Orkestra Simfoni Shen Yun: Ansambel yang Sepenuhnya Unik

Catherine Yang

Setelah tiga tahun absen,  Shen Yun Symphony Orchestra (SYSO) kembali ke panggung hanya dengan satu hari konser pada 22 Oktober mendatang di Lincoln Center, Kota New York, Amerika Serikat.

Orkestra ini merupakan ansambel pertama dan satu-satunya di dunia yang secara permanen menggabungkan instrumen Tiongkok kuno dengan orkestra klasik Barat. Setelah kesuksesan global Shen Yun Performing Arts, grup tari klasik Tiongkok yang terkenal, menimbulkan banyaknya permintaan untuk mendengarkan musik tersebut secara tersendiri. Sebagai tanggapannya, perusahaan yang berbasis di New York ini menarik para musisi dari masing- masing grup turnya—yang saat ini berjumlah delapan grup—untuk membuat orkestra simfoni yang beranggotakan 100 orang. Pada tahun 2012, SYSO memulai debutnya di Carnegie Hall, dan sejak itu menghiasi panggung gedung konser di seluruh dunia. Simfoni ini sering disambut dengan tepuk tangan meriah, dan bahkan sering kali memberikan encore (tampil ulang).

Musik Shen Yun sama uniknya dengan ansambelnya, dengan lebih dari selusin karya orisinal baru yang ditampilkan untuk program terbaru musim ini. Komposer internal memanfaatkan melodi Tiongkok kuno, lagu etnik dan rakyat yang otentik, serta kemegahan orkestra lengkap.

Penonton sering kali mengintip ke dalam lubang orkestra selama istirahat untuk mencoba melihat sekilas instrumen mana yang menghasilkan suara menakjubkan yang mereka dengar. Namun pada pertunjukan SYSO, orkestra ditampilkan secara penuh, dan penonton konser dapat melihat erhu atau pipa kuno memainkan melodi yang belum pernah mereka dengar sebelumnya, yang akan segera diikuti oleh alat musik senar dan brass Barat.

“Dalam karya asli Shen Yun kami, pipa (baca: biba) dan erhu sering kali memainkan melodi sementara instrumen Barat mengiringinya,” kata pemain biola, Debbie Jin, pemain solo konser mendatang, dalam wawancara dengan Shen Yun.

“Pada momen-momen ini, sungguh membuka mata untuk mendengar bagai- mana rekan-rekan kami yang memainkan alat musik Tiongkok mengekspresikan ide- ide musik mereka, karena mereka sering menggunakan banyak teknik yang asing bagi kami.”

Misi Shen Yun adalah untuk menghidupkan kembali 5.000 tahun peradaban Tiongkok, yang konon diilhami oleh Tuhan, dan musik aslinya tentu saja terdengar Tiongkok.

Namun, ansambelnya sebenarnya hanya mencakup beberapa instrumen Tiongkok: pipa, erhu, dan beberapa instrumen perkusi Tiongkok seperti balok kayu atau gong.

Pipa adalah kecapi Tiongkok yang dimainkan secara tegak, dapat dipetik atau digenjreng. Huruf “pi” (琵) pada nama alat musiknya, pipa, berarti memetik senar ke depan, dan “pa” (琶) berarti memetik senar ke belakang, yang merupakan dasar teknik instrumen. Sebagai alat musik gesek, ia juga menggunakan banyak teknik yang familiar bagi musisi senar Barat, seperti vibrato, pizzicato, dan glissando.

Alat musik bersenar empat dari kayu ini mencapai puncak popularitasnya pada abad ke-13, pada masa Dinasti Tang, dan konstruksinya mewakili kepercayaan tradisional Tiongkok.

Berdasarkan metrik Tiongkok kuno, instrumen pipa yang berbentuk buah pir ini dibuat dengan ukuran tiga kaki lima inci. Ketiganya mewakili langit, bumi, dan umat manusia—yang mana orang Tiongkok kuno selalu mencari keselarasan. Kelimanya berhubungan dengan lima unsur mental, kayu, air, api, dan tanah; dan empat senar mewakili empat musim.

Tali-talinya yang tebal bergemuruh bagaikan badai yang dahsyat, Senar-senarnya yang halus bersenandung bagaikan bisikan yang begitu meninabobokan, Nada-nada keras dan lembut, bercampur dan memantul, Bagaikan mutiara besar dan kecil, di atas nampan batu giok yang berjatuhan.

“Lagu Pipa” oleh penyair abad kesembilan, Bai Juyi. Alat musik erhu mungkin lebih akrab bagi khalayak Barat.

Instrumen ini hanya memiliki dua senar, namun mampu menghasilkan beragam suara, suasana hati, dan dinamika yang sangat memusingkan. Erhu dapat digunakan untuk efek jenaka ataupun tragis, meniru kicauan burung atau kuda meringkik, atau menghasilkan melodi yang menyayat hati dan melankolis. Ada yang mengatakan instrumen tersebut menghasilkan suara yang paling mirip dengan suara manusia, membandingkan kedua senar tersebut dengan pita suara manusia.

Erhu dimainkan secara vertikal, dengan kotak kayu kecil di pangkuan pemain. Busur penggesek dipasang secara permanen pada instrumen, di antara dua senar. Instrumen ini memiliki leher yang panjang, tetapi tidak memiliki fingerboard, dan merupakan instrumen yang sulit untuk dikuasai.

Acara yang akan digelar 22 Oktober ini, akan mencakup beberapa karya orisinal yang belum disebutkan namanya, serta “Finlandia” karya Sibelius, “New World Symphony” karya Dvorak, dan The Butterfly Lovers Violin Concerto, yang mungkin merupakan karya musik klasik Tiongkok yang paling terkenal di Barat.

Jin, seorang pemain biola pemenang penghargaan yang berasal dari Sydney, Australia, adalah pemimpin konser di salah satu grup tur Shen Yun. Rekaman dia membawakan “Konser Biola Kupu-Kupu Sejoli (Sampek Engtay)” dapat ditemukan di platform streaming Shen Yun Creations. “Kami   ingin   memberikan    pengalaman yang membangkitkan semangat dan menggugah jiwa kepada penonton,” kata Debbie Jin. “Bagi saya, saya berharap dapat berbagi emosi yang diungkapkan oleh musik kepada saya—kegembiraan, gairah, dan keindahan.” (aus)