12 Orang Personil UNRWA Terlibat Serangan Teror Hamas, Banyak Negara Menangguhkan Pendanaan 

Pada Jumat (26 Januari) Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East. UNRWA) mengumumkan bahwa pihaknya telah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan yang dibuat oleh Israel terhadap UNRWA, bahwasanya ada 12 orang personilnya yang terlibat dalam serangan teror Hamas ke Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan negara-negara lain mengumumkan penangguhan pendanaan untuk UNRWA

 oleh Li Qingyi dan Zhang Ruiqi

Kepala UNRWA mengatakan pada Jumat (26 Januari) bahwa setiap personilnya yang terlibat dalam aksi teroris akan dimintai pertanggungjawaban. Ia juga menambahkan, demi melindungi kemampuan badan tersebut dalam memberikan bantuan kemanusiaan, pihaknya akan segera mengakhiri kontrak kerja dengan personil yang bersangkutan dan melakukan investigasi terhadap mereka.

Sebagai tanggapan, Amerika Serikat langsung menyatakan bahwa pihaknya akan menghentikan sementara pemberian dana apa pun kepada badan PBB tersebut, yang kemudian langsung diikuti oleh Australia, dan Kanada.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan bahwa Amerika Serikat mendukung penyelidikan PBB terhadap UNRWA.

Menteri Luar Negeri Israel pada Sabtu (27 Januari) mendesak negara-negara lain untuk menangguhkan pendanaan kepada UNRWA. Inggris, Italia dan Finlandia menjadi negara yang mengumumkan penangguhan pendanaan pada hari Sabtu.

UNRWA awalnya didirikan untuk membantu pengungsi perang tahun 1948 ketika negara Israel didirikan. Amerika Serikat, negara donor utama menghentikan pendanaan pada masa pemerintahan Trump. Namun bantuan tersebut diteruskan pada tahun 2021 oleh Presiden Biden. (sin)