Kemerosotan Perekonomian Tiongkok Terus Berlanjut, Pihak Berwenang Memperingatkan Para Ahli Agar Tidak Berkomentar Negatif

Seiring dengan ekonomi Tiongkok yang terus menurun dan berita tentang deflasi serta pelarian modal terus menyebar, para pejabat Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengeluarkan peringatan kepada para ahli ekonomi lokal untuk menghindari membuat komentar negatif terkait ekonomi Tiongkok

NTD

Baru-baru ini, sejumlah pakar ekonomi Tiongkok  mengatakan kepada Financial Times bahwa regulator Tiongkok, pengusaha, bahkan media dalam negeri  menginformasikan kepada mereka agar menghindari komentar negatif pada isu-isu seperti deflasi ekonomi Tiongkok dan pelarian modal. 

Mereka yang diperingatkan ini termasuk analis industri, personel wadah pemikir, peneliti universitas. Financial Times mengutip para ahli yang mengatakan pada 6 Agustus, agar memperkuat kepercayaan publik, “regulator tak ingin mendengar komentar negatif tentang ekonomi dari publik.” Pernyataan tersebut disampaikan oleh  seorang penasihat bank sentral. “Mereka ingin kita menafsirkan berita buruk itu secara positif.”

Serangkaian data ekonomi Tiongkok yang mengecewakan telah merusak kepercayaan investor, kata laporan itu. Seorang analis mengatakan sensor diri di antara para profesional riset ekonomi semakin meningkat. Para investor cenderung mengandalkan para profesional ini di sebuah pasar di mana data yang dapat diandalkan sulit didapat, menggarisbawahi peningkatan kontrol Beijing atas arus informasi.

Andrew Collier, direktur pelaksana Orient Capital Research yang berbasis di Hong Kong, mengatakan bahwa negara manapun pasti khawatir dengan perlambatan, Partai Komunis Tiongkok senang menampilkan wajah yang berani di hadapan dunia dan para pemimpinnya sangat peduli dengan citra,  ketiga faktor tersebut bersama-sama membuat ekonomi menjadi sangat buram.

Indeks Harga Produsen (PPI) Tiongkok menurun selama sembilan bulan berturut-turut, dari Oktober tahun lalu hingga Juni tahun ini, dan PDB pada kuartal kedua tahun ini tumbuh hanya 0,8 persen dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Sebulan lalu, Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengakui bahwa pemulihan ekonomi mengalami “kemajuan yang berliku-liku.” Namun, secara luas diyakini bahwa ekonomi Tiongkok mungkin telah jatuh ke jurang deflasi.

Para ekonom Citigroup mengatakan bahwa harga-harga komoditas inti, setelah dikurangi dengan biaya-biaya makanan dan energi yang bergejolak, telah memasuki “wilayah deflasi” karena lemahnya permintaan konsumen. Fu Linghui, juru bicara Biro Statistik Nasional Partai Komunis Tiongkok (NBS), mengatakan baru-baru ini bahwa deflasi tidak terjadi dan tidak akan terjadi di Tiongkok.

Financial Times mengutip seorang ekonom di sebuah institusi keuangan besar di Shanghai yang mengatakan bahwa media TV lokal telah menjelaskan bahwa hanya komentar-komentar positif yang akan diterima. Ekonom ini mengatakan bahwa tidaklah masalah untuk berbicara mengenai deflasi atau risiko-risiko ekonomi lainnya tahun lalu, namun “sekarang komentar-komentar  demikian tidak akan muncul di TV, bahkan dalam wawancara yang telah direkam sebelumnya”.

Beberapa analis mengatakan bahwa Beijing telah memperketat cengkeramannya terhadap komentar-komentar negatif sebagai upaya u meningkatkan kepercayaan pasar. Namun sejauh ini, tampaknya jelas bahwa pihak berwenang masih belum cukup percaya diri.

Meskipun ada permintaan resmi dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) agar tidak membicarakan topik-topik sensitif atau menggunakan istilah-istilah yang lebih halus, seperti mengganti deflasi dengan “inflasi yang melemah”, banyak ahli, bahkan mereka yang berada di dalam sistem, tetap bersikap skeptis terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintahan PKT secara pribadi, menurut laporan tersebut.

Tak lama setelah angka pertumbuhan ekonomi kuartal kedua Tiongkok dirilis, Fan Jianping, mantan kepala ekonom di Pusat Informasi Nasional, mengatakan dalam sebuah pertemuan tertutup bahwa ia tidak mempercayai statistik resmi dan memperingatkan bahwa ekonomi Tiongkok sedang menuju ke arah deflasi.

Bloomberg juga melaporkan sebelumnya bahwa para pejabat tinggi Partai Komunis menggelar serangkaian pertemuan darurat dengan para pemimpin bisnis dan ekonom pada Juni lalu untuk menemukan jalan ke depan bagi perekonomian Tiongkok. Menurut laporan tersebut, para pejabat pemerintah berbicara dengan sangat serius, mengakui bahwa ekonomi Tiongkok sedang berada di titik kritis. 

Para pejabat senior Partai Komunis telah mengadakan setidaknya enam diskusi dengan para eksekutif bisnis dan meminta saran dari para peserta mengenai cara menstimulasi ekonomi, memulihkan kepercayaan kepada perusahaan-perusahaan swasta dan menghidupkan kembali sektor real estate, demikian disampaikan oleh orang-orang yang mengetahui hal ini  kepada Bloomberg.

Namun, orang-orang yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa semua orang yang hadir dalam pertemuan tersebut khawatir tentang waktu dan ketidakjelasan bentuk stimulus apa pun. (Hui)