Akibat Penurunan Ekonomi, Jumlah Pinjaman yang Dilepas Perbankan Tiongkok pada Juli Turun Hampir 90% 

Jumlah pinjaman baru yang dilepas perbankan Tiongkok Juli tahun ini menurun drastis.  Beberapa data kunci terkait kredit lainnya juga jatuh. Analis percaya bahwa upaya otoritas Beijing untuk menurunkan suku bunga dan berjanji untuk memberikan lebih banyak dukungan untuk pemulihan ekonomi akan sulit membalikkan tren penurunan yang dihadapi ekonomi Tiongkok saat ini

NTD

Menurut data ekonomi yang dirilis oleh Bank Sentral Tiongkok (People’s Bank of China -PBoC) pada  Jumat pekan lalu (11 Agustus), jumlah pinjaman baru yang dikeluarkan Bank of China pada Juli tahun ini adalah RMB. 345,9 miliar. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Juni), turun 89%. Bila dibandingkan dengan RMB. 679 miliar yang dicapai pada periode yang sama tahun lalu, maka penurunan itu mencapai sebesar RMB. 333,1 miliar.

Pada saat yang sama, peningkatan skala pembiayaan sosial di bulan Juli, stok skala pembiayaan sosial di akhir bulan, dan jumlah uang beredar (M2) semua mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama setahun sebelumnya.

Selain itu, pada paruh pertama tahun ini, pinjaman rumah tangga Tiongkok (terutama KPR) turun tajam dari RMB. 963,9 miliar pada bulan Juni tahun ini menjadi RMB. 200,7 miliar pada bulan Juli tahun ini. Pinjaman korporasi juga anjlok dari RMB. 2,28 triliun pada bulan Juni menjadi hanya RMB. 237,8 miliar.

“Wall Street Journal” melaporkan bahwa empat data utama Tiongkok, terutama penurunan tajam dalam pinjaman baru dan pembiayaan sosial, semakin menegaskan kepada dunia luar tentang ketidak berdayaan otoritas untuk memulihkan ekonomi Tiongkok yang terus lemah pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini.

Situs web Deutsche Welle berbahasa Mandarin yang mengutip sebuah laporan yang dikirim ke klien oleh agen analisis “Capital Economics”, memberitakan bahwa pada bulan Juli tahun ini, tingkat pertumbuhan pinjaman perbankan Tiongkok turun ke titik terendah tahun ini, dan pertumbuhan kredit secara luas juga turun ke level terendah dalam sejarah. Dalam hal ini, jika kepercayaan bisnis dan rumah tangga tidak berhasil dipulihkan, meskipun bank sentral menurunkan suku bunga, pertumbuhan ekonomi tidak juga terangkat. Bahkan obligasi yang diterbitkan pemerintah dalam beberapa bulan terakhir terus meningkat, tetapi data tidak  menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Laporan Capital Economics lebih lanjut menunjukkan bahwa di masa lalu, pembuat kebijakan Tiongkok hanya perlu melonggarkan kontrol kuantitatif atas pinjaman bank untuk mencapai efek peningkatan kredit, namun situasinya berbeda sekarang. Permintaan kredit yang lemah saat ini merupakan faktor utama yang membatasi pemulihan ekonomi, dan untuk menghidupkan kembali permintaan, pertama-tama kita harus memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar real estat.

Faktanya, Bank Sentral Tiongkok yang telah menurunkan suku bunga acuan pinjaman sebesar 10 basis poin pada bulan Juni tahun ini, namun masih gagal mengubah momentum penurunan ekonomi yang terjadi secara menyeluruh.

Beberapa analis memperkirakan bahwa meskipun bank sentral dapat menurunkan suku bunga pinjaman lebih lanjut pada tahun ini, tetapi selama konsumen dan kalangan bisnis tetap bersikap kehati-hatian dalam meminjam, penurunan suku bunga maupun penyesuaian lainnya tampaknya tidak akan dengan mudah untuk membalikkan tren penurunan ekonomi Tiongkok. (sin)