Perekonomian Menurun, Gelombang Pemotongan Gaji Telah Menyebar dari PNS Hingga Militer Tiongkok

oleh Wang Yanqiao dan Yu Ru

Akibat buruknya kebijakan yang dilakukan otoritas Tiongkok dalam memperbaiki pertumbuhan ekonomi yang terus merosot. Beberapa sumber yang mengetahui masalah ini mengungkapkan, bahwa gelombang pemotongan gaji telah menyebar dari pegawai negeri hingga militer Tiongkok.

Mr. Hua, yang pernah bertugas di militer Tiongkok mengungkapkan bahwa, ia terjun ke dunia bisnis setelah pensiun dari militer, namun akibat terus menipisnya keuangan daerah, sehingga pembayaran gaji pegawai negeri tertunda-tunda, dan subsidi untuk personil militer pun dihapus.

“Termasuk gaji banyak pegawai negeri dan pensiunan, gajinya tidak dibayarkan tepat waktu dan tertunda. Hal yang sama juga dialami oleh pegawai perusahaan milik negara, termasuk para tentara. Saya memeliki banyak kawan yang saat ini masih aktif di militer, kata mereka, banyak item subsidi yang telah dihapus, sedang item subsidi yang seharusnya dibayarkan sudah enam bulan belum diberikan,” katanya.

Mr. Bai, seorang pensiunan militer Tiongkok mengatakan : “Semua lapisan masyarakat sedang mengalami penyusutan pemasukan, bahkan banyak yang sangat serius. Pemotongan gaji adalah kejadian umum di Tiongkok saat ini. Polisi adalah pilar yang diandalkan PKT dalam pemeliharaan stabilitas. Begitu remunerasi untuk anggota polisi menurun, maka militer sudah dapat dipastikan akan mengalami penurunan”.

Wang Juntao, Ketua Komite Nasional Partai Demokrat Tiongkok mengatakan : “Banyak item subsidi di Tiongkok itu berupa item kesejahteraan, yang semuanya merupakan kebijakan lokal. Kalau gajinya ada, berarti sebagai tentara ia mempunyai penghasilan yang sah. Namun, ada juga beberapa subsidi yang merupakan manfaat yang diberikan oleh unit tersebut. Jenis subsidi ini sering berubah, dan pemerintah daerah tidak akan memberikannya karena keterbatasan keuangan.”

Komentator politik Tiongkok Chen Pokong mengungkapkan bahwa gelombang pemotongan gaji dimulai dari pegawai negeri dan kini menyebar sampai ke militer. Ditambah lagi dengan pembersihan pejabat tingkat tinggi dalam tubuh PKT saat ini, sehingga semua orang merasa berada dalam bahaya.

“Banyak berita mengatakan bahwa inilah saat yang berbahaya (bagi rezim). Karena saat ini moral militer sedang labil, selain itu berlangsung pembersihan terhadap pejabat tingkat tinggi PKT. Ditambah lagi dengan pemotongan gaji, pengurangan gaji, dan pembekuan subsidi, membuat semua perwira dan prajurit gelisah, jadi tidak menutup kemungkinan sewaktu-waktu bisa terjadi pemberontakan. Demikian kata anggota keluarga perwira Tiongkok,” katanya. (sin)