Keputusan Berat Menarik Diri dari Tiongkok Diambil Setelah Li Ka-shing Gagal Menemui Xi Jinping

NTD

Orang terkaya Hong kong, Li Ka-shing, yang dipercaya orang memiliki kemampuan memprediksi hari depan sebelum kejadian, belakangan ini terus mengevakuasi kekayaannya dari Tiongkok. Beberapa waktu yang lalu, komentator independen Cai Shenkun mengungkapkan, bahwa besar kemungkinan keputusan berat Li Ka-shing itu diambil setelah keinginannya untuk bertemu 4 mata dengan Xi Jinping yang membuatnya menunggu selama dua minggu di Beijing tidak juga ditanggapi oleh Xi.

Pada 22 Januari, Cai Shenkun menulis pesannya melalui platform “X” dengan bunyi : Banyak orang sering memuji Li Ka-shing atas kemampuannya untuk memprediksi hari depan sebelum kejadian, sehingga menjadi pengusaha kaya paling awal untuk menarik diri dari usaha di Tiongkok dengan memilih berekspansi ke luar negeri. Karena kemampuan itu ia terhindar dari penyusutan kekayaan. Saya pikir itu adalah sebuah salah kaprah, karena umumnya pengusaha tradisional itu sangat peduli dengan hubungan politik dan bisnis.

Cai Shenkun menyebutkan, bahwa Xi Jinping pernah bertemu dengan Li Ka-shing dan Victor Li Tzar-kuoi (putra Li Ka-shing) saat Xi masih menjabat Wakil Ketua Partai Komunis Tiongkok. Setelah Xi mengambil alih kekuasaan pada 2013, ia tidak lagi mengikuti kebiasaan untuk menemui keluarga konglomerat Hongkong. Baru pada 22 September 2014 Xi bertemu dengan delegasi tamu dari komunitas bisnis Hongkong yang dipimpin oleh Tung Chee-hwa, di mana Li Ka-shing juga turut serta.

Cai Shenkun mengungkapkan bahwa Li Ka-shing berharap dapat bertemu 4 mata dan berbicara dengan Xi Jinping yang permohonan itu dikirim kepada Kantor Kepresidenan tetapi tidak kunjung ada balasan, dan membuat Li Ka-shing menunggu di Beijing selama dua minggu penuh, yang akhirnya harus pulang tanpa kabar. Li Ka-shing kembali ke Hongkong dan segera memanggil anggota inti perusahaannya untuk membuat keputusan mengevakuasi kekayaan dari Tiongkok, Selain itu ia meminta anggotanya untuk bertindak secara low profil.

Pada 2015, sebuah artikel berjudul “Jangan Membiarkan Li Ka-shing Pergi” yang dimuat di “Outlook Think Tank”, sebuah app milik Kantor Berita Xinhua menuduh Li terus menjual asetnya di daratan Tiongkok. Mengecamnya sebagai tindakana yang kurang bertanggung jawab, seperti orang yang “membongkar papan jembatan setelah dirinya lewat”.

Cai Shenkun mengatakan, setelah tersebarnya berita tersebut dunia luar baru mengetahui bahwa hampir semua proyek dan tanah milik perusahaan Li Ka-shing di Tiongkok telah berpindah tangan.

Selama beberapa dekade terakhir, Li Ka-shing telah menjadi “orang yang disanjung” oleh kalangan petinggi Partai Komunis Tiongkok. Dia tidak hanya menginvestasikan sejumlah besar kekayaannya di Tiongkok, tetapi dia juga membantu PKT melaksanakan proyek-proyek internasional. Namun setengah tahun setelah Xi Jinping berkuasa pada 2012, Li Ka-shing mulai dengan cepat menarik investasi dari Tiongkok, bahkan memindahkan beberapa proyeknya di Hongkong ke negara lain.

Mengenai penarikan modal besar-besaran dari Tiongkok dan Hongkong oleh Li Ka-shing, media PKT menggambarkannya seperti “penyamun yang melarikan diri”. Hal ini tentunya membuat Li semakin kecewa dengan PKT, juga tidak lagi mempercayai sistem “satu negara dua sistem” yang diusung PKT.

Di sisi lain, selama gerakan anti-ekstradisi di Hongkong pada tahun 2019, terlihat bahwa Li Ka-shing tidak secara jelas menyatakan dukungannya terhadap PKT, hal ini menunjukkan bahwa hubungannya dengan otoritas komunis Tiongkok saat ini semakin menjauh.

Pada Agustus dan September 2019, Li Ka-shing, karena simpatinya terhadap para pengunjuk rasa anti-ekstradisi, telah dua kali menyerukan kepada otoritas yang berkuasa dan para pengunjuk rasa untuk menahan diri, dan mengusulkan kepada kaum muda agar “mempertimbangkan situasi secara keseluruhan”, dan kepada penguasa agar “bersedia menanggapi pemikiran para pemuda generasi bangsa di masa depan”.

Namun, usulan Li Ka-shing yang tidak menyudutkan salah satu pihak justru mendapat serangan balik yang kuat dari Partai Komunis Tiongkok dan pemerintahan Hongkong. Mereka mengkritik Li Ka-shing dan para pengembang real estat di Hongkong “cuma tahunya cari duit”.

Dalam hal ini, Li Ka-shing mengatakan : “Kita sekarang berada di era media sosial, dan beberapa orang berdedikasi untuk menyebarkan berita beracun dan palsu untuk menghancurkan kepercayaan. Dalam situasi seperti ini, sulit untuk tidak terlibat dalam pusaran kontroversi.”

Li Ka-shing mengatakan bahwa dia sudah terbiasa dengan tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar. Tetapi ia menegaskan : “Toleransi tidak berarti memaafkan”, untuk itu “Saya meminta semua pihak untuk memberi ruang ketimbang berupaya memprovokasi konflik.” (sin)