Melakukan Manikur Memiliki Manfaat Kesehatan yang Mengejutkan, Menurut Studi Baru

EtIndonesia. Melakukan manikur, terutama di salon, adalah hal yang menarik. Kini para peneliti berbagi manfaat baru dari mengunjungi salon kuku : meningkatkan kesejahteraan mental.

Obrolan tentang hobi dan kehidupan sehari-hari dengan teknisi kuku dikaitkan dengan peningkatan emosi positif, relaksasi, dan vitalitas, menurut penelitian yang diterbitkan pada bulan September di Frontiers in Psychology.

Diskusi yang lebih mendalam, terutama tentang ciri-ciri kepribadian negatif dan perjuangan pribadi, membuahkan hasil negatif.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa melakukan perawatan kuku di salon, ditambah dengan keterbukaan diri, dapat memberikan dorongan positif pada kondisi psikologis seseorang,” penulis studi Atsushi Kawakubo, seorang profesor di Saitama Gakuen University di Jepang, mengatakan kepada PsyPost pekan lalu.

“Praktik ini menawarkan cara nyata bagi individu untuk meningkatkan kesejahteraan mental mereka, menekankan pentingnya perawatan diri dan potensi manfaat dari berbagi pemikiran pribadi dalam suasana yang nyaman,” tambah Kawakubo.

Para peneliti dari dua universitas di Jepang melakukan survei online terhadap sekitar 500 wanita berusia awal 20-an hingga akhir 30-an.

Peserta menilai emosi dan sikap mereka selama sesi perawatan kuku menggunakan skala empat poin yang berkisar dari “tidak sama sekali” hingga “sangat”.

Mereka juga berbagi seberapa banyak mereka mendiskusikan berbagai topik – seperti hobi, kehidupan sehari-hari, pengalaman sulit, hambatan pribadi, dan ciri-ciri kepribadian negatif – dengan ahli manikur. Jawaban diberi skor pada skala tujuh poin.

“Saya menjadi tertarik dengan topik ini karena semakin banyak penelitian tentang titik temu antara praktik perawatan diri dan dampaknya terhadap kesejahteraan mental,” kata Kawakubo kepada PsyPost.

“Gagasan bahwa sesuatu yang tampak sederhana seperti perawatan kuku di salon, dikombinasikan dengan pengungkapan diri, dapat memiliki efek psikologis yang berarti membuat saya penasaran. Saya ingin mengeksplorasi potensi daerah yang belum banyak dipelajari ini.”

Kawakubo mencatat keterbatasan dalam penelitian ini, termasuk ukuran sampel yang sempit dan data yang dilaporkan sendiri, namun berharap temuan ini “menekankan pentingnya praktik perawatan diri di dunia yang serba cepat”.

“Terlibat dalam aktivitas yang memungkinkan individu untuk rileks, berefleksi, dan mengungkapkan diri dapat menjadi komponen berharga dalam menjaga kesehatan mental yang baik,” jelas Kawakubo. (yn)

Sumber: nypost