Kapal Dagang Maersk Diserang, AS dan Inggris Bersama-sama Menjatuhkan Sanksi kepada Angkatan Bersenjata Houthi

Angkatan bersenjata Houthi Yaman terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Pada Kamis (25 Januari), Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan sanksi bersama terhadap empat pemimpin senior angkatan bersenjata Houthi di Yaman

Yi Jing – NTD

Dua kapal kontainer Maersk berbendera AS pada Rabu (24 Januari), dikawal oleh Angkatan Laut AS, sedang bersiap untuk berlayar melalui Selat Bab el-Mandeb menuju Laut Merah ketika mereka diserang oleh rudal yang diluncurkan oleh angkatan bersenjata Houthi. Meski demikian, kru kapal dan barang-barang semuanya aman.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Jhon Kirby mengatakan: “Houthi meluncurkan tiga rudal ke dua kapal dagang di Laut Merah bagian selatan. Satu rudal meleset sekitar 200 kilometer. Dua lainnya ditembak jatuh oleh kapal perusak Angkatan Laut AS.”

Kapal-kapal yang terancam adalah Maersk Detroit dan Maersk Chesapeake, keduanya milik anak perusahaan raksasa pelayaran AS, Maersk, dan bertanggung jawab untuk mengangkut barang-barang untuk lembaga-lembaga pemerintah AS seperti Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri, dan Badan Pembangunan Internasional AS. Setelah serangan tersebut, Angkatan Laut AS memutarkan kedua kapal tersebut dan mengawal mereka kembali ke Teluk Aden.

Maersk kemudian mengumumkan bahwa mereka akan menangguhkan transit kapal dari anak perusahaannya di AS melalui Laut Merah.

Pada  Kamis, Amerika Serikat dan Inggris segera mengumumkan sanksi bersama terhadap Houthi, termasuk menteri pertahanan dan komandan pasukan maritim organisasi tersebut, yang diyakini berada di balik serangan bersenjata milisi terhadap kapal dagang di Laut Merah.

Brian E. Nelson, Wakil Menteri Keuangan untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan AS, Brian E. Nelson berkata: “Houthi terus melancarkan serangan teroris terhadap kapal komersial dan awak sipil m yang secara sah transit di Laut Merah dan Teluk Aden, mengancam rantai pasokan internasional dan kebebasan navigasi, yang sangat penting bagi keamanan, stabilitas, dan kemakmuran global.”

Di saat yang sama, perang antara Israel dan Hamas terus berlanjut. Pada  Rabu, serangan terhadap kamp pengungsi pusat pelatihan PBB dekat Khan Younis di Gaza selatan menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 75 lainnya. (hui)