Malaysia Menahan Kapal Tiongkok yang Diduga Menjarah Bangkai Kapal Perang Inggris

 Aldgra Fredly – The Epoch Times

Badan maritim Malaysia menahan sebuah kapal Tiongkok dan para awaknya karena berlabuh secara ilegal di perairannya. Aparat Malaysia mendapati bahwa kapal tersebut membawa selongsong meriam yang diyakini berasal dari bangkai kapal perang Inggris pada era Perang Dunia II di Laut Cina Selatan.

Badan tersebut mengatakan bahwa kapal curah tersebut, yang terdaftar di Fuzhou, Tiongkok, ditahan pada 28 Mei karena gagal menunjukkan izin untuk berlabuh di perairan negara bagian Johor, Malaysia, demikian The Star melaporkan.

“Pemeriksaan terhadap kapal tersebut menemukan 32 awak kapal yang terdiri dari 21 orang dari Tiongkok, 10 orang dari Bangladesh, dan satu orang lokal,” ujar Pengarah Maritim Negeri Johor, Laksamana Pertama Nurul Hizam Zakaria, pada tanggal 29 Mei.

Badan tersebut menemukan peluru tersebut selama pemeriksaan kapal, yang mungkin terkait dengan penyitaan sebelumnya oleh polisi terhadap persenjataan yang tidak meledak (UXO) di tempat rongsokan pribadi di Johor.

“Kami yakin UXO tersebut terkait dengan kasus HMS Prince of Wales yang dilaporkan pada tanggal 19 Mei,” katanya.

Badan maritim akan bekerja sama dengan polisi dan lembaga terkait lainnya untuk menentukan apakah peluru tersebut berasal dari kapal Perang Dunia II.

The New Straits Times sebelumnya melaporkan bahwa operator penyelamatan ilegal tertangkap menjarah baja dari bangkai kapal HMS Prince of Wales dan HMS Repulse, yang ditenggelamkan pada tahun 1941 oleh torpedo Jepang.

Sebanyak 842 pelaut tewas dalam serangan tahun 1941, dan bangkai kapal di lepas pantai negara bagian Pahang, Malaysia, ditetapkan sebagai kuburan perang.

Nelayan dan penyelam setempat memberitahukan kepada pihak berwenang setelah melihat sebuah kapal asing di dekat area tersebut bulan lalu.

“Beberapa hari yang lalu, saya bertemu dengan seorang operator kapal di Kuantan, yang memberi tahu saya tentang adanya penjarahan di laut,” kata seorang penyelam profesional, Hazz Zain, yang melaporkan kasus ini kepada pihak berwenang, kepada New Straits Times pada 22 Mei.

Museum Nasional Angkatan Laut Kerajaan Inggris menyatakan pekan lalu bahwa mereka “tertekan dan prihatin atas perusakan yang tampak jelas untuk keuntungan pribadi HMS Prince of Wales dan HMS Repulse.”

“Kami kecewa dengan hilangnya warisan angkatan laut dan dampaknya terhadap pemahaman sejarah Angkatan Laut Kerajaan kami,” kata museum tersebut dalam sebuah pernyataan pada 24 Mei.

“Apa yang kami butuhkan adalah strategi manajemen untuk warisan angkatan laut bawah laut untuk menginformasikan pendekatan nasional terhadap 5.000 atau lebih bangkai kapal angkatan laut.”

Gambar dan rekaman video yang dirilis oleh badan tersebut menunjukkan sebuah tongkang dengan derek besar dan tumpukan logam berkarat di dalamnya. Dikenal sebagai baja pra-perang, material dari dua kapal perang tersebut sangat berharga dan dapat dilebur untuk digunakan dalam pembuatan beberapa peralatan ilmiah dan medis.

Ini bukan pertama kalinya kedua bangkai kapal tersebut dipulung.

The New Straits Times melaporkan bahwa para pemburu harta karun asing menggunakan bahan peledak rakitan pada tahun 2015 untuk meledakkan pelat baja berat di kapal-kapal tersebut agar mudah diambil. Media lain mengatakan bahwa pihak berwenang menahan sebuah kapal Vietnam yang terlibat dalam penjarahan reruntuhan kapal pada saat itu. (asr)