Pembongkaran dan Pemasangan kembali Kawat Perbatasan, Texas dan Federal Saling Main Pingpong

Pinnacle View

Masalah imigran gelap di perbatasan selatan AS (Amerika Serikat) telah memicu krisis konstitusi AS, Gubernur Texas Greg Abott mengumumkan kondisi darurat dimana Texas telah mengalami serbuan, dan Texas juga tidak menjalankan perintah Presiden Biden yang meminta mereka membongkar kawat berduri pada perbatasan. Saat ini, dengan membuat pertahanan di perbatasan AS di Texas, Garda Nasional Texas telah mendapat dukungan dari 25 Negara Bagian lainya. Ini adalah konfrontasi paling serius antara pemerintah negara bagian dengan pemerintah pusat AS selama lebih dari 160 tahun terakhir, dan hal ini telah menjadi sorotan seluruh dunia. Lalu mengapa masalah di perbatasan selatan AS berkembang menjadi seperti ini? Jika peristiwa ini terus memburuk, dampak apakah yang akan ditimbulkannya terhadap dunia?

Kawat Perbatasan setelah Dibongkar Dipasang lagi, Texas dan Federal Saling Pingpong

Praktisi media mandiri dan peneliti sejarah bernama Fang Wei dalam acara “Pinnacle View” NTDTV menyatakan, US Department of Homeland Security pada 25 Januari lalu mengeluarkan peringatan yang sangat keras terhadap Texas, agar dalam tempo 24 jam Texas memberi izin masuk ke Shelby Park bagi para staf dari US Customs and Border Protection (CBP) dari Federal. Shelby Park adalah sebuah tempat yang sangat penting, ia merupakan jalur keluar masuk penting di perbatasan AS-Meksiko yang berada di Texas, dan setelah para imigran gelap menyeberangi Sungai Rio Grande, mereka akan memasuki Shelby Park, belakangan ini, imigran gelap yang masuk ke AS lewat jalur ini mencapai hampir sepertiga dari total imigran gelap yang menyelundup masuk ke wilayah AS.

Shelby Park tadinya adalah kawasan yang ditangani oleh CBP, karena pada awal Januari terdapat banyak sekali imigran gelap yang masuk lewat Shelby Park, maka pasukan Garda Nasional Texas diturunkan untuk berjaga di sini, mereka lantas mengusir staf CBP, dan merebut kembali kawasan ini, Anda juga bisa menyebutnya pendudukan kemiliteran, semua orang mengetahui bahwa Garda Nasional sebenarnya bukan milisi, dan mereka merupakan kekuatan cadangan dari militer AD dan AU Amerika, mereka adalah tentara reguler.

Fang Wei menyatakan, perbatasan AS adalah wewenang pemerintah federal, setiap negara bagian menyerahkan wewenang keluar masuk dan pertahanan perbatasannya kepada pemerintah federal, jadi seharusnya ini adalah urusan pemerintah federal. Tetapi sekarang pemerintah federal pada dasarnya tidak peduli, dan membiarkan pintu gerbang negara terbuka lebar-lebar, setelah para imigran gelap masuk, menulis nama, menyerahkan permohonan untuk masuk ke wilayah AS, lalu dilepaskan begitu saja, masuklah mereka ke wilayah AS. Maka Negara Bagian Texas tidak bisa menerima hal ini, perlu diketahui, perbatasan Texas mencapai 60% dari keseluruhan perbatasan AS, imigran gelap yang menerobos masuk sangat banyak, Texas tidak tahan lagi. Texas mengatakan karena kalian tidak peduli, maka kami akan bertindak, jadi Shelby Park pun telah diambil alih.

Setelah Garda Nasional Texas masuk, dan kawat berduri dibangun di Shelby Park, serta memasang penghalang apung di tengah Sungai Rio Grande. Pada 25 Januari pemerintah Biden mengatakan kepada pemerintah Texas, kalian diberi waktu 24 jam untuk membongkar kawat berduri itu, dan harus membiarkan orang-orang kami masuk ke sana. Walhasil Jaksa Agung Texas mengatakan tidak mungkin, kami tidak akan melakukan ini padamu.

Ada dua jenis seruan dari anggota kongres Partai Demokrat terhadap pemerintah Biden, keduanya terdengar cukup menakutkan. Pertama, pemerintah federal mengambil alih pasukan Garda Nasional Texas. Karena pasukan Garda Nasional mempunyai dua komandan, yang pertama adalah gubernur negara bagian, dan yang kedua adalah Kemenhan, dengan kata lain adalah Presiden AS, keduanya jika mengalami konfrontasi maka yang diprioritaskan adalah Presiden AS. Yang kedua adalah menangkap Gubernur Texas Greg Abott, karena ia telah melanggar hukum federal.

Wakil Gubernur Texas mengatakan, datang saja menggunting kawat duri, hari kedua kami akan memasangnya kembali. Maka kedua belah pihak terus berseteru, dan Texas sama sekali tidak mau mengalah. Tentu dalam hal ini, bersamaan dengan itu, 25 negara bagian dengan gubernur dari Partai Republik mengatakan, kami akan mendukung Texas, dan 10 negara bagian telah mengatakan, kami akan mengirim pasukan Garda Nasional langsung menuju Texas. Akibatnya pemerintah Biden menggunting kawat duri itu lagi, dan Texas menggugat pemerintah Biden di pengadilan, mengatakan ini adalah properti milik pemerintah negara bagian Texas, mengapa Anda menggunting kawat duri saya. Lalu kedua belah pihak menjalani proses pengadilan, sampai naik banding ke pengadilan tertinggi, lalu pengadilan tertinggi memutuskan pemerintah federal boleh mengguntingnya, tapi pengadilan tertiggi tidak menyebut alasan, tentu saja pengadilan tertinggi juga tidak mengatakan Texas tidak boleh membangun kembali, jadi sekarang kedua belah pihak sedang saling bertikai, dan bermain pingpong, Anda memotong, saya membangun, mari kita teruskan permainan ini.

RUU Perbatasan Senat Dihambat DPR, Kongres dan Presiden Temui Jalan Buntu

Fang Wei menyatakan, kamar senat kongres beberapa hari sebelumnya telah membentuk dua RUU sementara yang menyatakan, seandainya setiap hari orang yang menyeberang mencapai ribuan sampai 5.000, maka perbatasan akan ditutup. Presiden Biden telah menyatakan, begitu RUU ini diloloskan, akan saya tanda tangani. Tapi para anggota kongres dari Partai Republik menyatakan, begitu RUU ini dimasukkan, kami akan langsung menolaknya, karena kami tidak bisa menerima RUU ini menjadi suatu faktor yang terus menyerap imigran gelap.

Bayangkan, seandainya RUU tersebut lolos, bukankah semua imigran gelap akan berebutan masuk dalam kuota 5.000 orang itu? 

Maka perbatasan akan seperti menggila. Jadi ini adalah suatu hal yang sangat tidak rasional. Pada dasarnya DPR yang dikuasai oleh Partai Republik sama sekali tidak akan mengalah. Sekarang Biden berniat mengeluarkan uang membantu Ukraina, dan membantu Israel, Partai Republik di DPR lantas mengatakan, perbatasan ini harus diselesaikan tuntas, jika tidak, kami tidak akan memberi izin apapun, inilah kebuntuan antara DPR dengan presiden yang terjadi saat ini.

Fang Wei mengatakan, sekarang Biden mengeluh DPR tidak meloloskan satu pun RUU omnibus mengenai penanganan imigran gelap, jadi ia tidak sanggup mengatasi masalah perbatasan, tentu saja ini adalah alasan pembenar. Mengapa Presiden Trump bisa, dan mengapa Gubernur Texas bisa, karena bisa diselesaikan dengan membangun tembok, juga bisa diselesaikan dengan membangun kawat berduri, juga bisa dengan meminta Presiden Meksiko agar menahan para imigran gelap di perbatasan meksiko untuk mencegah mereka masuk ke AS.

Hancurkan Sistem di AS, Sayap Ekstrem Kiri Partai Demokrat Hendak Buka Perbatasan

Pemimpin redaksi The Epoch Times Guo Jun menyatakan kepada “Pinnacle View”, kontroversi perbatasan AS kali ini tentu saja berkaitan erat dengan konflik politik internal AS, karena kubu ekstremis di dalam Partai Demokrat pada dasarnya adalah cara kerja partai komunis, mereka tidak mengatakan bahwa orang yang menyelundup masuk itu sebagai imigran gelap, melainkan disebut orang yang masuk tanpa dokumen, ini adalah kebijakan yang sangat aneh, dari Meksiko boleh masuk ke wilayah AS tanpa dokumen, jika ada dokumen harus memiliki visa AS, lalu mengapa masih harus memberlakukan visa bagi warga asing, bukankah ini berlebihan.

Guo Jun mengatakan, Texas mengirimkan sebagian imigran gelap itu ke wilayah Washington atau New York, Partai Demokrat mencak-mencak dibuatnya, dan menggunakan berbagai cara untuk menghalanginya, itulah yang sekarang terjadi di New York, Partai Demokrat yang menguasai kota metropolitan itu tidak berniat menanggung beban para imigran gelap, lalu mengapa Texas harus membiarkan mereka masuk?

Jika dikatakan Partai Demokrat tidak ingin menguasai kebebasan orang lain, tetapi semasa pandemi, justru di negara bagian dimana Partai Demokrat berkuasa pengendalian diberlakukan paling ketat untuk mengendalikan kebebasan warga, warga negara bagiannya sendiri harus dikendalikan, jadi saya merasa sasaran mereka adalah hendak menghancurkan sistem dan tatanan yang ada di AS saat ini, hal ini sama seperti yang dilakukan partai komunis, saya melihat ada kemiripan yang gamblang.

Editor senior sekaligus penulis utama The Epoch Times Shi Shan di “Pinnacle View” menyatakan, di dalam Partai Demokrat ada satu kubu, yakni kubu ekstrem kiri dimana banyak di antaranya yang terang-terangan mengakui dirinya adalah penganut komunisme dan mereka sebenarnya adalah komunis, jika dilacak sampai ke Karl Marx, mereka berniat menghancurkan dunia lama, menghancurkan rezim lama, dan membangun rezim baru. Di dalam negeri Tiongkok saat ini banyak orang berharap dapat menyaksikan meletusnya perang saudara di AS, tidak hanya itu, saya melihat postingan di Internet tentang percakapan beberapa anggota Majelis Nasional Rusia, yang juga sangat bersemangat dan emosional. mereka juga meramalkan beberapa langkah ke depan, negara bagian AS yang ini akan berperang dengan negara bagian yang itu, lalu negara bagian ini mendukung negara bagian itu, mereka bahkan menganalisanya lebih cermat daripada warga AS sendiri. Pada dasarnya dalam hal ini, mereka merasa begitu perang di AS ini meletus, maka masalah mereka di Ukraina pun akan selesai.

Imigran Gelap Hantam Pilpres AS, Krisis Perbatasan Ancam Persatuan AS

Fang Wei menyatakan, jika masalah perbatasan di Texas tidak diselesaikan dengan efektif, ini akan menjadi salah satu masalah sengketa terbesar dalam pilpres 2024 mendatang. Dalam pemilu primer di negara bagian New Hampshire, hasil survei warga menjelaskan, yang paling diperhatikan warga bukan masalah inflasi, melainkan masalah perbatasan di selatan AS, inflasi di urutan kedua, jadi ini adalah masalah yang sangat serius. Fang Wei mengatakan, masalah lain yang selalu dipertanyakan warga AS adalah, apa sebenarnya yang dilakukan Biden, mengapa ia melakukan hal itu, jelas-jelas akan memberinya nilai negatif, dan menimbulkan kesan negatif terhadap dirinya, mengapa masih saja dilakukannya?

Persoalan ini dapat ditemukan sejumlah petunjuknya dalam UU Pemilu California. Anda tahu apa yang ditentukan pada UU Pemilu California? Siapa yang layak berpartisipasi dalam pemilu di California? Pertama, adalah WN Amerika, dan kedua adalah warga California. Tapi bagaimana membuktikan Anda adalah warga Amerika? Saat mendaftar sebagai pemilih di California, Anda cukup mengatakan bahwa Anda adalah warga AS itu saja sudah cukup, tanpa perlu menunjukkan bukti apapun, selain saat memberikan suara juga tidak perlu menunjukkan bukti identitas apapun, Anda hanya perlu menunjukkan bukti pembayaran air atau listrik saja sudah bisa memberikan suara. Dengan kata lain, seseorang yang masuk secara ilegal dari perbatasan AS-Meksiko, dan berhasil memasuki California, maka ia pun bisa ikut memberikan suara dalam pilpres 2024 pada November mendatang. Jadi bagi Biden, dalam hal ini walaupun ia terus mendapat poin negatif, dan terus mengalami tekanan oleh warga, tapi di sisi lain, di beberapa negara bagian tempat masuknya imigran tersebut akan langsung menjadi suara pendukungnya. Jadi ini adalah suatu masalah yang sangat besar.

Sistem pemilu di AS disebut sebagai sistem kepercayaan, sebenarnya dimana-mana ada celah kebocorannya, mengapa selama ini tidak diperketat? Karena dalam hal ini kepercayaan adalah yang paling utama, seandainya semua orang berlaku tertib, maka tidak akan mencari celah kebocoran hukum. Tetapi faktanya coba Anda bayangkan, sampai suatu ketika, salah satu pihak sudah tidak bisa dipercaya lagi, pada saat ia harus mati-matian mengambil kekuasaan ini, maka kebocoran ini pun tidak akan terbendung.

Selama tiga tahun AS telah dimasuki sekitar 6 juta bahkan lebih dari 10 juta imigran gelap, ditambah lagi 11 juta imigran yang sudah ada sebelumnya, total hampir 30 juta imigran gelap, mereka langsung menjadi warga yang memiliki hak suara di sejumlah negara bagian di bawah peraturan pemilu yang longgar, atau langsung memilih dengan surat suara yang dikirim melalui pos, hal ini bukan perkara kecil, dan secara langsung berdampak pada hasil pilpres November 2024. Jadi masalah ini bukan sekedar masalah kecurangan politik saja, melainkan suatu masalah serius bagi masa depan AS.

Guo Jun menyatakan, sangat sulit dibayangkan jika benar terjadi perang saudara atau perpecahan di AS, dan jika AS terpuruk, apakah akibat yang akan ditimbulkannya. Pertempuran krusial dalam Perang Saudara Amerika adalah Pertempuran Gettysburg, ada sejarawan yang mengatakan, jika dalam Perang Gettysburg itu pihak utara kalah, maka sejarah Amerika, bahkan sejarah seluruh dunia akan mengalami perubahan. Karena pada saat itu mungkin AS akan menjadi dua negara, dan setelah itu kawasan barat, tengah, dan selatan mungkin tidak akan bergabung dengan AS, kemungkinan akan menjadi lima negara yang berbeda di AS. Jika benar seperti itu, maka seluruh dunia akan sama sekali berbeda, hasil PD-I dan PD-II setelah itu juga mungkin akan berbeda.

Guo Jun mengatakan, jika krisis Texas kali ini mengakibatkan krisis konstitusi, atau bahkan menyebabkan perpecahan di AS, maka AS pasti bukan lagi AS, maka pola geopolitik di seluruh dunia akan mengalami perubahan besar. Faktanya banyak negara sedang menunggu kejadian ini, termasuk Rusia dan RRT, juga sejumlah negara otokratis di Timur Tengah. Tentu saja saya percaya AS masih bisa mengatasi krisis kali ini, dan percaya sistem negara AS memiliki ruang kompromi yang cukup, dalam hal ini, saya tetap optimis. (Sud/whs)