Israel Membalas Tembakan Artileri Setelah ‘Sejumlah Serangan’ dari Suriah

 Caden Pearson

Israel membalas dengan tembakan artileri terhadap “sejumlah peluncuran” yang berasal dari Suriah pada Selasa, menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

“Sejumlah peluncuran dari Suriah yang ditujukan ke Israel telah diidentifikasi beberapa waktu  lalu. Sebagian dari peluncuran tersebut menyeberang ke wilayah Israel dan mungkin jatuh di daerah terbuka,” demikian IDF melaporkan dalam sebuah posting di X.

Setelah itu, tentara IDF membalas dengan artileri dan mortir yang diarahkan ke sumber serangan di Suriah.

IDF tidak menuding kelompok mana pun atas serangan roket tersebut, dan pemerintah Suriah tetap bungkam.

Namun, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah lembaga pemantau oposisi yang berbasis di Inggris, mengaitkan serangan tersebut dengan faksi Palestina yang beroperasi dari wilayah Suriah.

“Faksi-faksi Palestina yang bekerja sama dengan Hizbullah Lebanon menembakkan peluru mortir dari wilayah Suriah ke arah Golan yang diduduki bertepatan dengan mobilisasi keamanan pasukan rezim di wilayah tersebut, sementara wilayah tersebut telah menyaksikan pergerakan ekstensif Hizbullah Lebanon selama beberapa hari,” ujar kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Kelompok itu mengatakan bahwa rudal Israel menargetkan posisi dan mesin militer di “daerah Siswan dan Sariya Saida di pedesaan Al-Qonaitara, di samping posisi di dekat bukit militer Al-Jumou’ di pedesaan Daraa barat.”

Serangan Israel dilakukan setelah agresi sebelumnya ketika kelompok teroris Hizbullah Lebanon menembakkan 15 roket ke Israel utara. Empat dari roket-roket tersebut berhasil dicegat, dan sepuluh roket jatuh di daerah terbuka.

Kelompok  Hamas mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Tidak ada korban luka dalam serangan roket Hizbullah.

Hizbullah telah menyuarakan dukungannya terhadap serangan lintas batas yang mematikan ke Israel oleh Hamas. Kelompok tersebut mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah menggempur posisi-posisi di wilayah perbatasan Shebaa Farms yang disengketakan “sebagai bentuk solidaritas” dengan Hamas. Israel telah menguasai Shebaa Farms sejak Perang Arab-Israel tahun 1967. Lebanon dan Suriah mengklaim wilayah itu, yang luasnya 15 mil persegi, sebagai wilayah Lebanon.

Menurut IDF, lebih dari 1.000 warga Israel tewas dan lebih dari 2.800 lainnya terluka dalam serangan mendadak kelompok teroris tersebut pada Sabtu pagi waktu setempat. Sedikitnya 50 orang telah dikonfirmasi sebagai sandera atau hilang.

Hamas menembakkan lebih dari 4.500 roket dari Gaza, IDF mengatakan dalam sebuah update pada Selasa malam. Sebagai tanggapan, pasukan Israel mengatakan bahwa mereka telah menyerang lebih dari 2.294 target Hamas.

Pesawat Pertama yang Membawa Amunisi AS Tiba di Israel

Presiden AS Joe Biden telah menjanjikan dukungannya kepada Israel dan mengutuk serangan Hamas sebagai tindakan terorisme. Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan, dalam sebuah pernyataan pada Selasa, menyamakan kebrutalan Hamas terhadap warga Israel dengan taktik yang digunakan oleh ISIS.

Pesawat pertama yang membawa amunisi Amerika tiba di Israel pada hari Selasa, menurut juru bicara IDF Daniel Hagari.

“Sebuah pesawat yang membawa amunisi canggih mendarat pada malam hari di pangkalan Nebatim,” tulisnya di akun X pada Selasa malam. 

“Amunisi ini dirancang untuk memungkinkan serangan yang signifikan dan persiapan untuk skenario tambahan.”

Hagari lebih lanjut mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan dan bantuan Amerika Serikat. 

“Kami berterima kasih atas dukungan dan bantuan Amerika kepada IDF pada khususnya, dan Negara Israel pada umumnya, selama periode yang penuh tantangan ini,” tambahnya. 

“Musuh-musuh kita bersama tahu bahwa kerja sama antara kedua angkatan bersenjata ini lebih kuat dari sebelumnya, dan merupakan bagian penting untuk memastikan keamanan dan stabilitas regional.”

Pada Selasa, Israel mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan kembali kendali atas perbatasan dengan Gaza dan memanggil lebih dari 300.000 tentara cadangan untuk memperkuat pertahanan guna mengantisipasi kemungkinan serangan darat di Gaza.

Serangan udara Israel terhadap target-target Hamas di Gaza dilaporkan telah mengakibatkan lebih dari 900 orang Palestina tewas, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Pengumuman pengepungan Israel terhadap Jalur Gaza telah secara efektif memutus pasokan bahan bakar, makanan, listrik, dan kebutuhan pokok lainnya.

Hizbullah didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1982 dan memiliki hubungan dekat dengan kelompok-kelompok teroris Palestina yang memerangi Israel. Hizbullah telah menjanjikan “senjata dan roket” untuk mendukung Hamas. (asr)