EtIndonesia. Hyena sering digambarkan sebagai makhluk pengecut, seperti penjahat pemakan bangkai di “The Lion King”. Meskipun Anda mungkin tidak jatuh cinta dengan hewan malam yang licik ini, sulit untuk tidak menghargai kualitas unik mereka.
Suara ‘ketawa’ mereka
Hyena tidak hanya tertawa untuk bersenang-senang; Para ilmuwan dan naturalis mengatakan bahwa nada dan frekuensi tawa hyena berfungsi sebagai indikasi usia dan status sosialnya.
Mereka pintar
Ukuran korteks frontal hewan dianggap terkait dengan kecerdasan sosialnya, dan hyena memiliki korteks frontal yang mirip dengan primata. Sebuah studi yang dilakukan oleh Duke University menunjukkan bahwa sepasang hyena yang ditangkap memiliki kinerja yang lebih baik dalam memecahkan masalah dan kerja sama sosial dibandingkan simpanse. Yang lebih mengesankan adalah selama penelitian mereka, hyena menyelesaikan semua masalah secara diam-diam, hanya menggunakan sinyal non-verbal untuk berkomunikasi.
Anak hyena menyusu hingga 18 bulan
Anak hyena mulai makan daging dari dekat sarangnya pada usia sekitar lima bulan, namun mereka biasanya menyusu selama 12 hingga 18 bulan, suatu waktu yang sangat lama bagi karnivora. Pada usia sekitar dua tahun, anak-anaknya dianggap dewasa dan siap meninggalkan induknya.
Hyena betina memimpin kelompok
Hyena tutul betina lebih agresif dan bahkan lebih berotot dibandingkan hyena jantan. Hal ini karena hyena betina memiliki lebih banyak testosteron dalam tubuhnya, tepatnya tiga kali lebih banyak. Akibatnya, kelompok hyena tutul bersifat matriarkal, bahkan bayi betina pun mendominasi yang jantan.
Mitos seputar hyena
Ada banyak mitos dan legenda tentang hyena. Di Tanzania dan India, beberapa legenda mengatakan bahwa penyihir mengendarai hyena. Agama rakyat Etiopia berbicara tentang orang-orang yang memiliki mata jahat dan dapat mengubah dirinya menjadi hyena. Selama Abad Pertengahan, hyena diyakini menggali dan memakan mayat; tapi perlu dicatat bahwa mereka tidak melakukan hal semacam itu. (yn)
Sumber: science-a2z