Tampaknya Beijing Mengesahkan RUU Donasi dan Transplantasi Demi Melegalisir Pembunuhan Berdasarkan Permintaan Organ

 oleh Luo Ya

Dalam pertemuan eksekutif Dewan Negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang pada 20 Oktober, sebuah rancangan revisi tentang “Peraturan Donasi dan Transplantasi Organ Manusia” telah disahkan. Pihak luar percaya bahwa dengan disahkannya peraturan ini berarti rezim PKT semakin melegalkan rantai pengambilan organ dari tubuh orang lain melalui pembunuhan berdasarkan permintaan organ, demi melayani kelas yang memiliki hak istimewa, termasuk juga demi pelaku transplantasi organ yang mendapatkan keuntungan besar.

Rapat Dewan Negara menyebutkan bahwa donasi dan transplantasi organ manusia merupakan suatu tindakan amal yang berkaitan dengan kehidupan dan kesehatan masyarakat, bioetika dan keadilan sosial, serta merupakan simbol penting dari perkembangan medis nasional dan kemajuan peradaban sosial.

Dalam pertemuan eksekutif itu juga disebutkan perlunya untuk lebih menstandardisasikan persyaratan terkait donasi dan transplantasi organ tubuh, membentuk mekanisme penelusuran dan pengawasan yang menyeluruh, juga demi menindak, menyelidiki dan menangani kegiatan pengambilan organ ilegal dan kriminal, untuk memastikan perkembangan yang lebih sehat dalam urusan donasi dan transplantasi organ.

Mantan pengacara Beijing, Lai Jianping berpendapat bahwa dengan disahkannya rancangan revisi tersebut berarti peraturan akan memungkinkan transplantasi organ ilegal yang dipimpin oleh kekuasaan pada masa lalu, dilakukan atas nama legalitas sekarang.

“Misalnya, para birokrat, pejabat tinggi, dan orang-orang kaya, begitu mereka ini menghadapi permintaan organ untuk kebutuhan transplantasi, tetapi tidak dapat menemukan sumber organ itu. Lalu bagaimana ? Sekarang, di bawah kedok peraturan baru ini, mereka tetap dapat memperoleh organ yang dibutuhkan lewat jalur rahasia meskipun itu pembunuhan, pengambilan paksa organ dari tubuh hidup atau perbuatan berdosa lainnya,” ujar Lai Jianping.

Praktisi Falun Gong memeragakan adegan pengambilan organ di Tiongkok. (Xiaoyan Sun / The Epoch Times)

Komentator politik Tang Jingyuan mengatakan : “Partai Komunis Tiongkok telah lama memiliki rantai industri pengambilan organ yang lengkap yang bergantung pada seluruh sistem peradilan dan sistem medisnya. Praktisi Falun Gong adalah orang-orang paling awal, korban dalam rantai industri ini, dan sejauh ini merupakan kelompok orang terbesar yang mengalami penganiayaan PKT”.

BACA JUGA : Pengadilan Independen Internasional Menjatuhkan Vonis Kejahatan Kepada Komunis Tiongkok, Pengambilan Organ Tubuh Menjadi Fokus Berita

Untuk diketahui, Falun Gong atau Falun Dafa adalah latihan pengolahan jiwa dan raga mencakup lima latihan yang bergerak lambat dan lembut termasuk meditasi serta ajaran moral yang didasarkan pada sejati-Baik-Sabar.  Sosok Jiang Zemin, pemimpin PKT pada saat itu adalah yang melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong di seluruh negeri. Lebih parah lagi para praktisi menjadi sasaran kejahatan pengambilan organ secara paksa. Walaupun faktanya latihan ini tidak hanya memberi manfaat bagi puluhan juta praktisi, tetapi juga mendapat pengakuan dari para pejabat PKT atas kontribusinya terhadap “peradaban spiritual masyarakat.”

Film dokumenter Korea Selatan “Kill to Live” mengungkap praktik pengambilan organ yang dilakukan PKT melalui wawancara dan rekaman video secara diam-diam.

Film tersebut mengungkapkan, bahwa terdapat lebih dari 1.000 orang Korea Selatan telah menjalani transplantasi organ di Tiongkok setiap tahunnya sejak tahun 2016 hingga 2019. Pasalnya, transplantasi organ di Korea Selatan memerlukan waktu tunggu hingga lebih dari 5 tahun, sedangkan di Tiongkok hanya dalam hitungan minggu, bahkan organ diambil dari donor hidup. Film tersebut menyebutkan, bahwa sejak tahun 2000 hingga 2019, tidak kurang dari 20.000 orang Korea Selatan telah menjalani transplantasi organ di Tiongkok.

BACA JUGA : Mantan Dokter Magang di Rumah Sakit Umum Angkatan Darat Shenyang, Tiongkok  Mengungkap Kisah Lebih Dalam tentang Pengambilan Organ Hidup (Bagian 1)

BACA JUGA : Mantan Dokter Magang di Rumah Sakit Umum Angkatan Darat Shenyang Mengungkap Kisah Lebih Dalam tentang Pengambilan Organ Hidup (Bagian 2)

Film tersebut juga mengungkapkan bahwa hanya ada 8 rumah sakit transplantasi di Korea Selatan yang kerap dikunjungi pasien, namun di Tiongkok terdapat 169 rumah sakit transplantasi organ, dan satu rumah sakit saja mengambil organ dari ribuan orang praktisi Falun Gong.

Setelah Beijing meloloskan “Peraturan Donasi dan Transplantasi Organ Manusia”, Zhao Lanjian, mantan tokoh media Tiongkok lewat platform “X” memberikan pandangannya : Tiongkok segera akan memasuki masa puncak melegalisasikan perbuatan kejahatan. Kasus pembantaian Hu Xinyu yang tak terhitung jumlahnya akan berubah menjadi pesta bisnis berdarah dan rakus di bawah perlindungan pihak berwenang, dan atas nama kepedulian, kesukarelaan, dan kebenaran. Pusat transplantasi organ manusia berskala besar sedang dibangun di setiap provinsi, itu membutuhkan bahan baku berupa nyawa hidup manusia yang tak terhitung jumlahnya. Tidak lama lagi, akan ada lebih banyak anak-anak dari keluarga miskin mengalami akhir hidup yang lebih tragis daripada Hu Xinyu.

Pengikut Falun Gong mengambil bagian dalam pawai untuk memperingati 24 tahun penganiayaan disiplin spiritual di Tiongkok, di Pecinan New York pada 15 Juli 2023. (Samira Bouaou/The Epoch Times)

Hu Xinyu adalah seorang siswa sekolah menengah di Provinsi Jiangxi yang menghilang secara misterius pada 14 Oktober 2022. Polisi setempat dan penduduk desa melakukan pencarian ekstensif di banyak tempat, tetapi tidak menemukannya. Namun 106 hari kemudian, jenazah Hu Xinyu tiba-tiba muncul secara misterius. Masyarakat daratan umumnya percaya bahwa kasus Hu Xinyu melibatkan operasi transplantasi organ ilegal yang dilakukan oleh PKT.

Tang Jingyuan mengatakan : “Sudah banyak kasus anak muda di Tiongkok yang hilang secara misterius. Faktanya, banyak dari mereka terkait erat dengan pengambilan organ. Kasus Hu Xinyu hanyalah sebuah puncak gunung es. Ini menunjukkan bahwa rantai industri pengambilan paksa organ merupakan bagian dari sistem PKT dan sudah menjadi sumber ekonomi yang sangat besar. Bahkan target pembunuhan atas permintaan kebutuhan organ yang mereka lakukan telah menyebar dari kelompok awalnya yakni para praktisi Falun Gong hingga masyarakat biasa”.

Tang Jingyuan juga menunjukkan bahwa PKT telah beralih dari penganiayaan politik terhadap Falun Gong pada awalnya menjadi pengambilan organ karena terdorong oleh kepentingan ekonomi yang besar. Perubahan ke industri pilar ini memungkinkan seluruh rakyat Tiongkok menjadi sumber daya organ untuk ditambang PKT.

Lai Jianping menegaskan : “Selama bertahun-tahun praktisi Falun Gong menyerukan, mengungkapkan, dan memberitahu komunitas internasional tentang perbuatan biadab PKT, tetapi kebanyakan orang tidak memberikan perhatian mendasar terhadapnya dan selalu menganggapnya sebagai cerita khayalan. Dengan kata lain, kekejaman semacam ini tidak hanya tidak dapat diterima oleh kebanyakan orang, tetapi juga dianggap bahwa hal itu tidak mungkin terjadi.”

Lai Jianping mengatakan bahwa apa yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok saat ini selain menegaskan bahwa pengambilan paksa organ dari tubuh hidup dalam skala besar itu memang benar terjadi di Tiongkok, tetapi juga melegalisir kekejaman tersebut melalui undang-undang. (sin)