PKT Memaksa Warga Sipil Tiongkok Menjadi “Pendonor Organ Sukarela” 

Yi Ru

Otoritas Beijing telah mengklaim ingin menjadikan Tiongkok sebagai “negara transplantasi organ terbesar di dunia”, sekaligus mendesak warga sipil Tiongkok untuk berpartisipasi dengan menjadi “pendonor organ sukarela”. Namun, ada ungkapan yang menyebutkan bahwa sebenarnya Partai Komunis Tiongkok (PKT) mengeluarkan dokumen yang mewajibkan karyawan perusahaan untuk mengisi dan menandatangani formulir yang isinya tentang kesediaannya menjadi sukarelawan dalam transplantasi organ.

Saat ini, Partai Komunis Tiongkok sedang gencar mempromosikan apa yang mereka sebut “Musim Pendaftaran Menjadi Sukarela dan Publisitas untuk Donasi Organ Manusia” di sejumlah provinsi seperti Xinjiang, Anhui, Shandong, Guangxi, Fujian, Guangdong ….

Namun, berita online mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Linshu, Kota Linyi, Provinsi Shandong, menerima pemberitahuan dari Palang Merah dan Biro Kesehatan kabupaten yang isinya menyebutkan, bahwa semua personel dalam sistem medis dan kesehatan wajib mendaftarkan diri untuk mendonorkan organ tubuhnya secara sukarela. 

“Lihat tidak ? Dengar tidak ? Seluruh personil ! Saat ini, direktur dan wakil direktur pusat pelayanan kesehatan aktif mempromosikan dan aktif mengisi formulir daftar sebagai relawan donasi organ dirinya melalui daftar yang dipublikasikan lewat akun resmi. Jadi, total staf medis rumah sakit yang berjumlah antara tiga hingga empat ratus orang itu berani tidak menolak pengisian daftar itu ?” Demikian suara dalam rekaman video online.

Berdasarkan video tersebut, pemberitahuan terkait menyatakan bahwa jika terjadi perubahan niat untuk mendonasikan organnya, maka hal itu dapat dilakukan atau dibatalkan kapan saja setelah tahun 2024.

Lai Jianping, seorang master hukum internasional di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Tiongkok mengatakan bahwa apa yang disebut sebagai sumbangan sukarela ini sebenarnya adalah sumbangan yang dipaksakan, dengan tujuan untuk menutupi kejahatan pengambilan organ dari praktisi Falun Gong dan warga sipil lainnya. 

Lai Jianping mengatakan : “Mau tidak mau, Anda dipaksa untuk berdonasi, kemudian otoritas mengatakan bahwa donasi itu Anda lakukan secara sukarela. PKT bermaksud melalui kegiatan massal yang memobilisasi seluruh masyarakat mendonorkan organnya untuk menutupi fakta pengambilan organ secara paksa yang ia lakukan selama ini”.

Lai Jianping percaya bahwa pendekatan ini juga membuka jalan bagi PKT untuk terus melakukan tindak biadab itu. Karena orang kaya dan yang berkuasa masih mempunyai kebutuhan yang besar akan transplantasi organ.

Zhao Lanjian, mantan awak media Tiongkok mengatakan bahwa setelah kasus Hu Xinyu, semakin sedikit warga sipil Tiongkok yang bersedia mendonorkan organnya.

“Saya telah mengikuti setiap detail dari kasus Hu Xinyu, dan saya dapat memastikan bahwa kasus Hu Xinyu adalah kasus tipikal pengambilan organ hidup-hidup di Tiongkok. Sebelum wabah PKT, sudah terjadi kasus hilangnya 100 orang anak muda di Kota Wuhan. Tetapi ketika beberapa orang yang mencoba mencari mereka justru ditangkap oleh petugas keamanan publik setempat. Jadi jika faktor-faktor ini kita hubungkan, seharusnya tidak sulit untuk menduga bahwa sejumlah besar anak muda di Tiongkok memang hilang karena organ tubuhnya diambil paksa. Ketika penandatanganan perjanjian donasi organ tubuh menjadi suatu bentuk pemaksaan di lingkungan para tenaga medis, maka menurut saya, perilaku haus darah ini akan membuat masyarakat Tiongkok berada dalam situasi yang semakin mengerikan,” katanya.

Baru-baru ini, beberapa netizen Tiongkok yang tampaknya adalah mahasiswa, lewat akun di media sosial mereka mengaku telah menyelesaikan pandaftaran untuk menjadi “pendonor organ tubuh secara sukarela” tanpa sadar. Tetapi beberapa netizen lainnya menyebutkan bahwa begitu mereka menandatangani surat persetujuan itu, mereka terancam masuk daftar hitam dalam catatan kredit pribadinya jika sampai suatu ketika nanti melakukan pembatalannya.

Lai Jianping mengatakan : “Jika mencabut pendaftaran itu saja yang bersangkutan tetap dimasukkan ke dalam apa yang disebut daftar hitam kredit, maka hal itu semakin menegaskan bahwa apa yang disebut sifat sukarela itu adalah tidak benar. Jika bersifat sukarela, tentu saja dapat dilakukan kapan saja. Jadi ini tidak etis dan ilegal”.

Pada Januari tahun ini, beberapa netizen mengabarkan bahwa setelah mendaftarkan donasi organ, pencabutan di kemudian hari adalah sia-sia, karena informasinya masih ada dalam sistem komputer pihak berwenang.

Pada November tahun lalu, seorang wanita memposting video di Douyin, menangis karena dia kehilangan kartu identitasnya, dan informasinya telah terdaftar di dalam sistem “Donasi Organ Manusia di Tiongkok”.

Beberapa netizen berkomentar : “Saat Anda memutuskan untuk berdonasi, maka sejak saat itu tubuh Anda sudah bukan lagi milik Anda ! Setelah tes darah dan pemeriksaan fisik berhasil, peluang kematian Anda sewaktu-waktu akan meningkat 100 kali lipat ! Dan eksekutor kecelakaan sudah mulai aktif !”

Zhao Lanjian mengatakan : “Karena seseorang telah menandatangani kesepakatan mendonasikan organ, maka secara tidak langsung orang bersangkutan telah mengundang kedatangan sebuah kejadian mati yang misterius, kemudian organ tubuhnya diambil dan dibagikan kepada orang-orang kaya yang menanti transplantasi. Kita harus betul-betul memahami bahwa di balik transplantasi organ atau pengambilan organ hidup-hidup itu adalah transaksi komersial, dan apabila terjadi jual beli, maka pasti akan ada korbannya”.

Sebelumnya, PKT juga mengeluarkan misi untuk “membawa propaganda donasi organ ke sekolah-sekolah”, yang dikritik sebagai “perilaku biadab”.

Zhao Lanjian mengatakan : “Setiap transaksi komersial diperindah sebagai sumbangan, dan sumber organ dari sumber yang tidak diketahui, atau bahkan sumber organ yang diperoleh melalui pembunuhan dianggap sebagai perwujudan dari cinta. Mengenai perilaku kejam semacam ini, saya pikir semua orang harus berani tampil untuk menentangnya !”

Pada Oktober tahun ini, Partai Komunis Tiongkok mengesahkan rancangan undang-undang tentang “Donasi dan Transplantasi Organ Manusia”. Para pengamat menganggap ini adalah sebuah tanda bahwa PKT ingin mensahkan perbuatan pengambilan organ yang ia lakukan demi keuntungan materi selama ini, sekali pun lewat cara pembunuhan. (sin)