Dampak Topan Doksuri Hingga Banjir Besar! Hebei Masih Kritis, Sejumlah Jenazah Ditemukan di Beijing Hingga Harbin Terkuras Habis

oleh Ren Hao – NTD

Topan Doksuri, yang baru saja tiba di Tiongkok Timur Laut mulai berdampak pada 2 Agustus. Harbin kini mengalami banjir lokal, dan Heilongjiang telah mengeluarkan “siaga merah” hujan lebat. Sementara itu, banjir  terus meluas di provinsi Hebei.

Penduduk Baigou, Hebei berkata : “Sekarang pukul 01:01 pagi pada 2 Agustus di Baigou. Saya ingin menginformasikan kepada semua orang untuk mengungsi.”

Warga itu juga menyampaikan pesan : “3:28, (Baigou) lugage internasional. Ini adalah pintu keluar jalan raya, telah diblokir sejauh satu atau dua kilometer. Masih ada jalan yang sangat panjang.”

Warga lainnya menyampaikan pesan : “Lihatlah kemacetan lalu lintas. Saya disuruh pindah di tengah malam, ke mana Anda akan pindah? Ini tengah malam.”

Pernyataan resmi pihak berwenang menyebutkan, banjir di hulu menyebabkan sungai meluap, dan tanggul Sungai Baigou akan jebol, sehingga warga di bawah lantai tiga segera diberitahukan untuk mengungsi. Baru saja menyaksikan banjir di dekat kota Zhuozhou, penduduk Baigou tidak berani bersantai-santa. Seluruh kota diblokir di persimpangan jalan raya dan lalu lintas menjadi kacau.

Tepat ketika Baigou melarikan diri, sejumlah besar polisi datang ke desa Ci terdekat, memaksa penduduk desa untuk menggali tanggul barat Sungai Baigou untuk mengalihkan air banjir ke Baigou, yang ditentang keras oleh penduduk desa.

Seorang penduduk di Desa Ci, Provinsi Hebei berkata: “Kami akan segera memanen sorgum (biji-bijian), Anda perlu membuat lubang (di tepi sungai) dan membicarakan kompensasinya.”

Dari video udara pada 2 Agustus, terlihat tanggul akhirnya digali, dan banjir dengan cepat mengalir ke desa dan kota, membuat Baigou meluap menjadi lautan.

Pada 2 Agustus, Zhuozhou yang terendam banjir selama dua hari, ketinggian air banjir masih  tinggi, dengan titik terdalam masih mencapai 4 meter. Pada hari itu, ratusan ribu orang masih terdampar di desa-desa, pabrik-pabrik, lokasi konstruksi, sekolah, dan lain-lain, tanpa air dan listrik, tanpa makanan, dan dalam kondisi kritis.

Beberapa orang berteriak, menelpon hotline 110 dan panggilan lain untuk meminta bantuan, tetapi tidak  tersambung atau pihak lain hanya mendaftarkan informasi, tidak ada yang memberikan bantuan.

Tim penyelamat sipil mengeluh bahwa mereka tidak bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah,  sekoci dan alat penyelamat lainnya yang ada rusak parah. Tim penyelamat dan pasokan dari negara lain tertahan di jalan raya karena mereka tidak memiliki surat undangan resmi dan pemerintah setempat tidak mau menerimanya.

Sementara itu, sejumlah besar penduduk desa yang seluruh desanya tenggelam masih belum bisa dihubungi, membuat masyarakat khawatir akan keselamatan mereka.

Untuk memastikan keamanan Beijing, 8 waduk masih terus melepaskan air banjir ke Hebei dan tempat-tempat lain pada 2 Agustus, membuat situasi di Hebei yang terkena dampak serius oleh bencana, sungguh mengkhawatirkan.

Sementara itu, di Beijing, di mana Partai Komunis bertekad  melindungi kota, meskipun banjir telah surut di tempat-tempat seperti Mentougou dan Changping, banyaknya rongsokan mobil yang terendam dalam lumpur sangat mengejutkan.

Sebuah tangkapan layar dari internet menunjukkan seorang sukarelawan yang terlibat dalam penanganan banjir di Mentougou mengatakan bahwa timnya sendiri telah menemukan lebih dari 200 jenazah, termasuk tiga anak, yang termuda baru berusia empat tahun. Relawan tersebut juga mengatakan bahwa untuk mencegah orang-orang melakukan live-streaming atau menyebarkan video lokasi bencana melalui ponsel, pihak berwenang di Mentougou memutuskan sinyal komunikasi.

Saat ini, sabuk curah hujan telah sampai ke wilayah timur laut, diperkirakan hujan badai akan terus berlanjut hingga beberapa hari mendatang, sebagian wilayah Harbin  terendam banjir parah, pekerjaan lokal menghentikan penangguhan kelas, warga tidak berani keluar rumah.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, sebelum topan Doksuri meninggalkan Tiongkok, topan Kanu telah melewati Kepulauan Okinawa di Jepang dan menuju ke timur Tiongkok. (Hui)