Mantan Gubernur Kepulauan Solomon : Berhubungan dengan PKT Itu Berbahaya

oleh Andrew Chen dan Zhou Xing

Daniel Suidani, mantan gubernur Provinsi Malaita, Kepulauan Solomon yang diberhentikan karena menentang intervensi Partai Komunis Tiongkok (PKT), mengatakan bahwa negara-negara perlu sangat berhati-hati untuk berhubungan dengan PKT, karena rezim ini tidak mengakui nilai-nilai masyarakat internasional.

“Komunisme adalah ateisme, ia tidak percaya kepada Tuhan, dalam hal ini kita harus sangat berhati-hati karena kita akan menjalin hubungan dengan orang-orang yang memiliki nilai dan prinsip yang berbeda,” kata Daniel Suidani kepada The Epoch Times. 

Suidani adalah mantan gubernur Malaita, sebuah provinsi terpadat di Kepulauan Solomon. Pada bulan Oktober 2019, kantornya merilis “Komunike Auki” yang isinya menyerukan penolakan campur tangan PKT, juga menegaskan hak-hak dasar dan kebebasan rakyat Malaitan, termasuk perlindungan hukum, serta kebebasan berbicara dan beragama, sekaligus menolak ideologi PKT.

Selain itu, pemerintahan Daniel Suidani telah menolak investor baru yang memiliki hubungan apa pun dengan PKT untuk melakukan bisnis di provinsi tersebut. Komunike tersebut menekankan pentingnya untuk melindungi sumber daya dan kedaulatan Malaita dari “investor yang eksploitatif”, termasuk melindungi lingkungan alam provinsi dari eksploitasi berlebihan, seperti penggundulan hutan oleh perusahaan terkait PKT.

Namun, infiltrasi PKT yang terus berlanjut telah menyebabkan pemerintahan Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare mengadopsi serangkaian kebijakan yang pro-Beijing dalam beberapa tahun terakhir, termasuk keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan pemerintahan demokratis Taiwan pada September 2019.

Akibat menolak infiltrasi PKT, kedudukan Suidani terancam dan ia dicopot dari jabatannya dalam mosi tidak percaya yang kontroversial pada bulan Februari 2023. Sebuah artikel yang diterbitkan oleh “Solomon Star” bahkan menuduhnya berkolusi dengan pemerintah Taiwan dan Amerika Serikat dalam upayanya untuk membunuh Perdana Menteri. Sudani mengatakan bahwa langkah itu kemungkinan akan dijadikan alasan bagi pemerintah untuk menangkap dirinya.

Campur tangan Beijing semakin intensif

Ketika pemerintah Kepulauan Solomon semakin dekat ke Beijing, campur tangan PKT di negara itu semakin intensif.

Pada  Agustus 2022, pemerintahan Manasseh Sogavare setuju untuk meminjam dana sebesar USD. 66 juta dari Tiongkok untuk membangun 161 menara telekomunikasi Huawei di seluruh negeri, termasuk 24 menara telekomunikasi di Provinsi Malaita, yang akhirnya ditolak oleh Suidani.

Sebuah laporan  Februari 2023 yang diterbitkan oleh Yayasan LSM untuk Pertahanan Demokrasi (Foundation for Defense of Democracies. FDD) yang berbasis di Washington, D.C. menyebutkan bahwa PKT telah menggunakan dana tertentu untuk menyuap 39 dari 50 orang anggota parlemen Kepulauan Solomon, untuk mempengaruhi pemerintahan Manasseh Sogavare menunda pemilihan umum yang dijadwalkan pada tahun ini.

Celsus Talifilu, seorang konsultan Suidani mengatakan kepada The Epoch Times, bahwa PKT dengan cara menyuap para elit politik, memanfaatkan kelemahan hukum dan berbagai propaganda untuk melakukan infiltrasi ke Kepulauan Solomon dengan intensitas yang tinggi.

Kanada juga merasakan dampak intervensi PKT. Laporan media baru-baru ini menunjukkan bahwa Beijing berusaha ikut campur dalam dua pemilihan terakhir, yaitu pemilihan federal tahun 2019 dan 2021. Selama periode tersebut, PKT juga menggunakan cara menyuap para elit. Menurut laporan Global News  November 2022 yang mengutip ungkapan dari sumber keamanan nasional, bahwa pada pemilu 2019, PKT setidaknya telah menyediakan dana kampanye bagi 11 orang kandidat federal.

Berjuang untuk kebebasan tanah air

Daniel Suidani yang melakukan perjalanan di Amerika Utara selama beberapa minggu terakhir telah tiba di Kanada pada 20 Mei. Ia mengaku tetap teguh dalam membela negaranya. Dia juga meminta orang-orang dari berbagai komunitas Kanada untuk bersama-sama menentang campur tangan rezim Beijing.

“Saya sangat mencintai negara saya, itulah alasannya mengapa kita perlu terus menyebarkan pesan kebebasan,” kata Suidani.

“Yang memotivasi saya terus maju adalah kita ingin memiliki kebebasan yang sama dengan yang dimiliki rakyat Amerika Utara dan Taiwan. Kita ingin menjadi bagian dari masyarakat demokratis yang menikmati kebebasan yang sama”, katanya.

Suidani meminta warga Kanada untuk memahami fakta kebenaran dan tetap tangguh dalam menghadapi perilaku jahat dan merusak dari PKT.

Dia mengatakan : “Kita perlu berdiri bersama untuk melawan orang-orang ini (agen Partai Komunis Tiongkok), sehingga kita dapat berdiri bersama untuk kebebasan, dan kita berharap anak cucu kita memiliki kebebasan.” (sin)