Israel Mengirim Tank Infanteri untuk Melakukan Operasi Darat Pertama di Jalur Gaza

oleh Xia Yu

Militer Israel mengatakan bahwa pada  Jumat (13 Oktober), bahwa pihaknya telah mengirim tank dan infantri untuk melakukan serangan ke Jalur Gaza, ini terjadi seminggu setelah militan Hamas melancarkan serangan mematikan ke Israel selatan, dan untuk pertama kalinya Israel mengumumkan peralihan dari perang udara ke operasi darat.

Sejumlah besar warga Gaza meninggalkan rumah mereka untuk menghindari serangan Israel pada Jumat setelah Israel memerintahkan lebih dari satu juta orang warga untuk meninggalkan bagian utara Jalur Gaza dalam waktu 24 jam. Meskipun Hamas meminta mereka untuk tidak pergi.

Juru bicara militer Israel Mayjen Daniel Hagari mengatakan bahwa pasukan yang didukung tank melancarkan serangan yang menargetkan awak roket Palestina, dan mencari informasi lokasi yang digunakan Hamas untuk melakukan penyanderaan.

Ribuan warga terlihat sedang melewati jalan-jalan menuju Jalur Gaza bagian utara, namun sulit untuk mengetahui jumlah pastinya. Militer Israel mengatakan bahwa sejumlah besar warga Gaza mulai mengungsi untuk menyelamatkan diri.

“Kami meminta masyarakat di Gaza utara dan Kota Gaza untuk tinggal di rumah dan tetap berada di tempat mereka berada”, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas Eyad Al-Bozom pada konferensi pers.

Amerika Serikat menyerukan kepada Israel agar melindungi warga sipil dan juga tidak ragu-ragu untuk secara terbuka mendukung sekutunya. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan, evakuasi berskala besar seperti itu merupakan “tugas yang tidak ringan”, namun Washington tidak akan ragu-ragu dalam mengambil keputusan untuk meminta warga sipil untuk mengungsi.

“Kami memahami apa yang mereka (Israel) coba lakukan dan mengapa mereka melakukannya, yakni mencoba mengisolasi antara warga sipil dengan Hamas, karena yang merupakan target sebenarnya adalah Hamas”, kata John Kirby di MSNBC.

“Kami ingin memastikan bahwa mereka yang ingin meninggalkan Gaza memiliki kemampuan untuk melakukannya. Jadi kami secara aktif bekerja sama dengan Israel dan Mesir untuk mencoba menemukan jalan keluar yang aman dari Gaza selatan. Kami juga ingin mempertahankan kemampuan untuk menerima bantuan kemanusiaan”, kata Kirby.

Perintah evakuasi Israel berlaku di bagian utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza, pemukiman terbesar di wilayah kantong tersebut. PBB mengatakan telah diberitahu bahwa Israel menginginkan seluruh penduduk di wilayah tersebut, yakni sekitar setengah dari 2,3 juta warga Gaza untuk pindah melalui lahan basah Wadi Gaza, yang terbagi menjadi 2 wilayah.

Militer Israel mengatakan : “Warga sipil di Kota Gaza, demi keselamatan diri Anda dan keluarga, harap mengungsi ke selatan dan menjaga jarak dari teroris Hamas yang dapat menggunakan kalian sebagai tameng manusia”.

Israel membalas dengan serangan udara paling intensif sejak militan Hamas menerobos tembok pemisah Gaza pada Sabtu dan melakukan penyerangan yang menewaskan lebih dari 1.300 warga Israel.

“Kami sedang berjuang untuk tanah air kami dan masa depan kami”, kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

“Ini akan menjadi jalan yang cukup panjang, tapi saya berjanji bahwa kemenangan pada akhirnya akan menjadi milik kami”, kata Yoav Gallant.

Selain itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga menyatakan bahwa Israel saat ini sedang melakukan serangan drone terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon.

“Laporan awal – bahwa drone IDF saat ini menyerang sasaran lokasi milik organisasi teroris Hizbullah Lebanon”, kata IDF dalam sebuah pernyataan Jumat malam. (sin)