Media AS : Tiongkok Membantu Iran Memproduksi Drone untuk Rusia dalam Waktu 3 Bulan

NTD

Baru-baru ini, peneliti Barat menemukan komponen buatan Tiongkok tahun ini dalam drone buatan Iran yang berhasil disita di Ukraina. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun AS menuntut penutupan rantai pasokan global, tetapi Beijing berupaya membantu Teheran mengimplementasikan program drone-nya untuk kebutuhan Rusia dalam perang di Ukraina.

Pada 12 Juni, “Wall Street Journal” melaporkan bahwa pada bulan April tahun ini, pesawat tak berawak Iran Shahed-136 yang digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina berhasil ditembak jatuh dan komponennya yang hampir utuh diambil guna penyelidikan. Penyelidik dari Conflict Armament Research, atau CAR, sebuah kelompok pelacak rantai pasokan senjata yang berbasis di Inggris menemukan bahwa konverter tegangan dalam sistem navigasi drone tersebut dibuat di Tiongkok pada pertengahan Januari 2023.

Meskipun ada beberapa contoh komponen buatan Tiongkok yang terdokumentasi di drone Shahed Iran, tetapi ini adalah pertama kalinya menemukan komponen yang diproduksi pada 2023, juga pertama kalinya komponen buatan Tiongkok yang ditemukan pada drone Rusia yang digunakan untuk menyerang Ukraina. Demikian CAR mengungkapkan.

CAR menyebutkan bahwa penemuan itu menunjukkan drone Shahed diproduksi “sangat cepat”. Perakitannya hanya membutuhkan waktu lebih dari 3 bulan sejak pengadaan komponen, pemasangannya sampai digunakan dalam penyerangan ke Ukraina.

“Hal ini membuktikan bahwa UAV seri Shahed sangat penting bagi operasi militer Rusia di Ukraina, mungkin karena kebutuhan militer, jadi waktu antara produksi dan penyebaran sistem senjata sekali pakai ini cukup singkat dan waktu pasokannya pun dipercepat.

CAR juga mengklaim bahwa pihaknya tahu perusahaan Tiongkok mana yang memproduksi suku cadang tersebut, tetapi tidak akan mengungkapkan identitas perusahaan tersebut sampai proses penelusuran formal dilakukan.

Pada Jumat (9 Juni) John Kirby, juru bicara Gedung Putih mengutip informasi yang baru dideklasifikasikan mengatakan, bahwa drone serang satu arah itu diproduksi di Iran dan dikirim ke militer Rusia untuk menyerang Ukraina dengan melintasi Laut Kaspia.

Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat mengungkapkan rute yang ditempuh drone untuk mencapai Rusia, yakni : Berangkat dari pelabuhan Amirabad Iran, diangkut melalui laut melintasi Laut Kaspia menuju Makhachkala, dan dari sana diangkut ke desa Azov dan Sescha di wilayah Primorsko-Akhtarsk Bryansk melalui laut. Di dekat kedua wilayah tersebut terdapat pangkalan udara Rusia tempat drone diluncurkan untuk menyerang Ukraina.

Selain itu, sebuah pabrik sedang dibangun di Zona Ekonomi Khusus Alabuga Republik Tatarstan, Rusia, yang direncanakan untuk memproduksi drone Iran.

Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia berulang kali menggunakan drone buatan Iran untuk menyerang Ukraina, termasuk sasaran sipil, bangunan penting, dan infrastruktur listrik, sebagai bagian dari upaya untuk memukul jatuh moral Ukraina. Dengan menipisnya persediaan senjata yang dimiliki Moskow, pasokan Iran menjadi kunci pertolongan.

The Wall Street Journal yang mengutip sumber dari militer Ukraina memberitakan bahwa sejak invasi dimulai pada Februari 2022, Rusia telah menggunakan lebih dari 700 drone buatan Iran, yang dikenal sebagai drone “kamikaze”, karena dapat meledakkan diri usai melakukan serangan ke posisi militer Ukraina dan infrastruktur sipil yang telah ditargetkan. Walau pasukan Ukraina berhasil menembak jatuh sebagian besar drone itu, tetapi penggunaannya yang terus-menerus jelas menjadi tekanan dalam pertahanan udara negara itu.

Wall Street Journal juga melaporkan bahwa Tiongkok dan Hongkong telah lama menjadi pusat pasokan suku cadang drone Iran. (Hal ini telah dikonfirmasi dalam laporan PBB tentang Teheran memasok kebutuhan militan para radikal di Yaman).

Sejak Agustus tahun lalu, Iran telah memasok sekitar 400 drone kepada Rusia, dan Rusia juga berharap bisa mendapatkan drone yang “lebih kuat dan lebih mematikan”.

Menurut laporan tersebut, temuan CAR menunjukkan bahwa Iran dapat dengan cepat menyediakan drone buat Rusia dan terus mengimpor komponen dari Tiongkok.

Amerika Serikat telah berulang kali memberikan sanksi kepada perusahaan dan individu di Iran, Rusia, dan Tiongkok yang terlibat dalam pembuatan senjata ilegal yang berbahaya, dan ingin memutus rantai pasokan senjata global. Tapi menemui kesulitan karena komponen seperti konverter tegangan juga banyak digunakan dalam elektronik komersial. (sin)