Strategi Keamanan Nasional Jerman yang Baru : Tiongkok adalah Lawan yang Sistemik

oleh Yan Shu

Pada Rabu (14 Juni) Jerman mengumumkan strategi keamanan nasional pertamanya, yang mendefinisikan pemerintahan partai komunis Tiongkok sebagai lawan sistemik, karena Beijing terus berupaya meningkatkan ancaman terhadap keamanan global

Kabinet Jerman resmi meluncurkan strategi keamanan nasional pertama negara itu yang panjangnya mencapai lebih dari 40 halaman pada Rabu (14 Juni). Isinya mencantumkan sembilan masalah  sebagai inti dari keamanan Jerman, termasuk perlindungan terhadap pengaruh asing dan kegiatan spionase, termasuk juga perlindungan teknologi dan infrastruktur penting, keamanan jaringan, ruang angkasa, dan lain-lain.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan : “Keamanan kami, juga bersandar pada Uni Eropa dan aliansi transatlantik, adalah dan tetap menjadi inti (kebijakan keamanan)”.

Meskipun Tiongkok adalah mitra dagang Jerman yang paling penting, strategi baru tersebut masih menyebutkan dengan tanpa tedeng aling-aling soal pemerintah komunis Tiongkok yang terus mencoba untuk mengubah tatanan internasional berbasis hukum, dan secara agresif untuk memaksakan hegemoninya di Asia.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan : “Keamanan di abad ke-21 bukan hanya di bidang militer dan diplomatik… Keamanan berarti tidak dimata-matai oleh PKT saat bertemu teman, atau dimanipulasi oleh robot Rusia saat menjelajahi jejaring sosial”.

Namun, Olaf Scholz menekankan bahwa yang dicari Jerman bukanlah memisahkan diri dari Tiongkok, melainkan meminimalkan risiko. Strategi baru mendefinisikan Tiongkok sebagai “mitra, pesaing, dan musuh sistemik”, sejalan dengan formulasi Uni Eropa, meski menekankan bahwa “porsi dari persaingan dan permusuhan telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.”

Scholz juga mengatakan bahwa rincian dari strategi Tiongkok segera akan dikeluarkan. (sin)