Israel : UNRWA Adalah Cabang Sipil Hamas Sehingga Tidak Kompeten Ikut Menangani Urusan Pascaperang

oleh Li Ming

Setelah menuduh sejumlah personil Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East. UNRWA) telah berpartisipasi dalam serangan teror Hamas ke Israel pada 7 Oktober tahun lalu, Israel Katz, Menteri Luar Negeri Israel menyatakan bahwa Israel akan mencegah UNRWA ikut dalam menangani urusan pascaperang, karena UNRWA telah menjadi cabang sipil Hamas.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz pada Sabtu (27 Januari), memposting pesannya di platform sosial “X” yang memuji keputusan pemerintah AS untuk menangguhkan pendanaan kepada UNRWA. Kemudian ia menyatakan bahwa Israel akan mencegah UNRWA ikut dalam menangani urusan pasca perang Gaza.

Dalam postingannya Israel Katz menekankan : “Selama bertahun-tahun kami telah memperingatkan bahwa UNRWA melanggengkan masalah pengungsi, menghambat perdamaian, dan (badan tersebut) telah berubah menjadi satu cabang sipil Hamas di Gaza”.

Katz melanjutkan dengan menulis : “UNRWA bukanlah solusi. Banyak pesonilnya yang berafiliasi dengan Hamas. Mereka tidak hanya menganut ideologi pembunuh, tetapi juga membantu kegiatan teroris dan mempertahankan otoritas Hamas”.

Katz diakhir pesannya juga meminta PBB untuk segera mengambil tindakan terhadap individu dalam kepemimpinan UNRWA.

Sebelumnya, pemerintah Israel mengeluarkan pernyataan pada 26 Januari, menuduh 12 orang personil UNRWA ikut serta dalam serangan teror Hamas di Israel pada 7 Oktober tahun lalu, dan memberikan bukti yang relevan kepada pejabat senior UNRWA dan pemerintah AS. Selanjutnya, Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan Italia berturut-turut mengumumkan penangguhan bantuan keuangan kepada UNRWA.

Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada situs berita “Axios” bahwa informasi yang diberikan oleh Badan Keamanan Dalam Negeri Israel dan Angkatan Pertahanan menunjukkan bahwa personil UNRWA secara aktif berpartisipasi dalam serangan teroris pada 7 Oktober tahun lalu dengan menggunakan kendaraan dan fasilitas UNRWA.

“Ini adalah informasi intelijen yang kuat dan terbukti. Sebagian besar informasi intelijen tersebut merupakan hasil interogasi terhadap militan yang ditangkap dalam serangan  7 Oktober tahun lalu”.

Pada 27 Januari, UNRWA mengumumkan bahwa mereka telah memecat beberapa anggota staf yang diduga ikut serta dalam serangan teror Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Filippo Lazzarini, penanggung jawab UNRWA mengatakan, bahwa keputusan itu diambil untuk melindungi kemampuan badan tersebut dalam memberikan bantuan kemanusiaan.

Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa Guterres “sangat terkejut” mengetahui tuduhan Israel tersebut. Dia mengatakan dirinya berjanji akan segera melakukan pemeriksaan terhadap UNRWA, namun dia tidak mengungkapkan rincian seperti siapa yang akan ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan tersebut.

Selama bertahun-tahun Israel telah menuduh UNRWA membiarkan sekolah-sekolah yang mereka kelola untuk dijadikan sebagai tempat kegiatan teror oleh Hamas, dan mempromosikan kurikulum yang anti-Israel. Pasca penyerangan 7 Oktober tahun lalu, beberapa orang personil UNRWA bahkan secara terbuka “merayakan serangan itu” di media sosial. (sin)