Gempa 5,5 Magnitudo di Tiongkok Timur Merobohkan Rumah Terasa Hingga di Beijing,  Melukai Warga

 The Associated Press

Sebuah gempa bumi di Tiongkok timur sebelum fajar  Minggu (6/8) merobohkan rumah-rumah dan melukai sedikitnya 24 orang, menurut media pemerintah.

Gempa berkekuatan 5,5 tersebut terjadi di dekat kota Dezhou, sekitar 300 kilometer (185 mil) selatan ibukota Tiongkok, Beijing, pada pukul 2:33 pagi, menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi Tiongkok. Survei Geologi AS menyebutkan kekuatan gempa mencapai 5,4 magnitudo.

Gempa ini menyebabkan 126 rumah runtuh dan 24 orang terluka, demikian dilaporkan oleh lembaga penyiaran pemerintah China Central Television dan media lainnya.

Menurut laporan resmi, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Jumlah korban yang sebenarnya dari peristiwa tersebut mungkin jauh lebih tinggi. Jumlah korban yang sebenarnya sulit untuk diverifikasi, karena rezim Tiongkok secara rutin menekan atau mengubah informasi.

Siaran TV menunjukkan penduduk Dezhou yang berlari keluar rumah setelah gempa duduk di trotoar di tengah kegelapan fajar. Video di media sosial menunjukkan batu bata yang berjatuhan dari dinding yang retak.

Jalur kereta api sedang diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya kerusakan, kata China News Service. CCTV mengatakan bahwa layanan gas dimatikan di beberapa daerah karena kerusakan pada pipa.

Dezhou dan daerah sekitarnya yang dikelola oleh kota ini berpenduduk sekitar 5,6 juta jiwa, menurut situs web pemerintah kota.

Gempa tersebut berpusat sekitar 10 kilometer (enam mil) di bawah permukaan, menurut CENC.

“Semakin dekat ke permukaan, semakin kuat gempa yang akan Anda rasakan,” kata Abreu Paris, ahli geofisika di Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional Survei Geologi AS.

Getaran terasa di beberapa bagian Beijing, tetapi pihak berwenang mengatakan tidak ada kerusakan akibat gempa yang ditemukan di ibu kota.

Beijing dan provinsi Hebei di sekitarnya juga sedang menghadapi bencana lain setelah hujan lebat dari topan Doksuri memicu banjir bandang dan tanah longsor, yang diperparah dengan pengalihan air banjir secara paksa untuk melindungi ibu kota.