Kapal Tiongkok Tenggelam Membuat Xi Jinping Khawatir, 39 Orang Hilang Termasuk 22 Warga Asing

oleh Luo Tingting – NTD

Sebuah kapal penangkap ikan milik Tiongkok terbalik di Samudra Hindia bagian tengah (16/5/2023) dini hari menyebabkan 39 orang di dalamnya, termasuk 22 awak kapal asing hilang. Kecelakaan kapal ini membuat para petinggi Partai Komunis Tiongkok khawatir, dengan Xi Jinping dan Li Qiang yang langsung memberikan instruksi.

Sekitar pukul 03.00 pagi pada hari itu, sebuah kapal penangkap ikan milik Tiongkok bernama “Lu Peng Yuan Yue 028” terbalik di Samudera Hindia bagian tengah. Kantor Berita Xinhua milik Partai Komunis Tiongkok melaporkan pada 17 Mei bahwa kapal penangkap ikan tersebut adalah milik Penglai Jinglu Fisheries Co Ltd dan 39 orang hilang di dalamnya, termasuk 17 awak kapal asal Tiongkok, 17 warga Indonesia, dan 5 warga Filipina.

Karamnya kapal tersebut membuat para pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok khawatir, dengan Sekretaris Jenderal PKT Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang mengeluarkan instruksi kepada departemen terkait untuk mengoordinasikan bantuan pencarian dan penyelamatan maritim internasional guna melancarkan operasi penyelamatan.

Setelah kecelakaan tersebut, Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok memberitahukan kepada lembaga SAR di Australia, Sri Lanka, Maladewa, Indonesia, dan Filipina untuk mengoordinasikan upaya pencarian dan penyelamatan. Kapal Tiongkok “Lu Peng Yuan Yu Yue 018” dan Kapal COSCO “Yuan Fu Hai” tiba di daerah yang hilang untuk melakukan pekerjaan penyelamatan. Sejauh ini, belum ada korban yang ditemukan.

Tragedi yang menewaskan 22 awak kapal asing ini ditanggapi dengan sangat serius oleh para petinggi Partai Komunis Tiongkok. Namun, belum lama ini, ketika Rumah Sakit Changfeng di Beijing terbakar dan menewaskan sedikitnya 29 orang, tidak ada kabar dari Xi Jinping atau Li Qiang.

Pada  18 April, kebakaran terjadi di Rumah Sakit Changfeng di Beijing. Laporan resmi keesokan harinya menyatakan bahwa pada pukul 18:00 pada tanggal 19 April, 29 orang telah tewas dan 39 orang terluka, termasuk 3 orang dalam kondisi kritis dan 18 orang dalam kondisi serius; 26 orang yang tewas adalah pasien rawat inap, 1 orang perawat, 1 praktisi keperawatan dan 1 orang keluarga pasien. Jumlah korban yang sebenarnya belum diketahui, karena Partai Komunis Tiongkok memiliki kebiasaan untuk menyembunyikan kebenaran.

Insiden ini ditangani dengan cara yang tidak terlalu mencolok oleh Partai Komunis Tiongkok, dengan media partai menunda rilis beritanya selama sembilan jam, dan foto-foto serta video dari lokasi kejadian dengan cepat dihapus dari internet.

Blokade PKT atas informasi kecelakaan memicu kemarahan dan kecaman dari netizen: “Kecelakaan besar seperti itu tetap diam. Saya tidak tahu apakah media kita telah mati atau hal lain telah mengakibatkan periode kosong yang begitu lama. Tidak ada gerakan untuk 9 jam setelah kecelakaan besar.”

Menurut laporan media resmi, Yin Li, sekretaris Partai Komunis Tiongkok, dan Yin Yong, walikota Beijing, pergi ke tempat kejadian. Namun, hingga 20 April, Xi Jinping dan Li Qiang belum menyatakan sikap atau belasungkawa atas insiden besar tersebut.

Pada 24 November tahun lalu, kebakaran terjadi di sebuah bangunan tempat tinggal di Urumqi, Xinjiang, menyebabkan puluhan orang tewas. Xi Jinping tidak menanggapi atau mengucapkan belasungkawa, melainkan mengucapkan belasungkawa atas gempa bumi di Kepulauan Solomon, yang mendapat kecaman keras dari para netizen di daratan Tiongkok. Medsos Weibo dengan cepat menghapus semua komentar dan menjadikan Kepulauan Solomon sebagai istilah terlarang. (Hui)