Israel Beberkan Rencana Perangnya di Gaza, Dibagi Menjadi Tiga Tahap

Zhang Ting

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant membeberkan rencana dan tujuan militer Israel di Jalur Gaza dalam pertemuan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset atau parlemen Israel di Tel Aviv.   Ia mengatakan bahwa pertempuran akan dibagi menjadi tiga fase utama.

Galant mengatakan bahwa tujuan militer Israel meliputi penghancuran organisasi Hamas dengan menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahannya, dan pembentukan “rezim keamanan” baru di Jalur Gaza.

Ia memaparkan, militer Israel berada di fase pertama, yang merupakan operasi militer melalui serangan udara, diikuti oleh operasi darat yang bertujuan untuk mengalahkan dan menghancurkan Hamas dengan melenyapkan para operatifnya dan menghancurkan infrastruktur.

Adapun tahap kedua akan melanjutkan pertempuran, namun dengan intensitas yang lebih rendah, karena pasukan Israel akan berusaha untuk “menghilangkan perlawanan sporadis”.

Tahap ketiga, kata Galant, adalah membangun “rezim keamanan” baru di Jalur Gaza. Hal ini akan mengakhiri tanggung jawab Israel atas Gaza dan menciptakan “realitas keamanan baru” bagi Israel dan penduduk di sekitar Gaza.

Israel secara historis menyediakan sebagian besar pasokan energi ke Gaza, namun pasokan tersebut dihentikan setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober.

Para analis menilai hal ini menunjukkan bahwa Israel tidak memiliki rencana untuk menguasai Jalur Gaza dalam jangka waktu lama setelah Hamas ditumpas.

Gallant tidak mengatakan siapa yang diinginkan Israel untuk memerintah Gaza, jika Hamas digulingkan, atau apa yang akan dihasilkan oleh rezim keamanan baru.

Israel menduduki Gaza dari tahun 1967 hingga 2005. Pada 2005, Israel menarik diri dari Gaza. Dua tahun kemudian, Hamas mengambil alih Gaza. Beberapa warga Israel menyalahkan penarikan Israel dari Gaza atas kekerasan sporadis yang terus berlanjut sejak saat itu.

Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, memaksa Israel untuk menyatakan perang. Sejauh ini, lebih dari 1.400 orang  terbunuh di Israel, sebagian besar warga sipil. Serangan tersebut merusak rasa aman Israel dan mengakibatkan lebih dari 200 sandera disandera ke Gaza.

Israel langsung meluncurkan serangan udara di Gaza yang dikuasai Hamas dengan tujuan membasmi organisasi teroris. Meskipun Israel memperingatkan warga Gaza untuk mengungsi, sejumlah besar orang dinyatakan tewas.

Organisasi teror di Jalur Gaza juga terus menembakkan roket ke Israel, menyebabkan sirene serangan udara terdengar di banyak komunitas Israel.

Belum ada laporan mengenai korban jiwa.

Jonathan Conricus, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, dalam sebuah video yang diunggah di platform media sosial X menuturkan, Israel berjuang demi kelangsungan hidup mereka. 

Pertahanan adalah inti dari apa yang Israel lakukan, demi mempertahankan rumah, rakyat  dan kelangsungan hidup. Pertahanan adalah tentang memastikan bahwa kekejaman pada 7 Oktober tidak pernah terulang kembali.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) lainnya, Daniel Hagari, mengatakan pada Jumat bahwa IDF sedang mempersiapkan “fase berikutnya” dalam perang melawan Hamas ketika konflik berlanjut.

Hagari menjelaskan, Prioritas utama Israel adalah menggunakan semua cara yang mungkin untuk mengembalikan semua korban penculikan dan menemukan orang hilang, termasuk cara sipil, intelijen dan militer.

Pada saat yang sama, militer Israel melanjutkan perang melawan Hamas dan mempersiapkan fase perang berikutnya. Saat ini, titik-titik penyeberangan ditutup dan tidak ada pasokan atau bantuan yang masuk ke Jalur Gaza. (HUi)