Remaja di Tiongkok Melaporkan Gurunya ke Polisi Karena Memberinya Tugas Sekolah Terlalu Banyak

EtIndonesia. Karena kewalahan dengan tugas sekolah dan les privat selama berjam-jam, seorang remaja laki-laki di Tiongkok merasa sudah muak, dan membuat laporan ke polisi terhadap gurunya, Jiupai News melaporkan.

Siswa sekolah menengah tersebut, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada polisi di Xiangyang, Provinsi Hubei: “Saya mengalami banyak stres. Saya tidak ingin menghadiri kelas-kelas itu lagi.”

Sebuah rekaman remaja laki-laki, yang mengenakan seragam sekolah meratapi petugas polisi tentang beban kerjanya yang sangat besar, dibagikan secara online.

Dalam klip yang dibagikan, seorang petugas terlihat memberikan selembar tisu kepada remaja yang menangis itu untuk menyeka air matanya.

Menurut remaja tersebut, akhir pekannya disibukkan dengan pekerjaan rumah di pagi hari dan sesi les di sore hari.

Meskipun meraih posisi kedelapan di kelasnya dan peringkat 25 untuk nilainya di sekolah, anak laki-laki tersebut mengatakan kepada petugas bahwa dia masih mendapat tekanan dari orangtuanya untuk menghadiri kelas sepulang sekolah, lapor South China Morning Post (SCMP).

“Kamu telah berprestasi dengan sangat baik di pelajaranmu, dan orangtuamu hanya berharap kamu bekerja lebih keras lagi,” seorang petugas menghibur remaja yang tertekan itu.

Para petugas juga terlihat dalam klip membantu anak laki-laki itu mengerjakan PR matematikanya.

Rekaman remaja yang menangis di kantor polisi menarik perhatian banyak orang di dunia maya yang bersimpati padanya.

“Bocah ini terlihat lelah. Kasihan sekali anak yang tidak berdaya,” komentar seorang warganet.

Sementara yang lain mengecam orangtua tersebut: “Mengapa orangtua begitu memaksakan anak mereka? Itu kejam.”

Seorang netizen juga menyarankan remaja laki-laki tersebut untuk melihat jangka panjang: “Ketika perusahaan merekrut karyawan baru, mereka mengharuskan kandidatnya memiliki gelar dari universitas ternama. Jadi kalau tidak giat belajar, masa depan tidak cerah. Ya, tekanan akademisnya besar, tapi harus menanggungnya.”

Pada bulan Juli 2021, pemerintah Tiongkok meluncurkan tindakan keras terhadap sektor sekolah swasta, dengan melarang mereka menyediakan kelas-kelas nirlaba mengenai mata pelajaran kurikulum sekolah.

Pada tahun 2023, Kementerian Pendidikan negara tersebut mengatakan bahwa layanan bimbingan belajar yang tidak berlisensi dapat dikenakan denda hingga 100.000 yuan (sekitar Rp 219 juta). (yn)

Sumber: asiaone