Sebagai Pangkalan Pelatihan Teroris ? Juru Bicara Houthi Adalah Lulusan Akademi Militer Tiongkok

oleh Ren Hao dan Luo Ya

Pada 29 Januari, terungkap bahwa juru bicara kelompok bersenjata Houthi yang didukung Iran di Yaman adalah lulusan akademi militer Tiongkok. Menurut para ahli, selama ini Partai Komunis Tiongkok yang berambisi tersembunyi terus berupaya mengembangkan kekuasaannya di Afrika, Timur Tengah dan wilayah lainnya.

Media “NetEase” baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel yang mengklaim bahwa Yahya Saree, juru bicara kelompok bersenjata Houthi adalah lulusan dari Akademi Angkatan Darat Kota Shijiazhuang, Tiongkok. Ia cukup fasih berbicara dalam bahasa Mandarin dan memahami “Seni Berperang Sun Zi”.

Berita tersebut beredar luas di platform media sosial tetapi tidak diblokir oleh pihak berwenang.

Di bawah artikel tersebut, komentar yang mendapat tanda jempol dari netizen adalah komentar yang mencemooh Partai Komunis Tiongkok yang berkolusi dengan kelompok bersenjata Houthi. Dan mengkritik kelompok bersenjata tersebut sebagai “sampah”.

Para ahli mengatakan bahwa banyak orang dari organisasi ekstremis di Timur Tengah yang dilatih oleh PKT. Itu merupakan strategi penyebaran global PKT. PKT merekrut anggota organisasi ekstremis dari daerah tertinggal untuk dididik setelah dicuci otak. Begitu mereka kembali ke negara asal dan mengambil alih kekuasaan, mereka kemudian dimanfaatkan oleh PKT.

Su Tzu-yun, Direktur Institut Penelitian Strategi dan Sumber Daya Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan : “Sejak dahulu, Partai Komunis Tiongkok telah memberikan sejumlah pelatihan militer atau pengembangan kemampuan staf kepada organisasi non-pemerintah internasional atau kelompok bersenjata”.

Ia juga mengatakan : “Memberi pelatihan untuk tentara negara-negara di Afrika, atau Timur Tengah, yang pernah melakukan pertukaran militer dengan Rusia. Ini adalah bagian dari keseluruhan diplomasi mereka (PKT).”

Su Tzu-yun mengungkapkan bahwa PKT selalu bertindak demi tujuan untuk “dipatuhi juga dihindari”. Bermuka dua. Di permukaan, PKT konsisten dengan opini publik internasional, namun di belakang, ia secara diam-diam mendukung organisasi teroris dan rezim jahat, termasuk menyediakan senjata dan pelatihan.

Ini bukan pertama kalinya tersebar berita bahwa akademi militer Tiongkok melatih para pemimpin organisasi ekstremis. Sejak pecahnya perang Israel – Hamas tahun lalu, sudah tersebar informasi bahwa pemimpin militer Hamas Mohammed Dave pernah belajar di Shijiazhuang Ordnance Engineering College dan menikahi 2 orang istri WN Tiongkok. Kemudian, ia kembali ke Palestina dalam statusnya sebagai agen rahasia Internasional di Departemen Komite Sentral PKT. (sin)