Dokter Membagikan 7 Tips Cara Mengatasi Gangguan Kesehatan Saat dalam Penerbangan

EtIndonesia. Orang bisa saja merasa tidak nyaman saat berada dalam penerbangan, namun belum tentu membawa obat-obatan atau mungkin tidak ada staf medis di sekitar yang bisa memberikan bantuan. Dalam situasi seperti itu, yang terbaik adalah kita menguasai cara mengatasinya. Di bawah ini terdapat beberapa tips yang dibagikan oleh dokter kepada kita, yang rasanya patut untuk kita ketahui bersama.

Menurut “Huffington Post”, bahwa penumpang pesawat bisa mengalami gejala yang tidak menyenangkan bahkan membahayakan diri, seperti mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, hidung tersumbat, pembekuan darah, sinusitis, tinitus, dan masih banyak lagi.

Danielle Qing, seorang dokter dan asisten profesor di Rumah Sakit Mount Sinai di New York, AS, mengatakan bahwa sinusitis parah dapat diperburuk oleh perubahan tekanan udara dalam kabin pesawat selama penerbangan, dan gejala mabuk udara seperti pusing juga dapat menjadi semakin parah karena pesawat mengalami turbulensi.

Daniel Chandler, seorang dokter keluarga di Tufts Medical Center di Boston, mengatakan kepada “Huffington Post”, bahwa mengalami gangguan kesehatan di dalam pesawat sulit diatasi karena kurangnya staf dan sumber daya di dalam pesawat.

Namun beberapa dokter membagikan 7 tips cara untuk mengatasi rasa tidak enak badan saat berada dalam penerbangan :

Jangan melihat ke layar monitor

Jika kita sedang mabuk udara, cobalah untuk tidak melihat layar ponsel atau layar TV dalam penerbangan, kata Daniel Chandler. Paling baik adalah tidur, tetapi jika tidak bisa, coba dengan mendengarkan musik atau file audio di podcast.

Danielle Qing menganjurkan agar memejamkan mata dan meredakan pusing dengan menggunakan kompres dingin.

Hindari menggerakkan kepala kecuali diperlukan, saran Rabia De Latour, asisten profesor kedokteran dan gastroenterologi di NYU Grossman School of Medicine. “Jika kita kebetulan duduk di bangku dekat jendela, maka boleh dengan menatap cakrawala,” katanya.

Tetap duduk

Beberapa kondisi medis mungkin menyebabkan kita perlu berulang kali pergi ke kamar kecil di pesawat, namun kecuali untuk itu, lebih baik tetap duduk diam, terutama jika kita merasa pusing atau sakit kepala.

Danielle Qing mengatakan : “Cobalah untuk tetap duduk, karena berdiri atau berjalan terkadang bisa memperburuk pusing atau sakit kepala.”

“Tetaplah duduk untuk menghindari risiko terjatuh atau cedera kepala,” tambah Rabia De Latour. Namun jika dimungkinkan untuk berbaring, jelas itu lebih baik lagi, tapi tidak mudah bisa dilakukan di pesawat.

Jika kita merasa pusing, kata Chandler, menundukkan kepala, memejamkan mata, dan membiarkan pusat gravitasi tubuh lebih rendah juga dapat meringankan.

Cobalah dengan makan sesuatu

Meskipun orang mungkin tidak memiliki nafsu makan ketika merasa sakit, Chandler menyarankan untuk meringankan gejala mual dengan makan makanan ringan seperti roti atau biskuit.

Banyak ahli menyarankan individu yang mengalami mual, muntah, atau diare untuk mengonsumsi makanan BRAT, yang terdiri dari makan pisang (banana), nasi (rice), apel atau saus apel (apple), dan roti panggang (toast).

Danielle Qing mengatakan bahwa bagi penderita diabetes sebaiknya membawa permen atau kue kering untuk mencegah hipoglikemia (penurunan kadar gula dalam darah) saat penerbangan.

Memenuhi kebutuhan hidrasi (tetap terhidrasi)

Jika kita mengalami mual atau ketidaknyamanan gastrointestinal, maka kebutuhan hidrasi tubuh kita harus tetap terjaga. Perlu minum air secara pelan dan berhati-hati.

Rabia De Latour menyarankan kita minum air tapi bukan minuman berkarbonasi.

“Para traveller biasanya tidak minum cukup air saat bepergian, sehingga dehidrasi adalah penyebab umum sakit kepala selama penerbangan,” kata Chandler. “Terkadang pusing hanyalah salah satu bentuk mabuk udara, namun terkadang itu bisa disebabkan oleh dehidrasi. Terutama saat orang sedang mabuk karena minum alkohol, lebih-lebih perlu banyak minum air.”

Minum obat

Danielle Qing menyebutkan bahwa saat bepergian, yang terbaik adalah menyimpan obat-obatan penting minimal selama 7 hari di dalam tas jinjing yang dibawa ke dalam kabin, untuk mencegah kehilangan bagasi terdaftar, terutama bagi pasien penderita diabetes atau angina pektoris.

Daniel Chandler mengatakan bahwa jika penumpang pesawat yang bisa mabuk udara atau mabuk perjalanan, sebaiknya membawa pil mabuk perjalanan seperti Dramamine. Diare juga merupakan gejala umum saat bepergian, jadi sebaiknya persiapkan obat terlebih dahulu sebelum berangkat.

Beritahu awak kabin pesawat

Jika mengalami muntah atau diare, sebaiknya hal tersebut diberitahukan kepada awak kabin. Dan umumnya mereka akan memberi minuman air untuk membantu yang bersangkutan agar kebutuhan kadar air dalam tubuhnya tidak menurun, atau agar tetap terhidrasi. Obat-obatan yang dijual bebas juga tersedia di banyak pesawat untuk membantu penumpang meringankan gejala. Dalam kasus yang sangat khusus, mereka bahkan mengizinkan penumpang tersebut untuk menggunakan toilet khusus.

Jika gejala sakit kepala atau pusing semakin serius, sebaiknya memberitahu awak kabin. Semakin banyak informasi penderita yang mereka miliki, maka akan semakin mudah bagi awak kabin untuk memberikan bantuan yang tepat.

Waspadai pembekuan darah

Danielle Qing mengatakan bahwa bagi penumpang pesawat yang memiliki riwayat pembekuan darah harus memberikan perhatian khusus pada saat mau melakukan penerbangan jarak jauh. Cara terbaik untuk mencegah pembekuan darah adalah dengan sesekali menggerakkan kaki dan berjalan-jalan di lorong kabin.

“Bengkak atau nyeri di salah satu kaki mungkin merupakan tanda penggumpalan darah,” katanya.

Chandler mengatakan bahwa pembekuan darah akibat penerbangan biasanya baru muncul setelah pesawat mendarat, namun penerbangan saat ini terkadang bisa berlangsung hingga 20 jam, jadi perlu berjalan-jalan di lorong kabin setiap 30 hingga 60 menit. Jika yang bersangkutan melihat satu kakinya membengkak, pastikan untuk memberitahu awak kabin tentang hal tersebut. (yn)

Sumber: epochtimes