Setelah Sebulan Perang : Pasukan Israel Mendekati Kota Gaza, PM Israel Menolak Gencatan Senjata

Ren Hao

Perang Israel-Hamas memasuki bulan kedua pada 7 November. Tentara Israel tiba di gerbang Kota Gaza, bersiap menyerang markas Hamas untuk menyelamatkan para sandera.

Hingga 7 November malam, tembakan artileri terus melesat melintasi Kota Gaza, menerangi markas Hamas. Pada hari yang sama, Israel menewaskan Wael Asefa, komandan Batalyon Deir al-Balah Hamas. Assefa telah banyak melancarkan serangan terhadap warga sipil Israel sejak tahun 1990-an. Ia merupakan salah satu komandan serangan mematikan pada 7 Oktober.

Israel juga memusnahkan kubu Hamas di luar Kota Gaza dan menyita sejumlah rudal anti-tank dan peluncur rudal, serta sejumlah besar materi intelijen.

Israel mengepung Kota Gaza pada Senin 6 November, namun mengingat masih ada warga sipil yang terdampar di kota tersebut, tentara Israel mendesak mereka untuk mengungsi ke Gaza Selatan secepatnya dan pengepungan akan dimulai kapan saja.

“Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, Pasukan Pertahanan Israel bertempur di jantung Gaza, berperang di jantung teror,” ujar Yaron Finkelman, komandan Komando Selatan Pasukan Pertahanan Israel.

Finkelman menegaskan kembali bahwa hal terpenting bagi Israel saat ini adalah menyelamatkan para sandera dan memulangkan mereka. Laporan intelijen menunjukkan bahwa sebagian besar dari total 242 sandera dipenjarakan di Kota Gaza.

Ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi media Amerika ABC News pada 6 November malam, dia sekali lagi menolak usulan gencatan senjata sementara yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden. 

“Tidak akan ada gencatan senjata. Tidak akan ada gencatan senjata umum sampai para sandera diselamatkan,” katanya.

Namun, Netanyahu berjanji bahwa Israel akan memberikan akses kemanusiaan tergantung pada situasinya, dan setelah perang berakhir, Israel berencana memberikan perlindungan keamanan ke Gaza tanpa batas waktu.

Pada Selasa  7 November menandai sebulan sejak Hamas menyerbu Israel dan membunuh lebih dari 1.400 orang. Bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh Israel dan orang-orang menyalakan lilin di malam hari untuk mengenang para korban. (Hui)