Analisa Para Ahli : 6 Alasan Mengapa Banyak Pejabat Tinggi Militer Tiongkok Anti-Xi Jinping

NTD

Kabar soal pergantian pimpinan militer Tiongkok dari Menhan sampai Angkatan Roket masih terus berlanjut. Baru-baru ini, 9 orang jenderal militer lagi telah dilengserkan dari kedudukan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak orang dalam kalangan militer Tiongkok yang tidak sejalan dengan Xi Jinping. Beberapa analis menyebutkan : Xi Jinping sedang menghadapi krisis loyalitas dari pejabat yang paling parah saat ini.

Sejak akhir Agustus 2023, Li Shangfu, Menteri Pertahanan Tiongkok tidak pernah lagi muncul di berita utama Tiongkok. Akan tetapi, secara tiba-tiba pada 24 Oktober beredar berita resmi bahwa Li Shangfu telah dicopot dari jabatannya sebagai Anggota Dewan Negara, Menteri Pertahanan, dan anggota Komisi Militer Pusat.

Pada 27 Desember 2023, Wu Yansheng, Ketua Dewan China Aerospace Science and Technology Corporation, Liu Shiquan, Ketua Dewan China Ordnance Industry Corporation, dan Wang Changqing, Wakil Direktur Umum China Aerospace Science and Technology Corporation, dicopot dari kedudukan mereka sebagai anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok.

Selama gelombang operasi pembersihan ini, Pasukan Roket dan departemen peralatan Partai Komunis Tiongkok menjadi “daerah yang paling terkena dampaknya.”

Pada 29 Desember malam, Letjen. Zhang Zhenzhong, Wakil Kepala Staf Departemen Staf Gabungan Komisi Militer Pusat, Letjen. Zhang Yulin, mantan Wakil Direktur Departemen Pengembangan Peralatan dari Komisi Militer Pusat, Mayjen. Rao Wenmin, Wakil Direktur Departemen Pengembangan Peralatan Komisi Militer Pusat, Letjen. Ju Xinchun, Wakil Komandan Komando Teater Selatan, Jenderal Ding Laihang, mantan Komandan Angkatan Udara, Mayjen. Lu Hong, Direktur Departemen Peralatan Angkatan Roket, Jenderal Li Yuchao, mantan Komandan Angkatan Roket, Letjen. Li Chuanguang, Wakil Komandan Angkatan Roket, dan Jenderal Zhou Yaning, mantan Komandan Angkatan Roket diberhentikan atau dicabut kualifikasinya sebagai anggota Kongres Rakyat Nasional.

Lima dari sembilan orang di atas berasal dari Angkatan Roket : Li Yuchao, Zhou Yaning, Li Chuanguang, Lu Hong, dan satunya adalah mantan Wakil Komandan Angkatan Roket Zhang Zhenzhong.

Meski pihak berwenang PKT tidak menjelaskan alasan memberhentikan para pemimpin militer tersebut, tetapi media Hongkong memberitakan, bahwa para pentolan militer yang dihukum ini terlibat dalam kasus korupsi pengadaan peralatan militer, termasuk Li Shangfu. Laporan menyebutkan bahwa besar kemungkinan masih akan muncul lagi sejumlah personel militer lainnya yang diduga terlibat dalam kasus ini. 

Meskipun Li Shangfu tidak berasal dari Angkatan Roket yang dibentuk atas gagasan Xi Jinping, tetapi ia pernah menjabat sebagai wakil menteri dan kepala staf Departemen Persenjataan Umum Komisi Militer dan Pasukan Pendukung Strategis. Wei Fenghe, komandan pertama Angkatan Roket Tiongkok dan mantan Menteri Pertahanan, sejak kedudukannya digantikan oleh Li Shangfu pada bulan Maret 2023, ia “entah di mana”, karena tidak pernah lagi muncul di pemberitaan.

Selain itu, Yuan Jie, Ketua China Aerospace Science and Industry Corporation, dan Chen Guoying, Manajer Umum Ordnance Equipment Group, juga telah hilang dari pemberitaan selama berbulan-bulan, dan baru saja terdengar berita bahwa keduanya sudah ditahan untuk menjalani pemeriksaan pihak berwenang.

Wang Youqun, mantan pejabat Komisi Pusat Inspeksi Disiplin dan pakar masalah Tiongkok, dalam sebuah artikelnya yang diterbitkan “The Epoch Times” pada 30 Desember menyebutkan, bahwa pemecatan kesembilan pemimpin militer senior PKT sebagai anggota  Kongres Rakyat Nasional Tiongkok menunjukkan bahwa ada banyak orang di kalangan militer Tiongkok yang anti-Xi Jinping.

Wang Youqun menjelaskan bahwa orang-orang di kalangan militer Tiongkok yang menentang Xi terbagi ke dalam 6 kelompok : Pertama, kelompok jenderal senior yang secara pribadi dipromosikan dan dipekerjakan kembali oleh Xi. Kedua, kelompok dari 170 lebih orang pemimpin senior militer yang sedang menjalani pemeriksaan sebelum Kongres Nasional ke-20. Ketiga, kelompok jenderal senior yang dipromosikan Jiang Zemin, Xu Caihou dan Guo Boxiong yang masih ditahan tetapi pengusutannya terhenti. Keempat, kelompok jenderal dari Putra Mahkota Partai yang menentang Xi. Kelima, kelompok jenderal senior yang memiliki pemikiran masing-masing. Dan keenam, kelompok pimpinan yang bertanggung jawab terhadap industri militer Tiongkok.

Mengenai mengapa ada begitu banyak orang di kalangan militer Tiongkok yang anti-Xi, Wang Youqun mengungkapkan ada 6 alasan utama : Pertama, sebelum berkuasa, Xi hanyalah seorang pejabat dengan prestasi politik yang pas-pasan. Tetapi baru 11 tahun berjalan ia telah dipuji setinggi langit oleh para penjilatnya. Berapa banyak orang yang mau yakin secara tulus ? Jelas sangat sedikit.

Alasan kedua, gerakan pembersihan yang dilakukan Xi Jinping terhadap begitu banyak pemimpin senior militer telah secara langsung berdampak terhadap kepentingan vital mereka. Para anggota keluarga, kerabat dan teman serta bos yang berada di belakang dari para jenderal senior yang diperiksa ini, jelas sangat membenci Xi dan mungkin ingin membunuh Xi dan keluarganya.

Ketiga, selama Xi Jinping berkuasa selama 11 tahun, ternyata urusan dalam dan luar negeri Tiongkok menjadi berantakan, kacau balau.

Keempat, Xi yang memiliki watak curiga terhadap orang lain, menjadi dorongan bagi dirinya untuk melakukan perombakan (reshuffle). Misalnya, terjadi 4 kali penggantian komandan di Komando Teater Barat dalam setahun —Zhao Zongqi, Zhang Xudong, Xu Qiling, dan Wang Haijiang. Hal ini menunjukkan bahwa jenderal senior yang benar-benar dapat dipercaya oleh Xi amat sedikit.

Kelima, Xi Jinping tidak memiliki landasan yang kuat di bidang militer. Jadi pimpinan militer berpangkat tinggi yang dipromosikan oleh Xi itu hanyalah orang-orang yang telah melakukan apa yang disukai Xi sehingga pangkat dan kekayaan mereka kini membumbung. Mereka bukan orang yang benar-benar setia kepada Xi. Apalagi Xi Jinping telah membuat negara ini menjadi kacau balau di dalam dan luar negeri.

Keenam, dan poin yang paling kritis, kampanye anti-korupsi yang digelar Xi Jinping sebenarnya bukanlah kampanye untuk anti-korupsi, namun merupakan sebuah upaya untuk menghentikan pertikaian sambil melindungi partai dari kejatuhannya.

Wang Youqun menjelaskan bahwa setelah kampanyekan ganyang korupsi berlangsung selama 10 tahun, ternyata sekelompok jenderal senior yang dipromosikan dan dipercaya menduduki jabatan penting di Angkatan Roket Tiongkok yang dibentuk sendiri oleh Xi Jinping juga bergabung dalam barisan anti-Xi. Hal ini menunjukkan bahwa kendali Xi Jinping terhadap militer masih sangat rapuh.

Wang Youqun mengatakan, pembersihan yang dilakukan Xi terhadap Angkatan Roket Tiongkok hanyalah awal dari pembersihan dalam tubuh “Tentara Keluarga Xi”, tentunya hal itu tidak akan berhenti sampai di sini. Yang pada akhirnya, Xi Jinping sendiri yang harus menanggung akibatnya, yaitu ditinggalkan oleh pengikut.

Mengenai pembersihan dalam kalangan pejabat tingkat tinggi militer Tiongkok, Miles Yu, Direktur China Center di Hudson Institute, sebuah lembaga pemikir Amerika Serikat, baru-baru ini mengatakan kepada “The Epoch Times”, bahwa bagi seseorang yang semakin ingin menjadi diktator, maka semakin merasakan bahwa stabilitas politik yang nyata kurang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu Xi Jinping perlu terus-menerus melakukan pembersihan sampai dirinya benar-benar yakin. “Dia sebenarnya tidak percaya pada dirinya sendiri, jadi orang-orang yang berada di bawahnya sepertinya berjiwa pemberontak”, katanya.

Yuan Hongbing, seorang sarjana hukum di Australia yang akrab dengan sistem PKT, mengatakan kepada “The Epoch Times”, bahwa alasan mendasar mengapa para jenderal ini disingkirkan bukanlah karena membocorkan rahsia negara atau kasus korupsi, namun karena jauh di lubuk hati para pejabat senior itu tidak sependapat dengan kebijakan Xi, sehingga bersikap antipati.

Yuan Hongbing mengatakan ini adalah krisis politik terbesar yang dihadapi Xi Jinping. Xi sendiri mungkin menganggap orang-orang yang dipromosikan itu semuanya adalah orang-orang yang bermuka dua, oleh karena itu cakupan pembersihan perlu terus diperluas, mulai dari Angkatan Roket hingga Angkatan Udara, Pasukan Pendukung Strategis, dan sistem industri militer.  “Ini membuat Xi panik sendiri,” katanya.

Yuan Hongbing berpendapat bahwa pembersihan besar-besaran di Angkatan Roket yang didirikannya, akan membuat militer dan seluruh birokrasi semakin tidak loyal, dan ketidakpuasan pejabat terhadap Xi Jinping akan terus meningkat, sehingga menjadi ancaman besar bagi kediktatorannya. (sin)