Media AS : Warga Tiongkok Saja Mengetahui di Mana Letak Celah Perbatasan di Wilayah Selatan AS

oleh Lin Yan

Banyak warga sipil Tiongkok dengan cepat memasuki Amerika Serikat dari Meksiko melalui panduan rute yang tersebar luas di Douyin, akun media sosial TikTok versi daratan Tiongkok.  Media AS melaporkan bahwa warga sipil Tiongkok yang berada di 7.000 mil jauhnya saja tahu ada celah sebesar 4 kaki pada dinding perbatasan AS yang dapat dimanfaatkan, dan mempertanyakan mengapa pemerintah federal tidak berusaha memperbaikinya ?

Ada celah sebesar 4 kaki di ujung pagar perbatasan yang panjangnya 60 mil di sebelah timur San Diego, California. Pintu masuk ilegal ini terletak di dekat Pemandian Air Panas Jacumba, California. Pagar yang rusak ini diberi nama sesuai dengan kota tetangganya di Meksiko dan dikenal sebagai San Judas Break oleh penduduk lokal.

CBS dalam programnya “60 Minutes” menyebutkan bahwa penyelundup dengan berkendara SUV lari di sepanjang pagar perbatasan dan membawa para migran gelap ke tempat dekat celah tersebut. Hanya dalam 4 hari saja, reporter melihat ada hampir 600 orang dewasa dan anak-anak yang melewati celah tersebut untuk memasuki wilayah AS dengan tanpa rintangan.

Setelah otoritas Tiongkok menerapkan kebijakan lockdown ekstrem dalam mencegah penyebaran COVID-19 yang akhirnya menghancurkan mata pencaharian banyak penduduk, seorang wanita muda memutuskan untuk pergi ke Meksiko sendirian dengan meninggalkan kedua anaknya yang masih kecil di Tiongkok. Ia berniat untuk memasuki Amerika Serikat melalui celah di perbatasan tersebut.

Imigran gelap Tiongkok adalah kelompok paling banyak yang memasuki Amerika Serikat dari perbatasan dengan Meksiko. Pada tahun 2023, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS melaporkan, bahwa ada sejumlah 37.000 orang warga negara Tiongkok yang ditangkap karena melintasi perbatasan secara ilegal, angka tersebut melonjak 50 kali lipat dibandingkan 2 tahun lalu.

CBS melaporkan bahwa banyak imigran gelap Tiongkok mengatakan bahwa mereka meninggalkan Tiongkok untuk menghindari iklim politik Tiongkok yang semakin represif dan perekonomian yang lesu. Seorang wanita yang disebutkan di atas itu mengatakan, bahwa tidak cuma alasan keuangan yang memotivasinya untuk berbuat nekad untuk memasuki AS, tapi juga kebebasan.

Laporan tersebut mengatakan, celah pada perbatasan itu sudah menjadi “sasaran” global, di daerah sekitar sana tersebar banyak paspor keluaran dari negara di seluruh dunia termasuk dari Tiongkok yang sengaja dibuang oleh imigran gelap untuk menghindari deportasi ke negara asal mereka. 

Di antara warga negara Tiongkok pengguna jalur imigrasi ilegal yang diwawancarai oleh CBS adalah guru, bankir, pemilik usaha kecil, dan pekerja pabrik. Beberapa dari mereka berasal dari kelas ekonomi menengah, yang memilih terbang jauh ke Meksiko, kemudian menempuh berjalan kaki dengan membawa koper troli untuk masuk ke AS setelah tiba di perbatasan Meksiko – AS.

Para migran mengaku ada hubungan dengan penyelundup dan membayar ongkos transpor USD.400,- untuk perjalanan 1 jam mencapai perbatasan.

Sebelum berangkat, mereka sudah mengetahui celah perbatasan ini melalui TikTok. 

Di TikTok terdapat instruksi rinci tentang cara menemukan penyelundup di Meksiko dan letak celah perbatasan itu.

Setelah melewati celah tersebut, para imigran gelap berjalan sekitar setengah mil di sepanjang jalan berdebu, mengantri untuk menunggu kedatangan agen Patroli Perbatasan AS.

CBS mengatakan bahwa agen Patroli Perbatasan tiba sekitar 2 jam setelah mereka melihat lewat kamera pengawas para imigran gelap menyelinap melalui celah di pagar perbatasan, lalu menyiarkan instruksi dalam bahasa Mandarin.

Para imigran gelap tersebut kemudian dikirim ke pusat penahanan dekat Santiago. Sesampainya di sana, para imigran menjalani pemeriksaan mengenai latar belakang, dan beberapa orang bahkan diajak wawancara secara individu untuk mengetahui lebih dalam tentang latar belakang melakukan migrasi gelap. Biasanya, mereka dibebaskan dalam waktu 72 jam. Setelah itu mereka baru dapat mulai mengajukan permohonan suaka.

Menurut data Kementerian Keamanan Dalam Negeri, setidaknya sudah ada 36.000 orang warga Tiongkok yang ditolak oleh pengadilan imigrasi AS sehingga mereka diperintahkan untuk meninggalkan AS. Namun Beijing sering kali menolak menerima kembali warga negara mereka ini, dan Amerika Serikat tidak dapat memaksa Tiongkok untuk menerima mereka.

Menurut Kementerian Kehakiman AS, bahwa terdapat 55% imigran Tiongkok yang diberikan suaka pada tahun 2023, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 14% suaka yang diberikan kepada imigran dari negara lain.

Sebaliknya, jika imigran ingin memasuki AS lewat pintu masuk resmi yang ada di perbatasan AS – Meksiko, para pencari suaka perlu sebelumnya meminta janji temu melalui aplikasi seluler “CBP One”. Namun sering kali prosesnya mengalami gangguan, sehingga para imigran ini harus menunggu sampai 3 hingga 4 bulan sebelum dapat membuat janji temu melalui aplikasi.

Sam Schultz, seorang penganut Quaker mantan pekerja yang diperbantukan di perbatasan yang tinggal di daerah sekitar.

Sam Schultz mengatakan, bahwa umumnya para imigran gelap asal Tiongkok yang diwawancarai mengaku tiba di celah perbatasan tersebut melalui salah satu dari dua cara. Ada yang terbang ke Ekuador, negara yang tidak memerlukan visa bagi warga negara Tiongkok, kemudian melakukan perjalanan darat, naik bus yang melewati Amerika Selatan dan Tengah, sehingga paspor mereka hanya memiliki stempel Ekuador.

Misalnya : Seorang lulusan universitas Tiongkok yang diwawancarai oleh CBS mengatakan bahwa dirinya menghabiskan total 40 hari dalam perjalanan, melewati Thailand, Maroko, Ekuador, Kolombia, Panama, Kosta Rika, dan Nikaragua, dan akhirnya tiba di Amerika Serikat.

Warga yang lainnya terbang langsung ke Meksiko, pertama ke Cancun dan Mexico City, lalu ke Tijuana. Ada tanda-tanda peningkatan jumlah imigran gelap Tiongkok yang menempuh jalur tersebut.

Sam Schultz mengajukan sebuah pertanyaan yang tidak ingin dijawab oleh siapa pun. Jika warga sipil di Tiongkok saja tahu di mana letak celah perbatasan di wilayah selatan AS, mengapa pemerintah AS tidak menyelesaikan masalah tersebut ?

Ia juga mengatakan, telah menyampaikan masalah ini kepada semua orang, termasuk pegawai tetap yang pernah berinteraksi dengan dirinya di Patroli Perbatasan. .

Begitu para imigran Tiongkok ini meninggalkan San Diego, mereka sering melakukan perjalanan ke San Francisco atau New York City, di sana mereka menunggu sidang pengadilan suaka yang memakan waktu sampai bertahun-tahun.

Sam Schultz tidak menduga bahwa aliran imigran gelap dari Tiongkok ini tidak akan berhenti. Dia mengatakan, dia baru-baru ini sempat berbincang-bincang dengan seseorang penumpang yang sedang menunggu penerbangan di Bandara Tijuana.

“Penumpang tersebut melihat lebih dari 500 orang dari negara lain masuk ke bandara, dimana banyak dari mereka adalah orang Tiongkok, orang Turki”. Schultz mengatakan bahwa tampaknya mereka ini tidak datang ke Meksiko untuk berlibur. (sin)