Apakah Sering Mandi Berdampak Buruk Terhadap Kesehatan ? Sebaiknya Berapa Kali dan Berapa Lama Waktunya?

EtIndonesia. Mandi adalah bagian penting dalam kehidupan setiap orang, namun tidak semua orang mengetahui cara mandi yang menyehatkan. Apa dampaknya terhadap kesehatan jika terlalu sering mandi ? Dan apa pula risikonya jika terlalu jarang mandi ? Lalu seberapa sering kita harus mandi dan seberapa lamanya waktu untuk mandi ?

Walau mandi setiap hari adalah kebiasaan yang baik dalam menjaga kebersihan tubuh, jadi menambah jumlah mandi dalam sehari semestinya bukan hal yang buruk, bukan ?! Namun, apakah memang begitu ?

Jawabannya adalah belum tentu. Meskipun dengan seringnya mandi yang pasti kebersihan tubuh lebih terjaga, dan badan lebih berbau wangi. Tetapi keseringan mandi justru dapat menyebabkan kulit mengering karena kehilangan lapisan pelindung alaminya.

Artikel yang diterbitkan oleh Paul Frysh, editor kesehatan dari situs web layanan informasi medis dan kesehatan “WebMD”, juga artikel dari Angela Palmer, ahli kecantikan dan perawatan kulit di situs informasi kesehatan “Verywell Health” semuanya membahas soal cara mandi agar tetap sehat.

Apa jadinya jika terlalu sering mandi ?

Kulit normal memiliki lapisan minyak pelindung dan populasi “bakteri baik” yang terjaga keseimbangannya, yang membantu melindungi kulit dari kekeringan dan invasi bakteri, kata Paul Frysh.

Jadi, jika kita terlalu sering mandi, terutama menggunakan sabun yang mengiritasi dan sering menggosok, maka lapisan pelindung ini bisa rusak, sehingga menyebabkan kulit kering, iritasi, dan gatal. Hal ini menyebabkan kulit pecah yang memungkinkan bakteri dan alergen menyerang, kemudian timbullah infeksi kulit atau reaksi alergi.

Selain itu, sistem imun tubuh membutuhkan rangsangan dari beberapa bakteri, termasuk yang hidup di kulit. Maka terlalu sering mandi dapat dengan cepat melenyapkan bakteri, sehingga tubuh tidak berkesempat memproduksi antibodi untuk melawan serangan bakteri.

Awas ! Sabun antibakteri itu justru dapat memperburuk kondisi ini karena melenyapkan lapisan pelindung bakteri alami pada kulit tubuh. Lapisan pelindung ini justru melindungi terhadap invasi dari bakteri menular yang lebih sulit diobati. Bahkan hal ini memiliki dampak yang lebih besar terhadap anak-anak yang pertumbuhan tubuhnya sedang berlangsung. Inilah alasannya mengapa beberapa dokter anak dan dokter kulit menyarankan orangtua untuk tidak memandikan anak setiap hari.

Apa jadinya jika jarang mandi ?

Pertama, badan akan berbau tidak sedap. Bepergian dengan bau yang menyengat dapat membuat orang di sekitar merasa tidak nyaman yang akhirnya juga akan mengganggu hubungan baik di rumah, sekolah, atau tempat kerja.

Kedua, kurang mandi juga dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan dan kulit. Penumpukan minyak dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri, yang dapat menyebabkan timbulnya bisul. Kotoran dan kulit mati dapat menyumbat pori-pori dan memperparah masalah kulit dan kesehatan. Singkatnya, jarang mandi bisa menyebabkan lebih banyak jerawat, bisul. Penumpukan minyak juga dapat menyebabkan masalah kulit lainnya seperti ketombe, eksim dan lainnya.

Baiknya berapa kali mandi dalam seminggu ?

Tidak ada jawaban universal untuk pertanyaan ini karena bergantung pada banyak faktor. Beberapa dokter mengatakan bahwa mandi sekali sehari sudah baik bagi sebagian orang (tetapi jika lebih dari itu mungkin akan menyebabkan masalah kulit).

Namun Angela Palmer mengatakan, bahwa bagi banyak orang dewasa, mungkin tidak perlu mandi setiap hari, bahkan sudah cukup untuk mandi seluruh tubuh sekali setiap 2 atau 3 hari. Dengan begitu mungkin kesehatannya lebih terjaga. Namun selama hari tidak mandi itu bukan berarti tidak melakukan perawatan diri. Menyeka tubuh menggunakan handuk bersih sebaiknya tetap dilakukan.

Frekuensi mandi juga tergantung gaya hidup kita. Bagi mereka yang bekerja di luar ruangan di bawah terik matahari, berlari, atau bersepeda mungkin perlu mandi lebih sering dibandingkan mereka yang bekerja di dalam ruangan dengan suhu lebih sejuk. Apalagi bagi mereka yang terpapar alergen atau bahan kimia berbahaya dalam pekerjaannya sehari-hari, lebih-lebih perlu membersihkan diri setiap hari.

Ada faktor lain yang menentukan frekuensi mandi. Jika kulit sangat berminyak, sebaiknya mandi lebih sering, kata Paul Frysh. Sebaliknya, bagi orang dengan kondisi kulit tertentu, mungkin lebih baik meminimalkan mandi.

Palmer mengatakan bahwa mandi setiap hari sangat ideal untuk remaja yang memasuki masa pubertas. Mereka juga harus mandi setelah berenang, berolahraga, atau banyak berkeringat, dan harus mencuci muka setiap hari, karena minyak dan kotoran yang berlebihan dapat menimbulkan jerawat.

Seberapa lamanya waktu untuk mandi ?

Mandi secara bilas cepat tentu saja berbeda dengan mandi maraton selama 1 jam atau berendam dalam bak mandi. Semakin lama kita merendam dalam air, semakin besar dampaknya pada rambut dan kulit kita. Palmer mengatakan waktu ideal untuk mandi adalah 5 hingga 10 menit.

Suhu air juga dapat berpengaruh terhadap kulit kita. Saat cuaca di luar dingin, kita umumnya lebih cenderung mandi dengan air hangat. Namun Palmer merekomendasikan kita untuk mandi dengan air hangat ketimbang air panas, karena air panas dapat merusak fungsi minyak pelindung kulit, seperti sebum (minyak alami yang berfungsi menjaga kelembapan kulit).

Palmer juga menganjurkan kita untuk menggunakan sabun mandi baik batangan atau cairan yang berlabel pelembap untuk membantu kulit mempertahankan kelembapannya.

Pakar perawatan kulit tersebut juga menyarankan penggunaan sabun hanya pada area tertentu saat mandi : Gunakan sabun hanya pada area rawan bau seperti ketiak, selangkangan, bokong, dan kaki. Dengan gerakan gosoknya yang lembut. Tepuk-tepuk kulit hingga kering dengan handuk bersih usai mandi.

Paul Frysh mengungkapkan, bahwa parfum dan wewangian dapat menghilangkan kelembapan kulit. Jadi carilah sabun dan pembersih yang lembut. Bahkan kita bisa menemukan produk dengan label seperti “pembersih ringan”, “cocok untuk kulit sensitif”, atau “hipoalergenik”. (sin/yn)

Sumber: epochtimes