Seorang Ibu Tidak Pernah Memberi anak-anaknya Hadiah Natal Karena Tidak Mau Berbohong Tentang Santa

EtIndonesia. Kita semua mempunyai tradisi Natal masing-masing, tetapi seorang wanita dicap ‘jahat’ setelah mengungkapkan bahwa dia memberi tahu anak-anaknya bahwa Santa itu tidak nyata dan tidak membelikan mereka hadiah apa pun.

Dalam suratnya kepada Daily Mail, sang ibu menjelaskan bahwa setipa Natal selalu membuatnya ketakutan karena dia tahu dia akan dihakimi dan dikritik karena opini Natalnya yang kontroversial.

“Saya tidak pernah membiarkan anak-anak saya mempercayai seluruh kebohongan tentang Santa – menurut saya itu bodoh,” katanya.

“Sejak mereka cukup besar untuk memahami apa itu Santa, saya sudah bilang kepada mereka bahwa dia bukanlah manusia nyata, bahwa dia adalah simbol Natal bagi sebagian orang.”

“Saya tidak membelikan anak-anak saya hadiah saat Natal, saya dan suami juga tidak mengharapkan apa pun dari mereka, kecuali itu adalah hadiah buatan sendiri yang ingin mereka bagikan kepada kami.”

Dia kemudian menjelaskan alasan di balik keputusannya, dengan mengatakan bahwa menurutnya berbohong kepada anak-anaknya bukanlah hal yang benar dan dia ingin mereka tumbuh di ‘dunia nyata’.

“Saya juga tidak ingin anak-anak saya berpikir bahwa Natal hanyalah tentang pemberian hadiah, seperti yang dilakukan banyak anak,” jelasnya.

Sebaliknya, sang ibu mendorong anak-anaknya untuk melihat musim perayaan sebagai waktu untuk berkumpul dengan keluarga dan menyebarkan kegembiraan kepada orang-orang di sekitar mereka.

“Anda tidak perlu mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk melakukan itu,” tambahnya.

Tapi, pendekatannya yang tidak biasa pada waktu Natal telah mendapat banyak kritik, bahkan beberapa orang mencapnya ‘jahat’.

“Saya pernah disebut ‘Scrooge’ dan diberitahu bahwa saya ‘jahat’ dan bahkan anggota keluarga saya sendiri menuduh saya ‘menindas’ dan ‘melecehkan’ anak-anak saya dengan ‘melarang’ mereka merayakan Natal yang sebenarnya,” katanya.

Namun, dia menegaskan bahwa dia tidak mencoba untuk menghalangi mereka dari kemeriahan perayaan dan hanya ingin mereka ‘tetap membumi dan tidak memikirkan awan’.

Namun orang-orang kurang yakin dengan pendekatannya, menganggapnya ‘kejam’ dan ‘sinis’.

Seseorang menulis: “Anak-anak yang malang!!!!”

Yang lain berkomentar: “Apa salahnya jika anak-anak mempercayai Natal dan Santa di tahun-tahun awal mereka?”

“Hanya ada sedikit kegembiraan di dunia dan Anda ingin menipu mereka saat Natal,” tambah yang ketiga.

Dan, yang keempat mengatakan bahwa memberi tahu anak-anak Anda bahwa Bapa Natal itu nyata bukanlah sebuah kebohongan.

“Ini romansa,” kata mereka. “Tanpa romansa, umat manusia akan menjadi miskin.” (yn)

Sumber: tyla