Coba Tebak, Air Panas atau Air Dingin yang Lebih Efektif dalam Pemadaman Api ?

Aboluowang.com

Air Panas sungguh serba guna. Ketika terjadi kebakaran, kebanyakan orang berpikir untuk memadamkan api dengan air, namun tahukah Anda mana yang lebih efektif antara memadamkan api dengan air panas atau air dingin ?

Pertama, mari kita lihat peristiwa “pemadaman kebakaran” berikut :

Sebuah gudang berisi bahan baku milik pabrik pemintalan mengalami kebakaran besar. Pasukan pemadam kebakaran tiba di pabrik tak lama setelah dipanggil, dan langsung melakukan penyemprotan air. Namun setengah jam telah berlalu, air 50 meter kubik dalam tangki sudah dihabiskan, api belum kunjung padam. Ketika melihat ada sebuah ketel besar berisi air mendidih di dekatnya, muncul ide dari petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api dengan air panas itu. Hanya berselang beberapa menit setelah air panas disiramkan ke kobaran, nyala api mulai mengecil dan berangsur-angsur padam.

Di sini mungkin Anda ingin bertanya : Apakah ada perbedaan antara menyiram air dingin dan air panas dalam pemadaman api ? Sebenarnya, ada 4 cara yang digunakan orang dalam pemadaman api, yakni cara pendinginan, cara isolasi, cara mati lemas, dan cara penghambatan.

Namun mengapa air panas lebih baik dalam memadamkan api dibandingkan air dingin ?

Hal yang menarik di sini adalah air panas yang disemprotkan ke objek yang terbakar, selain berperan sebagai pendingin, juga menghasilkan uap yang menyelimuti objek yang terbakar lebih banyak dibandingkan dengan yang dihasilkan melalui penyemprotan dengan air dingin, sedangkan uap-uap ini bisa mengurangi oksigen yang ada di sekitar objek yang terbakar. Kita tahu bahwa kobaran api akan melemah jika tidak mendapatkan oksigen, jadi lapisan uap yang mengurangi oksigen ini berperan untuk mematilemaskan api, yang akhirnya mencapai efek pemadaman.

Menurut data yang disampaikan dalam laporan tersebut, dengan menyemprotkan 1 liter air dingin ke objek yang terbakar, nilai efektif area pemadaman api yang dihasilkan hanya seluas 0,1 meter persegi. Sementara dengan menyemprotkan 1 liter air panas ke objek yang terbakar, maka dalam 5 meter kubik udara dapat mengandung lebih dari 35% uap air yang akan mengurangi oksigen sehingga kandungan oksigennya tinggal 14%. Ketika uap air di udara mencapai lebih dari 35%, atau kandungan oksigen di udara turun hingga 17%, maka pembakaran akan terhenti. Jadi menggunakan air panas untuk memadamkan api terbukti lebih efektif ketimbang pakai air dingin.

Penelitian telah menunjukkan bahwa efek pemadaman api dengan air mendidih 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan air panas, dan di atas 10 kali lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan air dingin.

Dalam praktik menghadapi kebakaran, efek pemadaman dari 1 liter air panas per detik yang disemprotkan itu setara dengan penyemprotan 20 – 30 liter air dingin per detik. Jika pemadaman dilakukan dengan air matang, maka 5 orang petugas pemadam dapat mengerjakan beban kerja yang dilakukan oleh 10 orang petugas pemadam. 2 kali lipat lebih efisien. Bagi tempat-tempat yang kondisinya memungkinkan, menggunakan air panas untuk memadamkan api bisa disarankan, meskipun perlu sangat waspada jangan sampai air panas mengenai orang, kulitnya bisa melepuh.

Air dapat memadamkan api, namun tidak untuk segala situasi. Berikut pengecualiannya.

1. Kebakaran dari cairan dengan berat jenis yang lebih ringan dari air, seperti bensin, minyak tanah, dan lainnya. Karena air lebih berat daripada minyak, jadi minyak dapat terapung di permukaan air seingga kebakaran terus berlangsung.

2. Kebakaran dari bahan yang mudah rusak, seperti buku, arsip, dan instrumen presisi yang tidak dapat dipadamkan dengan air.

3. Kebakaran dari peralatan listrik bertegangan tinggi juga tidak dapat dipadamkan dengan menyemprotkan air, karena air memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik, sehingga pemadamnya bisa tersengat listrik.

4. Kebakaran dari benda-benda yang dapat bereaksi secara kimia dengan air untuk menguraikan gas atau zat yang mudah terbakar yang menghasilkan banyak energi panas, seperti kalium, natrium, kalsium, magnesium, logam ringan lainnya serta kalsium karbida dan zat lainnya. Kebakaran dari benda-benda itu jangan sampai dipadamkan dengan menyemprotkan air kecuali dengan menyemprotkan zat kimia tertentu. (sin)