam sebuah artikel berjudul “Pengampunan: Kesehatan Anda Tergantung Padanya,” para peneliti di Universitas Johns Hopkins menulis: Pemutar Video sedang memuat.

“Penelitian telah menemukan bahwa tindakan memaafkan dapat menuai manfaat besar bagi kesehatan Anda, menurunkan risiko serangan jantung; meningkatkan kadar kolesterol dan tidur; dan mengurangi rasa sakit, tekanan  darah, dan tingkat kecemasan, depresi dan stres. Dan penelitian menunjukkan peningkatan hubungan memaafkan dengan kesehatan seiring bertambahnya usia.”

Apa saja yang Bukan Termasuk Memaafkan

Karena ada begitu banyak kebingungan tentang pengampunan, mari kita periksa kesalahpahaman yang membuat orang terjebak dalam kemarahan dan kepahitan.

Memaafkan bukan berarti membiarkan seseorang “boleh melakukan”. Beberapa orang melihat tindakan memaafkan seperti memberi kebebasan pada pelaku dengan menggunakan kartu monopoli “bebas keluar dari penjara.” Ini tampaknya tidak adil, karena kita tidak mungkin menerima gagasan “Baiklah, tidak apa-apa” pada perilaku yang jelas “tidak baik- baik saja.”

Kesalahpahaman terletak pada keyakinan bahwa memaafkan seseorang sama dengan memaafkan pelanggaran. Tidak. Tujuan dari memberi pengampunan bukanlah untuk memberikan kebebasan apa pun pada orang lain untuk menyakiti kita, tetapi untuk memberi manfaat bagi diri kita sendiri dengan melepaskan keterikatan yang beracun pada masa lalu.

Memaafkan bukanlah tanda kelemahan atau undangan untuk melakukan  kesalahan  lebih  lanjut.  Kesalahpahaman ini berakar pada dorongan manusia purba yang menganggap “mata dibalas mata dan gigi dibalas gigi.” Itu adalah keyakinan bahwa jika kita tidak memberikan pembalasan, kita membuka pintu lebih banyak bagi orang lain untuk melewati batas pada kita.

Tanyakan pada diri Anda sendiri, mana tanda kelemahan yang lebih besar: membiarkan tindakan orang lain menentukan kesehatan dan kesejahteraan Anda di masa depan, atau mengambil kendali atas takdir Anda sendiri dengan memilih memaafkan daripada terikat pada kemarahan? Anda tidak akan menjadi lemah dengan memaafkan— justru sebaliknya.

Memaafkan tidak sama dengan rekonsiliasi. Sering kali, tujuan setelah konflik yang menyakitkan dengan seseorang yang kita sayangi adalah mengembalikan hubungan ke jalur yang benar dan melanjutkan hidup. Dengan kesalahan-kesalahan biasa, ini adalah usaha yang baik dan sehat. Kalau tidak, kita tidak akan memiliki hubungan sama sekali, karena tidak mungkin menjalani hidup tanpa sesekali menyinggung orang lain.

Meskipun pengampunan biasanya merupakan langkah yang diperlukan dalam rekonsiliasi, kebalikannya tidak benar. Terkadang seseorang yang melewati batas begitu berbahaya atau parah sehingga tidak mungkin dan tidak disarankan melanjutkan hubungan dengannya. 

Selalu mungkin untuk memaafkan dalam kasus seperti itu, tetapi rekonsiliasi harus melibatkan bukti penyesalan yang nyata, restitusi restoratif, dan jaminan keamanan masa depan. Saat  menyembuhkan dari luka serius, itu adalah standar tinggi yang membutuhkan partisipasi tulus dari kedua belah pihak untuk berhasil.

Apa itu Memaafkan

Dengan melihat hal apa saja yang tidak termasuk memaafkan, saya harap Anda mulai memiliki gagasan yang lebih baik tentang apa itu: pintu terbuka menuju kebebasan dari kepahitan. Mari kita lihat lebih dekat.

Memaafkan adalah detoks untuk hati dan pikiran. Ketika orang mencari pemulihan dari penyalahgunaan obat, langkah pertama selalu merupakan rejimen detoksifikasi untuk membersihkan tubuh dari bahan kimia berbahaya. Ini adalah titik awal, sehingga langkah selanjutnya menuju penyembuhan dapat diambil.

Hal yang sama berlaku untuk kesehatan emosional. Memaafkan adalah cara ampuh untuk membersihkan diri Anda dari emosi berbahaya, jika tidak dilakukan akan menghambat penyembuhan dan kesehatan Anda.

Memaafkan adalah pilihan, bukan perasaan. Emosi kita pada akhirnya bisa menyusul, tetapi memaafkan dimulai dengan pilihan yang disengaja. Ini adalah resolusi pribadi untuk mengambil kembali hidup Anda dengan tidak lagi membiarkan rasa sakit yang Anda derita mencekik Anda. Ini membebaskan diri Anda dari belenggu kehancuran.

Memaafkan adalah respons yang disengaja terhadap rasa sakit dan cedera — yang dapat dilakukan bahkan jika Anda tidak menginginkannya. Kemampuan memaafkan bisa dipelajari. Kekuatan ada di tangan Anda, dan Anda melatihnya saat Anda memilih untuk mencoba.

Memaafkan adalah jalan menuju kedamaian. Inilah gambaran mental yang saya bagikan pada orang-orang yang berjuang untuk memaafkan: Di Selatan, anak-anak menangkap udang karang dari sungai dengan memancing penjepit kertas pada seutas tali dengan sepotong daging asap. Makhluk malang itu mencengkeram dan tidak mau melepaskannya, bahkan saat ditarik keluar dari air menuju ajalnya. Memaafkan berarti memilih untuk melepaskan cengkeraman Anda dan membebaskan diri Anda.

Dengan klien yang berjuang bersama saya, saya telah melihat berkali-kali bahwa belajar untuk memaafkan membantu meringankan beban emosional mereka, mencerahkan pandangan hidup mereka, mempersingkat waktu pemulihan mereka, dan memulihkan ketahanan alami mereka terhadap kesulitan di masa depan.

Anda adalah sekutu dan aset terbesar Anda sendiri dalam pencarian menuju kesehatan emosional. Itu karena memaafkan adalah langkah besar menuju keutuhan—langkah yang dapat Anda pilih untuk dilakukan.