Akankah Kita Tahu Siapa yang Membelah Batu Al Naslaa Menjadi Dua Bagian?

EtIndonesia. Dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, penting untuk mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita tidak mengetahui – dan mungkin tidak dapat mengetahui – jawaban atas segala hal.

Untungnya, Alam selalu siap menarik kita kembali ke bumi, mengingatkan kita bahwa dunia masih menyimpan banyak misteri.

Salah satu contohnya adalah formasi Batuan Al Naslaa yang terletak di Oasis Tamya, Arab Saudi, yang di bagian tengahnya dibelah membentuk garis lurus yang hampir sempurna.

Selama berpuluh-puluh tahun, berabad-abad atau bahkan ribuan tahun, orang-orang bertanya-tanya apa yang menyebabkan batu raksasa itu terbelah menjadi dua bagian. Mungkinkah hal ini disebabkan oleh lempeng tektonik? Bagaimana dengan erosi pasir? Atau mungkin, mungkin saja, alien bisa membelahnya dengan sinar laser raksasa?

Cukuplah untuk mengatakan, teori-teori dengan berbagai tingkat kredibilitas telah berlimpah sejak penampakan batu setinggi 6 m ditemukan pada tahun 1877.

Tentu saja, batu pasir itu sendiri jauh lebih tua dari ini, diyakini berusia ribuan tahun, begitu pula ilustrasi yang terukir di permukaannya.

Benar sekali, Al Naslaa adalah sebuah petroglif yang berarti pahatan batu, dan di sini terdapat gambaran adegan berburu yang menampilkan kuda Arab dan ibex (kambing liar).

Beberapa orang percaya bahwa karya seni ini adalah bukti bahwa bebatuan yang terbelah, yang berada di atas dua tiang, tidak terbentuk oleh kekuatan alam saja.

Namun, sebagian besar ahli sepakat bahwa beberapa bentuk proses pelapukan kemungkinan besar bertanggung jawab atas bentuk yang mencengangkan ini.

Berikut empat hipotesis yang paling banyak diterima:

  1. Proses geologi alam

Mengingat batuan tersebut terbuat dari batu pasir, yang terkenal dengan lapisannya, kombinasi berbagai faktor termasuk erosi dan pelapukan mungkin telah menyebabkan retakan akibat tekanan, seperti yang dicatat oleh situs web Geology Science.

Hal ini dapat mengakibatkan batu tersebut terbelah di sepanjang garis patahan alaminya, yang pada akhirnya menyebabkan batu tersebut pecah menjadi dua.

  1. Perubahan angin, hujan dan suhu

Variasi kondisi cuaca dan suhu dapat menyebabkan kerusakan material. Misalnya saja, pasir yang tertiup angin dapat melewati retakan kecil yang tidak rata pada batu, lalu bergesekan selama ribuan tahun hingga membentuk garis lurus dan mulus.

Demikian pula, pelapukan beku-cair mungkin juga menyebabkan retakan jika air berhasil menyusup ke retakan kecil pada batuan yang kemudian tersambung. Air ini kemudian bisa membeku, menyebabkannya melebar dan memperbesar celah tersebut, menurut IFLScience.

Setelah periode dingin kuno ini berakhir, es akan mencair dan meleleh, meninggalkan celah lurus menakjubkan yang kita lihat sekarang.

  1. Aktivitas tektonik

Beberapa ahli geologi menyebutkan kawasan Oasis Tayma telah diketahui mengalami aktivitas tektonik. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa pergerakan kerak bumi serta gaya kompresi dan tegangan pada satu titik menyebabkan bagian terlemah batuan tersebut terbelah.

  1. Aktivitas manusia atau alien

Tentu saja, dugaan adanya campur tangan alien di sini tidak terlalu diperhatikan, tapi setidaknya ada kasus yang bisa diajukan terkait keterlibatan manusia.

Mengingat batu tersebut terbuat dari batu pasir, peralatan sederhana akan mampu memahat batu tersebut hingga ke bagian tengahnya. Pertanyaannya adalah, mengapa ada orang yang berupaya melakukan hal itu?

Ya, peradaban kuno mungkin telah memahatnya untuk menandai situs yang memiliki makna keagamaan, landmark geografis, atau sekadar sebagai pendahulu awal dari orang-orang seperti Barbara Hepworth.

Jadi akankah kita menemukan jawaban pasti tentang apa atau siapa yang membentuk Formasi Batuan Al Naslaa?

Mungkin tidak, tapi ini adalah pertanyaan yang layak untuk disingkirkan.

Bukankah Ibu Alam menyenangkan? (yn)

Sumber: indy100