Seorang Pria Lansia Hampir Meninggal Setelah Tertular Pneumonia dari Anjing Peliharaannya dalam ‘Kasus yang Jarang Terjadi’

EtIndonesia. Seorang pensiunan lolos dari kematian setelah jilatan anjingnya yang tidak berdosa membuatnya kesulitan bernapas, demikian dilaporkan.

Dokter yakin pria berusia 71 tahun, dari Kepulauan Canary, mungkin tertular penyakit langka karena dijilat oleh Chihuahua miliknya.

Pria yang tidak disebutkan namanya itu menghabiskan tiga minggu di rumah sakit dan diberi masker oksigen untuk membantunya bernapas.

Akhirnya, ia menderita sepsis sebagai reaksi terhadap infeksi yang bisa berakibat fatal.

Sebelum mencari pertolongan, pasien tersebut menderita diare dan demam tinggi selama berhari-hari, lapor Daily Mail.

Butuh waktu seminggu untuk pergi ke rumah sakit, kata dokter, yang kemudian menyebabkan dia sesak napas dan batuk berlendir kuning.

Mantan perokok ini menderita diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan penyakit paru-paru.

Ketika dia tiba di rumah sakit, petugas medis segera membawanya untuk melakukan rontgen dada, yang menunjukkan ‘kekeruhan pekat’ di paru-paru kanannya.

Dia didiagnosis menderita pneumonia dengan komplikasi syok septik, dan diberi masker oksigen untuk mengatur pernapasannya.

Pria tersebut mengatakan kepada dokter bahwa dia tidak pernah dicakar atau digigit anjingnya, namun tes darah menunjukkan bahwa dia tertular pasteurella multocida, yaitu bakteri yang biasa ditemukan di mulut anjing.

Menurut petugas medis, pneumonia ‘jarang disebabkan’ oleh bakteri tersebut, meskipun biasanya penyakit ini memicu infeksi setelah gigitan dan cakaran anjing dan kucing.

Petugas medis mengatakan berbagi tempat tidur dengan anjing Anda, membiarkan mereka menjilat dan mencium Anda adalah ‘perilaku berisiko’.

Bayi dan orang lanjut usia mempunyai risiko tertinggi terkena pneumonia, namun siapa pun bisa tertular.

Sepertiga kasus pneumonia berasal dari virus seperti Covid atau flu, yang masuk ke paru-paru.

Namun, kasus pneumonia yang parah sering kali disebabkan oleh bakteri, dan kemungkinan besar menyerang orang dengan sistem kekebalan lemah yang menderita penyakit lain. (yn)

Sumber: metro