Peringatan Hujan Badai untuk 10 Provinsi di Tiongkok, Banyak Tempat di Zhejiang Kebanjiran Hingga Mobil Terapung 

oleh Luo Tingting

Setelah hujan lebat dan banjir melanda Beijing, Hebei dan tempat lainnya, baru-baru ini 10 provinsi dan kota di Tiongkok  mengeluarkan peringatan pencegahan banjir. Ada video yang menunjukkan banyak tempat di Zhejiang  terendam banjir akibat tingginya curah hujan, jalanan menjadi “sungai” dan banyak mobil yang terapung dan hanyut diseret oleh air.

“Qianjiang Evening News” melaporkan bahwa pada (27/8) pagi, desa-desa dan kota-kota seperti Jalan Damaiyu, Haishan, dan Yucheng di Kota Yuhuan, Taizhou, Provinsi Zhejiang dilanda hujan lebat. Ketinggian air di beberapa sungai melonjak,  jalan raya dan jalanan terendam banjir.

Video menunjukkan bahwa beberapa kota terendam dan jalanan tertutup bak lautan, yang  menjadi “aliran sungai”. Banyak mobil terapung di air dan beberapa kendaraan tersapu banjir.

“Apakah Anda melebih-lebihkan atau tidak? Mobilnya melayang. Kedua mobil ini diparkir di dalam, tapi mereka terhanyut keluar,” kata seorang pria setempat dalam sebuah video.

Ada gambar yang menunjukkan beberapa orang sedang menyeberang jalanan yang menjadi sungai dan kedalaman air sudah mencapai pinggang. Tanah longsor terjadi di tempat lainnya dan banjir bandang menerjang rumah-rumah.

Observatorium Meteorologi Kota Yuhuan meningkatkan sinyal peringatan hujan badai oranye menjadi sinyal peringatan hujan badai merah pada pukul 10:31, demikian bunyi laporan itu. Banjir parah terjadi di beberapa dataran rendah Desa Xinyuan dan Komunitas Shuangfeng di Jalan Damaiyu, tanah longsor terjadi di beberapa desa dan beberapa warga segera dievakuasi.

Netizen lokal mengatakan, “Banjirnya cukup serius. Rumah saya juga kebanjiran.”

Netizen lain juga mengatakan, “Hujan deras menyebabkan beberapa jalan terendam banjir dan permukaan air di sungai melonjak. Orang-orang menjadi kacau dan panik.”

Menurut Observatorium Meteorologi Pusat Tiongkok, dari pukul 8:00 hingga 14:00 pada 27 Agustus, hujan besar hingga lebat terjadi di beberapa bagian Henan timur, Shandong selatan, Jiangsu utara dan Anhui, Hubei timur, Hunan utara, Guizhou tenggara, dan pesisir wilayah pusat Zhejiang, Shangqiu, Henan, Suzhou, Anhui, Suqian, Jiangsu, Taizhou, Zhejiang. Dilporkan juga terjadi hujan badai lebat lokal lainnya. Diperkirakan akan terjadi bencana banjir di tenggara Henan, selatan Shandong, Jiangsu dan Anhui tengah dan utara, Liaoning timur dan Jilin timur dalam beberapa hari ke depan.

Pada  25 Agustus, Badan Pertahanan Nasional Partai Komunis Tiongkok meluncurkan tanggap darurat empat tingkat untuk pengendalian banjir di 10 provinsi dan kota termasuk Shanxi, Jiangsu, Anhui, Shandong, Henan, Hubei, Chongqing, Sichuan, Guizhou dan Shaanxi .

Para pejabat memperingatkan bahwa putaran curah hujan lebat ini berpindah dari barat ke timur di Cekungan Sichuan hingga wilayah Jianghuai, meliputi wilayah yang luas, dengan curah hujan lokal yang tinggi dan risiko tinggi terjadinya aliran deras dari gunung, bencana geologi, dan banjir di sungai-sungai kecil dan menengah.

Selain itu, topan “Saola” telah terbentuk, yang dapat membawa efek angin dan hujan lebat dserta situasi pengendalian banjir dan pencegahan topan menjadi rumit.

Sejak akhir Juli, hujan lebat di Beijing, Hebei, dan Heilongjiang telah menyebabkan banjir bandang dan menimbulkan banyak korban jiwa.

Demi melindungi Beijing, Xiong’an dan Tianjin, pejabat partai Komunis Tiongkok mengalirkan air banjir ke Zhuozhou dan Bazhou di Provinsi Hebei. Ratusan ribu penduduk tak dapat mengungsi tepat waktu, menyebabkan menelan banyak korban jiwa dan kerugian harta benda serta memicu keluhan dari masyarakat. Para korban bencana di Hebei  mendatangi kantor pemerintahan setempat untuk memprotes dan menuntut kompensasi. Sebagai respon, pihak berwenang malah mengerahkan sejumlah besar pasukan keamanan untuk menekan korban banjir dengan kekerasan. Namun, para korban masih terus mengajukan permohonan melalui media sosial dan pergi ke Beijing untuk mengajukan petisi. Sementara itu, protes skala besar masih terus dilakukan oleh masyarakat. (Hui)