Beijing Diperkirakan Mengincar Neuralink 

Untuk Membangun Pengendalian Pikiran Warganya

Shi Shan

Pada 22 Mei tahun ini, KTT G7 di Hiroshima, Jepang, telah berakhir, tujuh negara industri besar Barat bersama negara lainnya yang hadir menyampaikan pernyataan, walaupun ditegaskan tidak decoupling dengan RRT, tetapi jaring kepungan besar di bidang teknologi tinggi telah terbentuk rapi. Akan tetapi, ternyata pasca KTT sekelompok pejabat tinggi perusahaan besar AS ramai-ramai berkunjung ke Tiongkok.

CEO Tesla ELon Musk, Direktur merangkap CEO ADM Co. Juan R. Luciano, CEO sekaligus Direktur General Motors Mary Barra, Direktur Komersial Rio Tinto Group Alf Barrios, CEO Starbucks Laxman Narasimhan, CEO sekaligus Direktur JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon, serta CEO Apple Inc. Tim Cook, semua tiba di RRT pada akhir Mei lalu.

Semua perusahaan tersebut memiliki bisnis yang sangat besar di Tiongkok, mereka menyerbu Tiongkok, tentu saja demi perkembangan perusahaan di masa depan, dan demi keuntungan di masa mendatang. Akan tetapi, hanya kunjungan Elon Musk yang paling mendapatkan sorotan khusus.

Pada 30 Mei setelah Musk tiba di Beijing, dalam tempo 24 jam ia telah bertemu dengan tiga pejabat RRT setingkat menteri, antara lain Menteri Luar Negeri Qin Gang, Menteri Perdagangan Wang Wentao, dan Menteri Industri & IT Jin Zhuanglong, setelah itu, ia juga berdialog dengan Anggota Tetap Komisi Politbiro PKT sekaligus Wakil PM Pertama Ding Xuexiang untuk membahas suatu topik yang belum dipublikasikan.

Ini adalah untuk kali pertama Ding Xuexiang berdialog empat mata dengan seorang CEO perusahaan asing, yang menunjukkan betapa kalangan pejabat PKT sangat mengutamakan Elon Musk. Apakah yang ingin didapatkan PKT dari Elon Musk?

Setelah menemui Ding Xuexiang, Musk menuju ke pinggiran kota Shanghai untuk meninjau pabrik Tesla Gigafactory 3 Shanghai, juga menemui para karyawan disana, dan bertemu dengan Sekkota Shanghai Chen Jining. Pabrik Tesla di Shanghai adalah pabrik produksi Tesla terbesar di dunia, Musk berniat memperluas pabrik di Shanghai tersebut, ia juga berniat membangun pabrik baterai, untuk itu dia pun bertemu dengan Direktur CATL yakni Zeng Yuqun. Rombongan Zeng Yuqun sejumlah 22 orang mendampingi Musk bersantap malam di sebuah klub kelas atas di Beijing yakni Huafuhui Club, dan menghabiskan 45.000 Yuan RMB (94 juta rupiah, kurs per 12/06). 

Pada menu khusus, begitu dibuka terdapat logo Tesla dan sederet aksara Mandarin yang bertuliskan “Satu kuda memimpin di depan (Yi Ma Dang Xian = 一馬當先. Aksara Ma disini bermakna Kuda sekaligus aksara mandarin untuk Musk. Red.)”, dengan gambar dua ekor kuda beringas melompat ke udara, niat mereka untuk mengambil hati Musk tertera sangat kentara di atas kertas (kaligrafi).

Musk memperbesar investasinya di Tiongkok, yang mungkin bernilai milyaran dolar AS, bisa dibilang ini adalah suntikan penguat bagi PKT yang setelah belakangan ini begitu banyak investasi hengkang dari Tiongkok. Namun rencana ini sepertinya bukan alasan utama untuk menjelaskan mengapa Beijing begitu mengutamakan Musk.

Bicara soal investasi, Direktur merangkap CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon mungkin lebih penting. Ia memilih Shanghai untuk mengadakan KTT Finansial JPMorgan Chase di Tiongkok, perusahaan yang dibawanya untuk menghadiri KTT bernilai 4,5 trilyun dolar AS (66.864 triliun rupiah), termasuk CEO Pfizer Albert Bourla, CEO Starbucks Laxman Narasimhan, dan CEO FMG Andrew Forrest, investasi setiap orang di atas tidak lebih sedikit daripada Musk.

Musk menyatakan, ia berharap dapat terus memperluas bisnis di pasar mobil listrik Tiongkok yang terbesar di dunia ini. Namun hal ini jelas bukan alasan Beijing memperlakukannya dengan skala tinggi. Beberapa tahun terakhir, PKT terus memblokir Tesla, media massa pemerintah terus menggoreng berita akan “risiko keamanan nasional” yang ditimbulkan oleh Tesla, internet juga dipenuhi dengan berita negatif tentang musibah serta hilang kendali yang menimpa mobil Tesla. Kekhawatiran tingkat tinggi itu tidak akan semudah itu lenyap hanya karena adanya investasi baru bernilai beberapa milyar dolar AS.

Alasan lain yang membuat Beijing tertarik pada Musk, kemungkinan berkaitan dengan SpaceX. Dalam Perang Rusia-Ukraina, sistem Starlink pada SpaceX telah terbukti memainkan peran yang tak tertandingi, dan dalam perang informasi di masa depan, sistem ini mungkin dapat memerankan fungsi yang sangat besar.

Namun ada pakar yang menilai, walaupun Starlink adalah teknologi tinggi, tetapi prinsipnya sebenarnya tidak rumit, dan Beijing telah mulai membangun sistem satelit orbit rendahnya sendiri. Sistem luar angkasa RRT walaupun tidak mampu mencapai teknologi roket SpaceX, tetapi dengan peluncuran berbiaya tinggi, Beijing mungkin juga akan dapat mengirimkan ratusan buah satelit orbit rendah dalam beberapa tahun mendatang, dan membentuk sistem Starlink versi Tiongkok untuk kegunaan khusus militer dan keamanan nasionalnya. Selain itu, sistem hukum di AS saat ini, program SpaceX milik Musk ini kecil kemungkinannya dapat mengalihkan teknologi roket atau Starlinknya kepada RRT.

Menurut penulis, alasan Beijing begitu memperhatikan Musk dan memperlakukannya dengan skala tinggi, yang paling memungkinkan adalah perusahaan Musk yang lain yaitu Neuralink. Ini adalah perusahaan neuroteknologi dan antarmuka otak-komputer, yang didirikan oleh Musk bersama delapan orang lainnya, yang bertanggung jawab meneliti cangkok atau implan teknologi antarmuka otak-komputer pada manusia. Kantor pusatnya berada di San Francisco, saat ini nilai pasarnya diperkirakan sekitar 5 miliar dolar AS (74,3 triliun rupiah).

Hanya 5 milyar dolar AS, jika dibandingkan dengan nilai pasar Tesla yang mencapai ratusan miliar dolar AS, atau dengan nilai pasar SpaceX yang mencapai ratusan miliar dolar AS, bisa dibilang tidak ada artinya, tetapi arti pentingnya, terutama arti pentingnya bagi PKT, justru jauh melampaui Tesla maupun SpaceX.

Teknologi inti dari Neuralink adalah Link, yang akan mencangkokkan cip elektronik mikro ke dalam otak. Menurut penuturan Musk, Link ini ibarat ponsel yang dapat diisi ulang daya tanpa kabel, dapat mengisi daya lewat induksi elektromagnetik, pemasangan Link dilakukan oleh robot bedah. Robot akan mengebor sebuah lubang di tulang tengkorak, lalu memasukkan Link, seperti memasukkan sumbat botol, lalu menutup kembali lubang pada tengkorak kepala, agar Link tidak terlihat.

Saat ini elektroda pada Link memiliki lebih dari seribu elektroda halus, yang membentuk satu persatu “kabel tancap”, setiap kabel lebarnya sekitar 5 mikrometer — setara dengan 1/20 ketebalan rambut manusia. Robot akan menancapkan semua elektroda itu ke permukaan korteks serebral otak, dan instrumen Link selain dapat membaca denyut elektrik pada korteks, juga dapat “menuliskan” sinyal denyut listrik ke dalam otak. Dengan kata lain, hanya dengan “menerjemahkan data” dari sinyal denyut elektrik di dalam otak, lewat Neuralink, instrumen eksternal akan dapat membaca data di dalam otak Anda, juga dapat mengirimkan data dari otak ke media lain di luar sistem saraf, bahkan dapat “meng-input” berbagai macam data ke dalam otak Anda lewat denyut elektrik.

Tentu saja, ini hanya sebatas penjelasan yang sangat dangkal. Operasinya tidak sulit, tetapi bagaimana membuat Neuralink mencapai lapisan otak dalam, masih harus dipelajari lebih lanjut. Lalu apa gunanya teknologi ini?

Otak manusia terbagi menjadi tiga bagian, masing-masing adalah otak insting, otak perilaku, serta otak logika dan refleksi, atau ada juga yang menyebutnya sebagai otak reptil, otak mamalia, dan otak manusia. Singkatnya, otak reptil bertanggung jawab pada kemampuan bertahan hidup dasar, seperti reaksi naluriah untuk mencari makan dan dorongan seksual, mencari keuntungan dan menghindari kerugian; otak mamalia atau disebut juga sistem limbik, merupakan pusat mengendalikan emosi dan perilaku. Sama dengan hewan mamalia lain seperti kucing, anjing, dan tikus, manusia juga memiliki struktur dan fungsi menyusui yang sangat mirip, termasuk emosional, perasaan, kehidupan sosial, hormon, dan lain sebagainya. 

Sedangkan lapisan logika dan refleksi atau otak manusia, adalah letak pikiran atau intelektual manusia, yang bertanggung jawab dalam hal pemikiran, kognisi serta penyampaian emosional tingkat tinggi. Struktur semacam inilah yang membedakan antara manusia dengan jenis hewan mamalia lainnya. Tiga bagian atau tingkatan ini juga memiliki zona fisik yang konkrit, otak kemampuan berada pada batang otak, sistem limbik atau otak mamalia membungkus bagian luar batang otak, sedangkan otak logika dan refleksi yang juga disebut otak manusia berada pada lapisan terluar, yaitu neo-cortex.

Di dalam Neo-cortex terdapat banyak struktur lobus yang berbeda, setiap lobus yang berbeda merefleksikan fungsi yang berbeda. Neo-cortex manusia lebih besar daripada hewan, juga merupakan kunci yang krusial bagi manusia untuk bisa menjadi makhluk yang berakal budi di atas hewan lainnya. Fungsi utama Neo-cortex adalah berpikir, bertanggung jawab untuk memahami, merasakan, bahasa, kesimpulan, logika, belajar, dan pengendalian emosi.

Segala aktivitas otak sebenarnya ditransfer melalui semacam gelombang listrik biologis lemah. Di otak manusia ada sekitar 80 milyar neuron, setiap neuron maksimal memiliki ribuan sinapsis — disebut juga konektor, yang terhubung dengan neuron lainnya. Neo-cortex, yang juga bertanggung jawab atas logika, pemikiran, dan belajar, memiliki sekitar 15 milyar neuron. Kognisi, belajar, dan penyimpulan logika pada manusia dirampungkan lewat gelombang listrik biologis yang dilontarkan dan diterima neuron pada lapisan Neo-cortex yang berada agak luar pada lapisan ini. Jadi, prinsip Neuralink adalah, lewat gelombang listrik yang dilontarkan dan diterima pada lapisan permukaan Neo-cortex ini untuk meng-input dan meng-output sinyal otak manusia.

Dua tahun lalu, Neuralink mengumumkan telah merampungkan eksperimen terhadap monyet. Dengan menghubungkan otak dengan komputer, berhasil membuat seekor monyet belajar menggunakan otaknya, otak monyet bermain permainan komputer yang sederhana. Selain itu ada pula sebuah uji coba lain, Neuralink sukses membuat seorang pasien yang telah lumpuh selama 12 tahun akibat kecelakaan lalu lintas berdiri lagi dan ingin belajar berjalan. Karena sinyal otak manusia dikirimkan ke otot seluruh tubuh lewat saraf tulang belakang, maka jika tulang belakang rusak, berarti kabel listrik telah terputus, sinyal tidak akan dapat dikirimkan, otot menjadi tidak dapat dikendalikan, maka terjadilah kelumpuhan.

Uji coba Neuralink adalah membangun sebuah jalur sinyal yang baru antara sinyal otak dengan otot badan di luar dari sistem saraf tulang belakang, agar sinyal dapat terus memerintah otot badan untuk bergerak.

Pada 26 Mei lalu, Neuralink mengumumkan FDA telah memberi izin pada pihaknya untuk mulai melakukan eksperimen pada tubuh manusia, era dimana otak manusia akan diintervensi kekuatan dari luar telah dimulai.

Masa depan aplikasi sistem otak-komputer sangat besar, mulai dari pengobatan berbagai jenis penyakit otak dan saraf sampai dengan pengoperasian senjata perang dengan cepat, di masa depan bahkan memungkinkan implan lebih banyak cip untuk membuat ruang ingatan otak menjadi semakin besar, seperti komputer yang ditambahkan memori eksternal, membuat manusia memiliki “kecerdasan” yang lebih besar.

Namun yang lebih saya khawatirkan adalah dampak yang ditimbulkan pada reaksi emosional manusia dari input sinyal otak untuk mengubah proses pemikiran dan logika manusia itu. Faktanya, ini adalah teknologi yang selama belasan tahun terakhir terus dikejar oleh PKT. 

Pihak militer RRT sejak sekitar 10 tahun lalu telah mengemukakan konsep “kendali otak”. Pada 2014, peneliti militer PKT Zeng Huafeng dan Shi Haiming telah mempublikasikan buku berjudul “Kendali Otak: Hukum Perang di Era Media Massa Global dan Strategi Keamanan Nasional”, itulah pertama kalinya diutarakan konsep “kendali otak”. Pada 2018, keduanya kembali menerbitkan buku berjudul “Logika Teknologi Membangkitkan Militer” yang telah diterbitkan oleh National University of Defense Technology Press, dari konsep kendali otak meningkat lagi lebih lanjut menjadi konsep “kendali kecerdasan”.

Yang dimaksud dengan kendali otak berangkat dari sudut pandang perang. Perkembangan perang, dari kendali darat, kendali laut, kendali udara sampai dominasi udara dan langit, PKT telah mengembangkan kendali otak.

Kendali otak yang mereka maksudkan, khususnya pengendalian kemampuan kognitif terhadap pihak kawan dan lawan dalam kondisi perang. Tidak hanya mengendalikan kemampuan kognitif pihak kawan, juga harus mengacaukan, merusak, bahkan mengendalikan kemampuan kognitif lawan, agar lawan selalu melakukan kesalahan dalam membuat penilaian dan keputusan. Dengan menguasai kendali otak, maka bisa menaklukkan pasukan musuh tanpa harus berperang. Oleh sebab itu militer PKT menyebut kendali otak itu sebagai “mahkota kendali perang”.

Namun konsep kendali otak PKT tidak hanya terbatas pada medan perang saja. Ketika “kendali otak” diperluas lagi ke bidang politik dan sosial, maka akan menjadi bagian dari strategi negara totaliter PKT, saat mengendalikan sepenuhnya pikiran dan perilaku manusia, itu akan menjadi alat baru dan pola pikir baru PKT dalam mempertahankan kekuasaannya.

Faktanya, sejak belasan tahun lalu PKT telah melakukan riset rahasia “pengendalian otak”, dengan berbagai macam zat kimia dan sinyal elektromagnetik dilakukan percobaan intervensi dalam modul operasi otak, dengan harapan dapat menemukan metode untuk mengendalikan otak manusia. Jika PKT dapat menemukan teknologi kendali otak dengan metode yang sederhana, maka PKT akan tanpa ragu mengaplikasikannya untuk bisa mengendalikan seluruh masyarakat, karena mereka tidak hanya tahu apa yang Anda pikirkan, juga bisa mengendalikan pikiran Anda, membuat Anda suka atau benci, membuat Anda ketakutan. Singkat kata, membuat Anda patuh.

Oleh sebab itu saya merasa, besar kemungkinan Neuralink milik Musk ini adalah teknologi baru yang paling diminati oleh PKT. Eksperimen Neuralink memicu suara menentang yang sangat besar di AS. Ini membuat saya teringat akan larangan uji coba memperkuat virus di AS, akhirnya sejumlah laboratorium biokimia AS mengirim dana ke RRT, dan melakukan uji coba tersebut di Tiongkok. Uji coba pada tubuh manusia oleh Neuralink milik Musk, telah melalui proses yang sangat sulit, hingga memperoleh izin dari FDA. 

Saat dia berkunjung ke Beijing, tidak dibicarakan secara heboh di Twitter seperti sebelumnya, hanya secara singkat disebutkan perbincangan tentang pemerintah mengawasi perkembangan AI, apa maksudnya? Jika Musk memilih untuk melakukan uji coba Neuralink pada tubuh manusia di Tiongkok, maka akibatnya adalah akan dengan cepat membantu mendorong perkembangan teknologi “kendali otak” dari PKT, dan mewujudkan teori “kendali otak” dari mereka.

Ini bakalnya adalah situasi yang mutlak dapat membuat semua orang merinding. Di masa depan, PKT tidak perlu lagi memenjarakan jutaan orang di kamp konsentrasi, tak perlu lagi penjara cuci otak, juga tidak perlu lagi Departemen Propaganda yang terus berkoar-koar mendoktrinasi, cukup satu operasi kecil saja sudah bisa mewujudkan pengendalian penuh yang sempurna terhadap seluruh masyarakatnya. 

Pada waktu itu seluruh warga Tiongkok akan menjadi mesin berjalan, atau menjadi setengah manusia yang dikendalikan oleh mesin. Berbagai masalah yang membuat para diktator pusing tujuh keliling, termasuk niat kebebasan dan pikiran kebebasan, pemberontakan masyarakat, dan kelompok independen nasionalis, akan dimusnahkan hingga tuntas dengan sekeping kecil cip berukuran mikrometer bahkan nanometer, dan mewujudkan pengendalian menyeluruh yang “sempurna” terhadap masyarakat. (sud/whs)