Kematian Mendadak Akibat Epidemi di Tiongkok Meningkat, Masyarakat Tidak Puas dengan Sikap PKT yang Menutupi  Wabah

Epidemi di Tiongkok terus menyebar. Beberapa orang mengatakan kepada wartawan NTDTV bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang terus menyembunyikan epidemi ini telah menimbulkan kemarahan publik

Wang Yanqiao dan Xiong Bin – NTDTV

Beberapa bulan terakhir, rumah sakit di seluruh Tiongkok terus penuh sesak, dan jumlah kematian akibat epidemi ini terus meningkat. Namun, otoritas Komunis Tiongkok tidak melaporkan, menguji atau mengabaikan epidemi saat ini, sehingga membuat banyak orang tidak puas.

Epidemi di Tiongkok terus menyebar dan beberapa orang mengatakan kepada NTD bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus menutup-nutupi epidemi tersebut yang telah membangkitkan kemarahan publik.

Beberapa bulan terakhir, rumah sakit di seluruh Tiongkok telah penuh sesak, dan jumlah orang yang meninggal dunia akibat epidemi terus meningkat. Namun demikian, kegagalan Partai Komunis Tiongkok untuk melaporkan, mengetes, atau peduli terhadap wabah yang terjadi saat ini telah membuat banyak orang tidak puas.

Chen Yun, seorang pekerja medis di Tianjin: “Sekarang kami tidak melaporkannya, tidak memeriksanya, dan tidak peduli. Kami sama sekali tidak menganggapnya sebagai prioritas.” Ia juga mengaku  mendengar ada lebih banyak kasus paru-paru putih. Ia hanya bisa mengatakan bahwa ini karena tidak diakui secara resmi.

Xu, warga Weifang, Provinsi Shandong berkata: seluruh keluarganya terkena flu. Karena ia tidak pernah terkena flu selama lebih dari 40 tahun. Kali ini, dia  masuk angini. Setelah masuk angin, oh, astaga seluruh tubuh terasa sakit dan ia berbaring selama beberapa hari. Ibunya dirawat di rumah sakit. Semua tempat tidur di rumah sakit penuh. Orang-orang yang berbaring di bangsal semuanya menderita pneumonia.”

Wang Yan, warga Ningbo juga mengatakan: “dua orang meninggal dunia di tempat kerja. Tempat kerja tidak mengizinkan publisitas dan mereka tidak tahu alasannya. Mereka berusia tiga puluhan. Keduanya adalah laki-laki.”

Pada 19 Januari, tokoh media senior Tiongkok Zhao Zheng meninggal dunia karena infark mendadak di Beijing pada usia 44 tahun. Netizen mengabarkan bahwa Zhao Zheng meninggal dunia  karena infeksi virus yang meninggalkan gejala sisa dan menyebabkan penyakit mendadak lainnya. Setelah epidemi, terlalu banyak orang yang menderita infark serebral dan infark miokard.

Pada 17 Januari, Wall Street Journal melaporkan bahwa Komite Energi dan Perdagangan Dewan Perwakilan Rakyat AS memperoleh dokumen dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS: Pada tanggal 28 Desember 2019, seorang peneliti dari Institut Biologi Patogen, Akademi Tiongkok Peneliti Ilmu Kedokteran Lili Ren mengunggah urutan struktural virus COVID-19 yang hampir lengkap ke database yang dioperasikan oleh pemerintah AS. Namun demikian, baru pada tanggal 11 Januari 2020, PKT memberikan informasi kepada WHO mengenai urutan genetik virus COVID-19.

Komentator senior urusan terkini Tang Jingyuan mengatakan : “Fakta bahwa mereka memiliki urutan lengkap dari virus ini berarti bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah mengetahui dengan baik seberapa kuat virus ini menyebar dan seberapa patogen virus ini. Mereka (PKT) menyembunyikan semua informasi tentang kemungkinan krisis kesehatan masyarakat yang besar sebagai faktor yang mengganggu kestabilan. Demi mempertahankan apa yang disebut kestabilan sistemnya, PKT rela mengorbankan nyawa banyak orang.” (Hui)