Pecah Konflik Bersenjata di Myanmar Utara Ketika Situasi Internasional Sedang Tidak Kondusif

 oleh Luo Tingting

Ketika situasi internasional sedang bergejolak karena perang Rusia – Ukraina dan perang Israel -Hamas. Beberapa hari lalu konflik bersenjata meletus di Myanmar bagian utara, menyebabkan para warga negara Tiongkok dan perusahaan swasta Tiongkok berada dalam bahaya.

Akun resmi Weibo Kedutaan Besar Tiongkok di Myanmar mengeluarkan pernyataan pada 27 Oktober, yang menyatakan bahwa konflik bersenjata pecah di banyak tempat di Myanmar utara sejak 27 Oktober dini hari. Pihak kedutaan mengingatkan warga dan perusahaan Tiongkok di Myanmar untuk memperkuat tindakan pencegahan keamanan, selain menghindari datang ke daerah konflik. Warga negara Tiongkok di daerah konflik harus meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keamanan diri.

Kedutaan Besar Tiongkok hanya menyediakan beberapa nomor saluran telepon bila membutuhkan bantuan dan tidak menyebutkan langkah-langkah khusus untuk melindungi warga negara Tiongkok, juga tidak menyinggung soal evakuasi.

Menurut laporan media Myanmar, mulai pukul 4 pagi hari itu, pangkalan militer tentara Myanmar di Lashio, Kutkai dan tempat lain di Myanmar utara mengalami serangan senjata, sehingga pertempuran sengit pun terjadi.

Berita yang diposting oleh warga Myanmar di media sosial menunjukkan bahwa kelompok bersenjata menembaki pangkalan militer di Lashio, Kutkai, Muse, Chinshwehaw, dan Laukkai, juga pintu tol, pos polisi, pasukan kota, dan kantor polisi. Kemudian militer Myanmar melakukan penembakan balasan dengan peluru artileri. 

Pada hari yang sama, Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang, Tentara Arakan, dan Tentara Persatuan Demokratik Nasional Myanmar mengeluarkan pernyataan bersama yang menyebutkan bahwa mereka akan menurunkan 15.000 orang personel untuk melakukan “operasi militer” bersama. Namun dalam pernyataan tersebut tidak disebutkan mengenai korban jiwa dan lainnya.

Saat ini, pertempuran masih berlanjut di beberapa daerah, baik pihak militer maupun pemerintah Myanmar belum memberikan tanggapan terhadap konflik bersenjata tersebut.

Belakangan ini, situasi internasional sedang bergejolak sampai terjadi kontak senjata. Pada 7 Oktober, Hamas melancarkan serangan  terhadap Israel, menewaskan ribuan orang dan menculik sekitar 200 orang sebagai sandera. Israel segera melancarkan serangan udara di Jalur Gaza tempat Hamas bercokol, dan mengerahkan pasukan di perbatasan Gaza untuk mempersiapkan serangan darat guna membasmi seluruh anggota organisasi Hamas.

Perang baru di Timur Tengah telah mempengaruhi komunitas internasional. Amerika Serikat dan negara-negara sekutu lainnya mendukung pertahanan diri Israel serta memberikan dukungan militer kepadanya, namun mengharuskan Israel untuk melindungi warga sipil selama operasi militer. (sin)