Pencakar Langit dan Kehidupan Kota Dikonfirmasi Meningkatkan Stres

Nina Nguyen 

Tingkat stres seseorang bisa meroket karena hiruk-pikuk kehidupan kota, penelitian baru telah mengonfirmasi hal itu.

Sebuah studi oleh para peneliti dari Bond University, Australia, menemukan bahwa “hutan beton” membuat jantung kita berdetak lebih cepat, sedangkan jalanan yang sepi dapat meningkatkan kreativitas.

Studi tersebut mengukur reaksi fisik seseorang terhadap lingkungan perkotaan, seperti jalan kota tertutup yang ditemukan di kota besar, dengan melacak detak jantung dan frekuensi otak mereka.

Peneliti menggunakan monitor jantung portabel dan EEG untuk melacak respons dari orang yang sama yang tinggal di dua tempat berbeda di Kota Gold Coast, Australia, yang terkenal dengan gedung pencakar langitnya yang menjulang tinggi.

Asisten Profesor Psikologi, Oliver Baumann dan Briana Brooks-Cederqvist menemukan bahwa orang merasa lebih stres secara signifikan di daerah dengan kepadatan lebih tinggi, sementara mereka yang tinggal di daerah dengan kepadatan lebih rendah merasa lebih nyaman, detak jantung mereka berkurang, dan suasana hati mereka meningkat.

Selain itu, pengukuran aktivitas otak menunjukkan, orang yang tinggal di daerah sepi memiliki keadaan pikiran yang lebih kontemplatif dan kreatif.

Baumann menjelaskan bahwa di daerah yang penuh bangunan atau padat, orang dapat menganggapnya lebih berbahaya karena ada lebih sedikit ruang terbuka dan lebih banyak lalu lintas, yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan respons ketakutan mereka.

“Di area yang lebih terbuka, perasaan ini berkurang, dan itulah yang kami lihat dalam pengukuran aktivitas otak,” tambahnya.

Baumann mengatakan bahwa studi sebelumnya tentang bagaimana orang merespons lingkungan perkotaan sebagian besar bergantung pada pelaporan diri oleh para peserta dan selalu menyisakan ruang untuk potensi bias internal.

“Memiliki bukti fisik ini di samping kuesioner berarti kami dapat dengan jelas melihat dampak lingkungan yang berbeda terhadap tingkat stres dan kenyamanan orang secara objektif.”

Berharap Penelitian dapat Memberikan Ide bagi Perencana Kota dan Pengembang Perumahan

Sang asisten profesor  berharap penelitian ini akan memberikan saran dan ide bagi perencana kota dan pengembang komunitas perumahan untuk mengadopsi pendekatan desain yang berpusat pada manusia untuk perencanaan kota.

“Hal ini telah menunjukkan dengan sangat jelas bagaimana lingkungan perkotaan dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dan ini menawarkan peluang nyata untuk membentuk cara kita merancang kota, ruang publik, dan pembangunan perumahan,” tambah Baumann.

“Kami pernah melihat ini digunakan sebelumnya, terutama dalam desain kantor. Google adalah contoh bagus di mana mereka telah menggunakan jenis informasi ini untuk merancang tempat kerja yang menciptakan respons tertentu pada staf.”

Baumann mengatakan bahwa penelitian tersebut dapat membantu merancang area berdasarkan bagaimana mereka membuat orang merasa akan memiliki nilai tambah dan umur yang lebih panjang. “Sifat  peralatan  yang  portabel   dan   fleksibel yang kami gunakan untuk mengumpulkan data membuka kemungkinan untuk melakukan hal ini pada tingkat yang cukup terperinci juga,” kata para peneliti.

“Tidak ada alasan itu tidak bisa digunakan sebagai bagian dari proses perencanaan dalam desain pembangunan perumahan atau komunitas.”

“Menciptakan tempat yang kita tahu orang ingin tinggal dan kemudian ingin menetap dapat membantu mengurangi risiko seiring dengan investasi keuangan yang besar dan meningkatkan nilai jangka panjang mereka.” (eko)