Pasca Banjir, Persediaan Disinfektan Mendesak Hingga Varian Baru Mulai Menyebar

oleh Wang Yanqiao

Para ahli mengingatkan warga yang tertimpa banjir untuk segera melakukan pembersihan lingkungan demi mencegah penyebaran wabah. Namun banyak warga melaporkan persediaan obat disinfektan sangat minim.

Kebersihan Lingkungan Tak Boleh Diremehkan Setelah Hujan Lebat dan Banjir

Baru-baru ini, akibat hujan lebat dan debit banjir paksaan demi menyelamatkan ibukota Beijing dan Distrik Baru Xiongan, menyebabkan banjir yang serius di sejumlah tempat. Di Zhuozhou, Provinsi Hebei, setelah banjir surut, terlihat sampah dan bangkai hewan berserakan di mana-mana. Para ahli mengingatkan bahwa jika warga tidak segera melakukan pembersihan dan desinfeksi, dikhawatirkan akan menimbulkan wabah. Namun, banyak warga melaporkan bahwa mereka membutuhkan uluran tangan dari pemerintah karena sedang kekurangan persediaan disinfektan.

Wartawan foto mengatakan : “Di sini air sudah surut, bangkai hewan bisa kita jumpai di mana-mana.”

Gao Feng, Dokter Kepala Bedah Jantung di Rumah Sakit Kanker Xuzhou mengatakan : “Setelah banjir berlalu, sampah ada di mana-mana. Seperti bangkai ternak, kotoran, dan sampah dan sebagainya itu dapat dengan mudah menyebabkan pertumbuhan bakteri dan penyebaran virus. Malaria, termasuk demam berdarah, dapat ditularkan oleh serangga dan nyamuk. Jadi, segera ambil tindakan untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk”.

Peternak babi di Provinsi Henan menuturkan : “500 ekor babi hanyut akibat banjir yang melanda Zhuozhou. Sampai ada 4 ekor domba harus bertahan hidup dengan berdiri di atas bangkai domba lainnya. Seperti kata pepatah, habis banjir muncullah wabah. Setiap kali usai terjadinya badai, banjir, hujan lebat atau cuaca ekstrem, hewan ternak rentan terhadap berbagai penyakit menular, seperti penyakit parasit dan infeksi saluran cerna, jadi terhadap hewan yang mati itu kita perlu segera menanganinya secara benar agar tidak menyebarkan penyakit”.

Zhou Guangyi, Wakil Kepala Dokter dari Departemen Neurologi, Rumah Sakit Nanhua mengatakan : “Di daerah bekas bencana, udara mungkin dipenuhi dengan berbagai bakteri dan virus, jadi masker harus dipakai untuk mengurangi kemungkinan masuknya bakteri dan virus ke dalam saluran pernapasan. Saat menangani barang yang terkena genangan air banjir atau saat membersihkan dan mendisinfeksi barang-barang itu, disarankan memakai pakaian pelindung untuk menghindari kontak langsung kulit dengan bakteri dan virus. Setelah banjir, beri perhatian khusus terhadap kebersihan makanan, hindari mengkonsumsi makanan yang kurang matang atau yang kualitasnya sudah menurun, terutama daging dan makanan laut”.

EG.5, varian baru COVID-19 telah muncul di Inggris, Amerika Serikat, dan Negara Lain

Baru-baru ini, EG,5 yang merupakan varian baru COVID-19, keturunan dari Omicron telah muncul di berbagai tempat.

Pada 9 Agustus, Reuters melaporkan bahwa varian yang memiliki daya penyebaran tinggi ini sudah muncul di Amerika Serikat, terhitung telah menyita 17% lebih dari total kasus COVID-19 di negara itu. EG.5 juga diketahui tengah menyebar di Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Kanada, dan negara lain.

Data terbaru dari HSA (Health Sciences Authority) menunjukkan bahwa di Inggris, tercatat sebanyak 14,6% atau 1 per 7 kasus COVID-19 karena virus varian EG.5. 

Jumlah Kasus Cacar Monyet Meningkat 4 Kali Lipat, Tersebar di Lebih dari Separuh Tiongkok

Hasil pemantauan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Tiongkok terhadap epidemi cacar monyet bulan Juli tahun ini yang diumumkan pada 9 Agustus, menunjukkan ada tambahan sebanyak 491 kasus baru. Hal mana menyebabkan kekhawatiran publik. (sin)