Mengapa Ras Anjing Kecil Hidup Lebih Lama dari Ras Anjing Besar?

EtIndonesia. Setelah bertahun-tahun berdiskusi dan melakukan penelitian yang berbeda, para ilmuwan akhirnya mengungkap misteri mengapa ras anjing kecil hidup lebih lama dibandingkan ras anjing besar. Penelitian yang dilakukan oleh University of Washington menyatakan bahwa meskipun ras anjing kecil dan besar menderita kondisi kesehatan yang sama, ras yang lebih besar cenderung mengalami penyakit yang lebih parah.

Studi yang dipublikasikan di PLOS ONE menganalisis data lebih dari 27.500 anak anjing, termasuk 238 ras, yang tersebar di Amerika Serikat. Di bawah Dog Aging Project (DAP), pemilik anjing memilih sendiri dan mendaftarkan satu anjing dari rumah mereka.

“Pendaftaran terdiri dari menyelesaikan Survei Pengalaman Kesehatan dan Hidup (HLES) berbasis web yang memperoleh informasi dari pemilik anjing tentang beragam topik,” kata studi tersebut.

Khususnya, di bagian status kesehatan, pemilik anjing ditanyai apakah anjingnya pernah didiagnosis menderita berbagai kondisi medis, apa pun statusnya saat ini.

Apa yang ditemukan dalam penelitian ini?

Usia anjing-anjing tersebut berkisar dari anak anjing hingga anjing yang sangat senior, dengan usia rata-rata tujuh tahun. Setelah melalui serangkaian data yang komprehensif, para peneliti menemukan bahwa anjing berukuran besar rentan terhadap kanker, penyakit terkait tulang, masalah pencernaan, kondisi neurologis dan endokrin, masalah telinga, hidung, dan tenggorokan, serta penyakit menular.

“Pola pertumbuhan pada ras anjing yang lebih besar melibatkan penambahan berat badan yang cepat sepanjang periode perkembangan dan kematangan kerangka, yang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit muskuloskeletal dan ortopedi termasuk displasia pinggul, osteoartritis, dan osteochondrosis,” studi tersebut mencatat.

Sementara itu, anjing-anjing kecil sebagian besar menderita masalah jantung, pernapasan, dan mata. Beberapa juga harus menderita penyakit hati dan pankreas.

Terlepas dari temuan tersebut, para ilmuwan mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk memperjelas hubungan antara usia anjing, ukuran dan prevalensi penyakit.

“Penelitian ini tidak mengkonfirmasi adanya hubungan sebab akibat antara ukuran, usia, dan penyakit anjing. Namun, temuan ini dapat membantu mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang jenis kondisi yang mungkin mendasari rendahnya umur anjing yang lebih besar,” kata penulis utama Yunbi Nam.

Meskipun demikian, penelitian ini dapat membantu dokter hewan merawat anjing-anjing besar dengan lebih baik dengan mempertimbangkan kondisi medis umum yang mereka derita. (yn)

Sumber: wionews