Military Focus  : Musuh Nomor Satu yang Paling Ingin Dihabisi Putin

Xia Luoshan

Awal Mei lalu, Rusia telah mengobarkan suatu perang urat syaraf, yakni mereka menyebutkan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina yakni Valerii Fedorovych Zaluzhnyi dan Direktur Intelijen Militer Ukraina yakni Kyrylo Oleksiyovych Budanov tewas setelah mengalami serangan roket dan rudal. 

Walaupun beredar banyak video dan foto yang membuktikan keduanya sehat walafiat, namun media massa Istana Kremlin Rusia tetap meyakini bahwa sang pemimpin intelijen dan panglima militer Ukraina tersebut telah tewas, serta melanjutkan Upaya mereka untuk membuat semua orang percaya pada rumor itu.

Kabar angin tentang tewasnya Zaluzhnyi disebar secara luas, karena panglima angkatan bersenjata itu sempat cukup lama tidak menghadiri kegiatan publik, dan menolak menghadiri rapat Komite Militer NATO, ia bahkan jarang hadir dalam pertemuan daring sekalipun. Penjelasan dari Zaluzhnyi sendiri adalah, situasi perang saat ini sangat genting, dan ia kesulitan meluangkan waktu melepaskan diri dari tugasnya.

Namun, foto dan video yang memperlihatkan Zaluzhnyi dalam keadaan segar bugar itu ternyata tidak mencegah alat propaganda Rusia untuk menciptakan rumor. Pada 24 Mei lalu, berita palsu itu pun mencapai puncaknya, waktu itu sebuah media massa ofisial Rusia memberitakan rincian cedera yang dialami oleh Zaluzhnyi, dan memberitakan panglima itu harus menjalani bedah di bagian kepala akibat cedera yang dialaminya, bahkan juga dinyatakan ia sudah tidak bisa lagi bekerja. 

Di saat yang sama, pemerintah Ukraina turun tangan, dan menghimbau warganya agar tidak memercayai berita palsu tersebut. Pada 26 Mei, Zaluzhnyi bahkan menghadiri upacara penyerahan sebuah kapal perang lapis baja model terbaru kepada Armada Sungai Angkatan Laut Ukraina.

Walaupun berita palsu Rusia tersebut akhirnya terungkap pada akhir Mei lalu, pada konferensi pers media Istana Kremlin pada 13 Juni, Putin kembali membuat asumsi yang baru terhadap kondisi dan keberadaan Zaluzhnyi. Ia mengatakan, pemimpin militer tersebut dalam kondisi sangat gawat di suatu tempat di luar negeri. Faktanya, sejak dimulainya invasi oleh Rusia, Zaluzhnyi hanya sekali meninggalkan Ukraina, yakni pada saat memenuhi undangan AS menemui Kepala Staf Gabungan AS Mark Milley.

Tujuan utama Rusia menyebarkan berita bohong itu adalah untuk memukul semangat juang warga Ukraina, karena masyarakat Ukraina sangat mendukung Panglima Angkatan Bersenjata mereka. Setelah aksi propaganda itu gagal, kembali diciptakan suatu progaganda gelombang baru, kali ini mereka berupaya menguburkan Direktur Intelijen Ukraina Budanov.

Aksi propaganda terkait Budanov sangat mirip dengan berita palsu sebelumnya, bahkan cara kematiannya pun mirip. 

Berita itu menyebutkan demikian, pada 29 Mei, sebuah rudal Rusia menghantam Kantor Pusat Intelijen Militer Ukraina yang terletak di Pulau Rybalsky, dan berimbas pada kantor Budanov; disebutkan pula Rusia tidak dapat dengan segera menyimpulkan apakah Budanov tewas di tengah reruntuhan, atau mengalami cedera. 

Dua minggu kemudian, media massa Rusia memberitakan bahwa Budanov dilarikan dengan helikopter ke sebuah pangkalan militer di kota Rzeszów sebelah tenggara Polandia, dari sana dinaikkan ke sebuah pesawat milik AS untuk dibawa ke Jerman guna perawatan. Pada hari serangan rudal tersebut, pihak Ukraina menegaskan, aksi teror Rusia tidak berhasil, dan menyatakan akan memberikan tanggapan sepenuhnya.

Setelah Budanov berulang kali menampakkan diri di hadapan publik, dan media massa Jerman menyangkal keberadaan dirinya menjalani pengobatan di Jerman, media massa Rusia tidak juga berhenti menyebarkan isu tersebut. Bahkan Putin sendiri pun kembali menekankan pernyataannya bahwa telah dihancurkannya kantor pusat intelijen Ukraina tersebut.

Kekonyolan gerakan berita palsu Rusia itu, membuat banyak pakar media massa terkejut, karena semua pernyataan mereka telah terbantahkan oleh banyaknya foto, video, dan siaran langsung. Akan tetapi, perang psikologis yang gagal itu tidak kunjung berhenti, Rusia masih saja berupaya menciptakan bukti cedera atau kematian tentang Zaluzhnyi dan Budanov, bahkan berusaha menyempurnakan kebohongannya dengan gerakan tubuh dan kata-kata yang tidak alami. 

Baru-baru ini, propaganda yang schizophrenia itu kembali mencapai puncaknya, dengan menyebutkan Ukraina sedang menggunakan jasad Budanov, untuk membuat video palsu dengan teknologi Deepfake menciptakan ilusi seakan Budanov masih hidup. Tingkat kekonyolan ini membuat orang terbengong.

Perusahaan siaran umum Ukraina yakni Suspilne pada 1 Juli menyiarkan sebuah rekaman video, yang memperlihatkan Budanov saat diwawancarai oleh media massa sedang menertawakan penyebaran berita bohong oleh pihak Rusia terkait kematiannya. 

Wartawan itu bertanya bagaimana ia lolos dari maut, Budanov menjawab, “Cukup baik”. Saat Budanov mencoba menjelaskan logika berita palsu yang disebarkan Rusia itu berkata, “Logika macam apa itu? Logika pemadat dan pemabuk tidak layak untuk dibahas.”

Budanov yang berusia 37 tahun lahir di Kiev, lulusan Akademi AD (Angkatan Darat) Odesa, pernah berdinas sebagai anggota pasukan khusus Badan Intelijen Kemenhan Ukraina. Antara 2014 sampai 2020, ia ikut andil dan memimpin sejumlah operasi militer rahasia yang berhasil. 

Pada Agustus 2020, ia diangkat menjadi Direktur Badan Intelijen Militer. Pada 21 April 2023, karena Jembatan Krimea diledakkan, Pengadilan Moskow mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Budanov. Menanggapi hal ini, Budanov mengatakan, “Hal ini membuat saya senang, berarti saya telah bekerja dengan cara yang benar, saya akan berusaha membuktikan bahwa Pengadilan Moskow adalah benar.”

Pada 19 Juni, lewat surat kabar berbahasa Inggris Kyiv Post, Budanov mempublikasikan tulisannya, yang isinya menyatakan dirinya dalam keadaan sangat baik dan sehat, serta menertawakan media massa Rusia, ia mengatakan dirinya sedang bergabung dalam barisan komando Ukraina yang abadi. Ia mengatakan, media massa Rusia sedang membantu Ukraina membangun pasukan khusus yang terbentuk dari para komandan yang abadi, termasuk Zaluzhnyi, Budanov sendiri, Stepan Bandera, juga pemimpin militer Ukraina yang gemilang di masa lalu seperti Petliura, Mazepa dan lain-lain.

Ia mengatakan, propagandis Rusia sekarang harus bekerja keras dengan histeris. Pasukan abadi yang kecil ini akan masuk ke dalam mimpi para agresor Rusia, dan mendatangkan mimpi buruk bagi mereka.

Budanov disebut-sebut sebagai musuh nomor satu Putin, tingkat ancamannya terhadap Moskow bahkan mungkin melampaui Zelensky dan Zaluzhnyi, dan berada di posisi nomor satu. Walaupun pihak Ukraina tidak pernah secara terbuka mengakui bertanggung jawab atas operasi militer terhadap objek vital Rusia, tetapi semua operasi yang berhasil itu, membuat orang dengan sendirinya mengaitkannya dengan Budanov.

Operasi serangan tersebut meliputi pengrusakan pipa gas alam Nord Stream, pesawat nirawak (UAV) menyerang Istana Kremlin, jembatan besar penghubung Krimea dengan Rusia diledakkan, serangan terhadap kapal perang Rusia di Sevastopol, serangkaian peristiwa pembunuhan terhadap oknum-oknum pro-perang Rusia, termasuk blogger media sosial Vladlen Tatarsky, putri ahli teori nasionalis ekstrem Alexander Dugin yang bernama Darya Dugina.

Selain itu, serangan misterius terhadap gudang amunisi dan gudang bahan bakar di dalam wilayah Rusia dan wilayah yang dikuasai Rusia, juga serangan lintas wilayah jarak jauh yang dilakukan oleh berbagai kelompok militan yang berbeda pandangan dengan Rusia dan dikendalikan oleh badan intelijen Ukraina, dan lain sebagainya.

Budanov mengakui telah mengkomandoi aksi pembunuhan yang tidak spesifik. Ia berkata, “Kami menyukai tindakan yang langsung dan aktif. Kami tidak takut pada siapapun yang ada dimana pun di dunia ini.” Dalam berita 5 Juli lalu, ia memberitahu wartawan, Rusia terus berupaya membunuhnya, adalah semacam pujian bagi dirinya. Ia berkata, “Ini berarti pekerjaan saya sudah di jalur yang tepat, ini adalah sebuah medali penghargaan bagi diri saya.”

Beberapa hari terakhir, sebuah laporan analisa rahasia dari badan intelijen Ukraina terhadap Kementerian Urusan Dalam Negeri Rusia (MVD), laporan tersebut menyangkut tendensi dukungan masyarakat selama masa pemberontakan Wagner. 

Pada saat Wagner membelot, kesetiaan yang dulunya diandalkan Putin sudah tidak begitu merata lagi di lingkungan pemerintahan federasi Rusia. Di antara semua negara federasi, tingkat dukungan negara Dagestan terhadap Putin adalah yang paling rendah, sementara tingkat dukungan terhadap Yevgeny Viktorovich Prigozhin justru mencapai 97%.

Budanov berpendapat, momentum meletusnya perang saudara di Rusia sudah cukup matang. Ia mengatakan, Kementerian Dalam Negeri yang bertugas menegakkan hukum di seluruh wilayah Rusia sedang menggunakan aplikasi mata-mata generasi terbaru, untuk mengawasi informasi keamanan individu, media sosial dan tren media massa, serta emosional daring.

 Pada 24 hingga 25 Juni selama masa pemberontakan Wagner, evaluasi Kemenlu Rusia mengatakan, pemimpin Wagner Prigozhin mendapat dukungan masyarakat dari 17 wilayah dari total 46 wilayah di seluruh Rusia, sedangkan Putin memperoleh dukungan dari 21 wilayah.

Perpecahan opini publik di media sosial memang tidak selalu berarti perang saudara, tapi sepertinya Budanov sangat yakin bahwa masyarakat Rusia telah terpecah menjadi dua kubu. Ia berkata, federasi Rusia sedang berada di tepi perang saudara. Cukup sedikit guncangan saja, konflik internal akan mencuat.

Tujuan perang Ukraina sangat jelas, yakni berperang demi mengembalikan wilayah kedaulatannya secara utuh. Sebaliknya, tujuan perang Rusia tidak hanya sepertinya masuk akal tapi keliru, juga tidak jelas, dan berubah terus menerus. 

Tujuan sebenarnya Rusia mengobarkan perang, adalah agar Ukraina tidak berpihak pada NATO dan sebaliknya agar berpihak pada Rusia. Tapi sebenarnya Rusia justru telah melakukan sebaliknya, tidak hanya mendorong Ukraina menjadi semakin mendekat pada NATO, juga telah menjadikan mereka sebagai musuh. (sud/whs)

Catatan redaksi:

Dalam masyarakat sekarang ini, fungsi senjata dan militer memiliki makna yang lebih mendalam daripada sekedar membunuh. Kekuatan militer yang besar, acap kali digunakan untuk mendeterensi, menjaga perdamaian dunia, dan keselamatan umat manusia. Perang, walaupun telah berubah menjadi lebih terselubung, tetapi tidak pernah berhenti. “Military Focus” membawa Anda ke garis terdepan, melihat lebih jelas fakta dan rincian pertarungan antara kebenaran melawan kejahatan.